Dia memeluknya dengan mata penuh kerinduan mendalam.
"Apakah kamu tahu betapa aku merindukanmu ketika kamu tidak ada di sana dalam setengah bulan terakhir?"
Satu kalimat saja sudah cukup untuk membuat jantungnya berdegup kencang.
Suara jahatnya berdering di telinganya ketika napas lembab dari bibirnya membelai pipinya, menarik hati sanubari wanita itu.
Satu kata sederhana memiliki makna mendalam bagi nya.
Yun Shishi mengepalkannya tinju dengan gugup, wajahnya memerah karena malu yang mendalam.
Tentu saja, aku rindu...
Aku merindukanmu juga.
Namun, selain akting, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di set menghafal naskahnya. Setelah mereka mulai menembak, beberapa bagian plot berubah setelah ditinjau. Ada perubahan besar pada naskah untuk perannya dan dengan demikian, dia harus menghabiskan banyak waktu merevisi dialognya.
Tapi... ini bukan apa yang ingin dia lakukan.