Kedua anak kecil itu tidak memiliki banyak kekuatan di tangan kecil mereka, tetapi mereka saling berpelukan erat. Mata mereka tertutup, dan dada mungil mereka naik dan turun dengan lembut. Mereka diam, tapi hangat, seolah tidak ada yang bisa memisahkan mereka.
Gu Jinglian mendorong pintu hingga terbuka dan masuk. Dia berjalan ke inkubator. Di dalam, kedua anak kecil itu berbaring dengan tenang dengan mata tertutup. Sulit membayangkan bahwa hanya sehari yang lalu, mereka diam-diam meringkuk di dalam rahim Chu He. Sekarang, dia melihat mereka berhadap-hadapan.
Gu Jinglian menatap mereka, ekspresinya lembut, dan cinta di matanya tak berujung dan tak terduga. Dia sangat kontemplatif tentang bagaimana dia bisa menyajikan keindahan dunia kepada mereka. Dia berdiri di kamar bayi untuk waktu yang lama, enggan pergi. Dia juga memiliki pemahaman baru tentang definisi seorang ayah.