Mobil melaju kencang.
Hujan berangsur-angsur menjadi lebih deras. Saat tetesan air hujan seukuran kacang berceceran di kaca jendela mobil, Mu Yancheng memegang erat Meng Qingxue, yang bermandikan keringat dingin saat ini.
"Sakit…"
Erangan samar keluar dari mulutnya. Pria itu sangat terkejut sehingga dia menundukkan kepalanya untuk melihat wanita itu, yang matanya setengah menyipit. Kilatan lampu yang konstan di luar jendela berkedip melewati wajahnya, samar-samar menerangi dahinya yang dipenuhi butiran keringat.
"Dimana yang sakit?" Dia tampak tegang seketika.
"Sakit... sakit..."
Wanita itu bisa merasakan sedikit rasa sakit di perutnya begitu dia sadar. Tangannya mengelus perutnya tanpa sadar saat dia merasakan semburan rasa sakit mengalir di sekujur tubuhnya, yang hampir menghabiskan tekadnya. Tulang punggungnya menjadi kaku seperti batu, yang membuat tubuhnya yang tegang tidak bisa bergerak.