Ludius segera menyembunyikan lengannya yang terluka dari pandangan Silvia. "Darah apaan?. Sayang, kamu mungkin salah dengar. Lebih baik kamu istirahat lagi. Kita sedang dalam perjalanan menuju bandara dan kembali ke China sore ini juga".
"Beneran kamu tidak apa-apa?. Ohya.. kita belum berpamitan dengan Ibu, masa kita pergi tanpa berpamitan dengannya".
"Maafkan aku Sayang, Kepergian kita memang mendesak. Tapi aku sudah menghubungi Ibu dan berpamitan dengannya di telefon. Ibu memahaminya dan meminta kamu untuk menjaga diri dengan baik".
Silvia yang masih penasaran dengan perkataan Ludius tentang darah membuatnya memperhatikan Ludius dari ujung kepala sampai kaki. Dan Silvia merasa aneh dengan lengan Ludius yang selalu di tutupi. "Jangan pernah membohongiku Tuan Lu.. Kamu sedang terluka kan?". Tanya Silvia selidik.
"Sayang.. Apakah kamu sedang mengkhawatirkanku?". Tanya Ludius dengan tatapan jahilnya. Ludius semakin mendekati wajah Silvia yang menghindar dari tatapannya.