Chapter 3118 - Kepolosan 39

Saya telah menggunakan begitu banyak kekuatan sehingga ekspresinya membeku. Dia bisa dengan jelas merasakan ujung jariku yang gemetar dan terkejut.

Telapak tangannya juga berkeringat, dan buku-buku jarinya memutih.

Aku ragu-ragu lagi dan lagi sebelum tiba-tiba menatapnya. Aku mengumpulkan keberanianku dan memohon, "Kakak... ayo kita selalu bersama, oke?"

Ekspresinya membeku, dan sedikit kejutan melintas di matanya. Matanya bertemu mataku untuk sesaat sebelum dia dengan cepat membuang muka. Dia menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS