Yun Shishi tercengang. Dia tidak tahu di mana harus meletakkan tangannya, dengan gugup meringkuk, tetapi akhirnya menempatkannya di dadanya.
Pria ini selalu menempatkan dirinya di atas yang lain seperti penguasa yang jahat dan kejam yang tidak bisa ditolak siapa pun.
Jadi, kelembutannya yang tiba-tiba dan tak terduga membuatnya lengah. Dia tidak tahu bagaimana merespons.
Di satu sisi, Mu Yazhe ganas dan kejam.
Di sisi lain, dia bisa bersikap lembut dan peduli dengan bagaimana dia menjadikannya biji apel di matanya.
Yang mana dia yang sebenarnya?
Yun Shishi tidak bisa lagi tahu.
Dia membenamkan dirinya dengan sepenuh hati, dan dia juga terperosok dalam kelembutan ini.
Perlahan-lahan, dia belajar untuk meresponsnya.