Chapter 172 - Panik

Di sebuah kamar hotel yang remang-remang, Yun Na membuka matanya yang mengantuk. Rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya mengingatkannya pada apa yang baru saja terjadi.

Dia minum anggur yang diberikan oleh He Lingxiang walaupun tahu itu akan mengarah ke mana. Para pria itu mencari kesenangan untuk menghabiskan waktu sebelum acara dimulai.

Dia tidak punya tempat untuk pergi dan nekat untuk menemukan cara untuk tetap tenang. Dia tidak ingin meninggalkan gala tanpa mencapai tujuannya.

Jika ada kesempatan, terlepas dari bentuknya, dia akan menggenggamnya.

Itu adalah impian utamanya untuk menjadi seorang bintang. Tertelan oleh keinginannya, dia akan melakukan apapun untuk sebuah kesempatan.

Dia membuka matanya dan duduk di tempat tidur. Saat itulah ketika dia melihat kekacauan di lantai.

Dia buru-buru menyalakan lampu dan terkejut melihat pemandangan di hadapannya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS