Suatu hari, ketika orang tuanya pergi, Lu Jingtian mencoba bangun dari tempat tidur sendirian dan berhasil meraba-raba ke pintu bangsal dengan menopang dirinya ke dinding. Dia ingin bekerja keras dalam rehabilitasi dan lebih sering bergerak untuk mendapatkan pemulihan yang cepat. Dengan begitu, dia bisa meninggalkan bangsal sakit ini yang dipenuhi bau desinfektan.
Dia perlahan-lahan berjalan keluar, memegangi dinding untuk mendapat dukungan, ketika dia tiba-tiba mendengar suara cekikikan seorang gadis kecil, yang datang dari dekat, dan melihat sebuah bola berguling mendekati kakinya.
Dia menatapnya dengan intens, mengertakkan giginya dengan tekad, dan mencoba mengulurkan tangan ke bola berukuran sedang, ingin mengambilnya. Jari-jarinya terbuka lebar, dan dengan susah payah, dia berhasil menggenggam bola di tangannya. Keberhasilan tindakan kecil ini menyalakan bola matanya dalam kebahagiaan.