Chapter 1888 - Hasil Otopsi (1)

"Ketua Mu, apa kabar? Maaf atas keterlambatan saya! Apa yang bisa saya bantu?" Kepala yang terlihat senior berjalan untuk menjabat tangan pemuda itu dengan sinar lebar di wajahnya.

Mu Yazhe berdiri di tempat dengan dua tangan di saku celananya. Dia melirik dingin ke tangan yang terulur, tidak menunjukkan indikasi ingin menjabat tangannya.

Bagi kepala polisi ini, lelaki itu bahkan pelit dengan sapaannya dan itu membuat mantan polisi terkejut. Wajah senior itu langsung menunjukkan kecanggungan dan rasa malunya.

Polisi itu melihat ke bawah dan melihat ujung jarinya dilapisi debu. Dia buru-buru menyeka telapak tangannya di seragamnya dan terus tersenyum, "Aku minta maaf atas keterlambatanku lagi, Ketua Mu! Tolong maafkan keterlambatanku."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS