Chereads / 4 Pahlawan / Chapter 6 - Kejadian 2 Tahun Lalu

Chapter 6 - Kejadian 2 Tahun Lalu

2 Tahun lalu...

"Ren, apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku sedang mencari sesuatu"

"?"

"Ah, dimana ya? Aku tak dapat menemukannya"

"Apa yang sebenarnya sedang kau cari, Ren?"

"Ah, itu. Aku sedang mencari tabunganku. Padahal aku ingat sekali. Kemarin aku menaruhnya disini."

"... Hoy, Bima!"

"A-Ada apa?"

"Kau yang mengambilnya kan?"

"J-Jangan asal nuduh kau, dasar"

"Baik, kalau begitu. Sini, biar ku geledah dirimu"

"Apa, maksudnya? Jangan-jangan kau mau..."

"Jangan mikir yang aneh-aneh. Aku bukan homo."

"Ah, iya. Aku baru keinget, kalau aku ada-"

"Gk ush kabur kau"

".... Jangan sentuh!"

"Aha, ketemu!"

"..."

"Sudah kuduga. Hey, Ren. Ini, aku menemukannya"

"Yang benar? Ah, Terima kasih Koel"

"Ah, tak masalah. Lagipula, untuk apa kau mengumpulkan spiral sebanyak itu?"

"Hehehe, sebenarnya aku ada rencana. "

"Rencana?"

"Iya, kalian juga harus ikut. Ayo!"

"Eeh... Mau kemana kita?"

"Lepaskan aku, sialan! "

Setelah, mereka pergi dari persembunyian. Dijalan mereka merasa sedang diikuti. Mereka pun memutuskan untuk menghiraukan nya. Tapi, mereka malah semakin mendekat, dan membuat kami semakin takut.

"Eh, Koel, Ren, sepertinya ada yang sedang mengikuti kita."

"Iya, dari tadi aku juga merasa seperti itu. Apa perlu kita lari aja?"

"Untuk apa? Mungkin saja, tujuan mereka juga harus lewat sini."

"Memang si, tapi apa iya? Mereka sudah mengikuti kita dari kita keluar persembunyian"

Tiba-tiba orang-orang yang dari tadi mengikuti kami itu, berlari kearah kami dan dengan cepat mereka mengambil kantung spiral yang berada ditangan Ren.

"Ah! Benar kan dugaanku! Woi, kembalikan! Dasar pencuri!"

"Tolong kembalikan!"

"Ayo, kita kejar!"

Merekapun mengejar pencuri itu, tapi beberapa menit kemudian, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan...

"Ah, ku... kumohon! Kem... balikan!"

"Hoi, bagaimana si, masa udh gk kuat. Dasar!"

"Ren? Kau baik-baik saja?"

Seketika, Ren pingsan

"Hoi, Ren! REN!"

------------------------------

"Um, anu Koel. Apa yang terjadi saat Ren pingsan?"

"Ya, kami juga tak tahu apa-apa saat itu. Yang kami tahu, saat itu dia mulai menjadi aneh."

"Aneh? Aneh bagaimana maksudnya?"

"Jadi, sesaat setelah dia pingsan. Ia bangkit kembali, tapi..."

"?"

-------------------------

"Hoi, kau sudah sadar toh. Ayo, cepat! Kita kejar lagi pencuri itu! "

"..."

"Hoi, Ren. Kenapa diam saja?"

"Hey, Bima. Sepertinya ada yang tak beres dengan Ren."

"Apa maksudmu?"

"Aku merasakan sesuatu yang tidak enak"

Tiba-tiba, Ren menatap kami dengan tatapan tajam. Matanya berwarna merah, seperti orang yg sedang kerasukan. Setelah ia menatap kami, ia tiba-tiba menghilang entah kemana. Lalu, kami mendengar suara teriakan. Suara yang sama dengan pencuri itu. Kamipun mengikuti arah teriakan itu dan mendapati... Para pencuri itu sudah terbunuh. Dan, yang tidak bisa dipercaya ialah orang yang membunuh mereka adalah Ren sendiri.

"Bunuh! Bunuh! Bunuh para sialan ini! Jangan... Beri... Mereka... Ampun"

Itu yang kami dengar setelah ia menghabisi para pencuri itu. Lalu, ia tiba-tiba berlari entah kemana. Karena takut terjadi sesuatu yang lebih buruk, kamipun mengikutinya. Dan, benar saja. Disaat kami sedang mengikutinya, kami juga menemukan beberapa penduduk yang sudah tak bernyawa. Setelah beberapa saat kami mengikuti, Ren berhenti disuatu rumah. Kami tidak tahu rumah siapa itu, yang jelas pasti ada suatu alasan mengapa ia kesana. Tak lama, seorang Petualang datang. Kamipun bersembunyi dibalik kotak sambil mengamatinya.

"Ren?"

"..."

"Apa yang terjadi? Mengapa kau berubah lagi?"

Hah? Berubah? Apa maksudnya?

"Sepertinya tak ada pilihan lain, sepertinya aku memang harus segera menyegel kekuatanmu itu. Kekuatan terlarang dari kota Zarathos"

Apa? Kekuatan terlarang? Zarathos? Bukankah itu salah satu kota terkuat? Tapi apa maksudnya itu?

"Kau... Kau kira, aku akan membiarkannya? Kau pikir... Apa yang kau tahu tentangku!"

"Tentu aku tahu semuanya. Kau pikir, dari mana kekuatan itu?"

"Ja... Jangan... Jangan-jangan... Kau juga yang telah membunuh orangtuaku!"

"Hah? Aku? Haha, jangan mengigau kau Ren. Bukankah yang membunuhnya adalah dirimu sendiri?"

Apa? Ren membunuh kedua orangtua nya sendiri?

"TIDAK! AKU... AKU TIDAK PERCAYA APA YANG KAU KATAKAN! "

"Tentu kau tidak akan percaya. Kau tahu? Disaat umurmu 3 Tahun, kekuatanmu tiba-tiba bangkit, dan kau mengamuk tanpa sebab. Setelah orangtuamu mati, aku yang harus mengurusmu. Dan, itupun terpaksa karna mereka sudah memberikanku upah. Tapi, kau tahu Ren? Mereka bukanlah orang tua kandungmu. Kudengar, mereka menemukanmu sedang mengapung disuatu sungai saat bayi, lalu merekapun memungutmu dan mulai merawatmu. Sungguh sial skali nasib mereka. Harus mengurus anak keturunan Zarathos."

"KAU... AKAN KUBUNUH KAU!"

"Hahaha, maaf saja. Tapi, kau tidak akan bisa membunuhku. 'Skill: De-Active!' "

{De-Active: kemampuan yang membuat pengguna dapat menghapus segala jenis kekuatan jahat dari lawan. Salah satu skill tingkat tinggi, yang hanya dapat dimiliki beberapa Paladin.

"ARRRGGGHHH...."

-----------------------

"Setelah petualang itu mengeluarkan skill, Ren pingsan. Dan, petualang itu langsung pergi. Kamipun segera menghampiri Ren, dan membawanya kembali ke tempat persembunyian. Disaat kembali, kami sepakat untuk tidak memberitahukan apa yang kita dengar kepada Ren."

"Anu, kenapa kau tidak memberitahukannya?"

"Dasar bodoh, tentu saja. Kalau ia mendengarnya, ia bisa saja mengamuk seperti dulu. Dan, lagi. Apa kau tahu berapa jumlah korbannya waktu itu?"

"M-Memangnya, berapa?"

"Yang kami dengar, korbannya hampir mencapai 100."

"Bukankah itu kejadian besar? Tapi, mengapa aku tidak pernah mendengarnya?"

"Ah, soal itu. Itu perintah dari Raja Mat'han. Ia takut, kalau itu akan membuat penduduk takut dan pergi dari kota."

"Tapi, kita beruntung. Tak ada yang mengenali wajah Ren. Sehingga, kejadian itu dapat dilupakan dalan waktu 3 bulan"

"Ya, semua berkat Raja Mat'han"

Disaat mereka sedang berbicara, tiba-tiba datang seorang Paladin.

"!"

"Bu-Bukan kah..."

"Yo"

"DIA PALADIN YANG WAKTU ITU, YANG MENYELAMATKAN KITA DIHUTAN"

"Haha, Terima kasih sudah mengingatnya."

"Tapi, apa yang kau lakukan disini?"

"Sebenarnya, aku kemari untuk bertemu tuan putri"

"Hah? Putri? Kau salah tempat bodoh! Mana ada putri dipenjara"

"Kalau aku jadi kau, aku tak akan berpikir seperti itu."

"Huh?"

"Baik, aku akan segera melepaskan mu nona"

"!"

"Tu-Tunggu dulu! Jangan-jangan..."

"... KAU TUAN PUTRINYA?"

"Anu? A-Aku?"

"Eh?"

"A-Aku tidak tahu apa yang kau sedang bicarakan. Dan, lagi siapa kau sebenarnya? Kau tak terlihat seperti petualang"

"Eh? (Apa yang sebenarnya terjadi? Pertama Ren, Sekarang Xana?) "

"Ah, maaf atas kecerobohan saya. Saya, Jovi, Kepala Pelayan anda"

"APA? KEPALA PELAYAN?"

___________________

BERSAMBUNG~~

------------------------------