Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 255 - Seluruh Six Arms Berkumpul

Chapter 255 - Seluruh Six Arms Berkumpul

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 22:10

Ada sekelompok orang mencurigakan yang terlihat seakan melebur ke dalam kegelapan.

Seluruhnya memakai perlengkapan berbeda dan atmosfir mereka benar-benar berbeda dari prajurit biasa. Jika

seseorang harus menyebutkan bau dari mereka yang paling dekat, mungkin adalah para petualang.

Yang ada di depan adalah seorang pria dengan fisik yang kasar. Selanjutnya adalah pria kurus dengan seorang

wanita yang mengenakan kain sutra tipis. Seseorang dalam jubah yang mengikuti mereka dari belakang dan

akhirnya, ada seseorang yang mengenakan armor full plate.

Pada arah kelompok yang mereka tatap itu, ada sebuah pintu yang terbuka lebar. Di dalamnya tertutup oleh

kegelapan dan tidak ada lagi kehadiran orang lain. Meskipun ketika melihat ke sekeliling, kelihatannya tidak

ada siapapun.

Ini aneh. Semua barang yang ada di dalam rumah bordil telah dibawa dan dikirim kepada salah satu kantor

prajurit. Namun, itu bukan hal yang wajar jika mereka tidak meninggalkan satupun prajurit penjaga hanya

karena tidak ada apapun disana. Jika seseorang benar-benar melihat ke arah pintu masuk yang tidak ada

orangnya. mereka akan melihat api yang menyala dan menyadari bahwa mereka sedang berjaga di malam hari.

Tapi alasan mengapa tidak ada seorangpun yang terlihat adalah karena orang-orang itu menggunakan otoritas

mereka untuk menyingkirkan para penjaga.

Pria yang mirip dengan batu besar berdiri di depan - Zero, mengirimkan tatapan menakutkan ke arah rumah

bordil yang tertangkap dan berbicara dengan suara lirih, seakan dia menemukan itu adalah hal yang hina.

"Benar-benar sebuah lelucon. Aku akan meminta maaf kepada Cocco Doll. Aku meminjamkan Succulent

padanya, seorang anggota Six Arms dan mereka masih jatuh dengan mudah begini. Dan itu bahkan di hari yang

sama... benar-benar, lelucon macam apa ini..."

Zero mengirimkan tatapan tajam ke arah bahunya kepada orang yang tertawa terkekeh-kekeh yang datang dari

belakang. Wanita yang memakai kain sutra tipis mengetahui kepribadian Zero dengan baik dan cepat-cepat

merubah topik.

"Ah, benar benar. Jadi boss, apa yang harus kita lakukan ? Apakah kita akan membunuh Succulent yang

tertangkap ? Dia ada di kantor penjaga jadi sulit untuk menggunakan kekuatan. Kalau begitu kita harus

meminjam seorang assassin dari divisi yang berbeda... apa yang harus kita lakukan ?"

"Tidak, kita tidak akan melakukan hal itu. Dia masih berguna. Aku akan meminta kepada pangeran untuk

segera melepaskannya... Ini akan menjadi pengeluaran yang tidak terduga. Cari tahu selera sang pangeran."

Pria kurus dengan penampilan yang terlihat sembrono menanyakan sesuatu.

"Dan Cocco Doll?"

"Dia kelihatannya akan menggunakan koneksinya sendiri. Jika dia meminta, maka dia akan menggunakan

koneksi kita sebagai permintaan maaf. Dan juga, apa yang terjadi dengan daftar dari Clien ? Tidak ada

informasi apapun tentang jatuhnya daftar itu kepada petugas patroli."

"Tidak ada berita mengenai hal itu sejauh ini. Lebih tepatnya, saya belum mendengar detil lebih jauh apapun

dari masalah ini."

Suara yang datang dari jubah itu gelap. Itu seperti sebuah gaun kosong yang mengalir ke dalam lubang di dalam makam yang mengirimkan getaran yang mengalir ke bawah tulang belakangnya.

"Itu adalah sesuatu yang sangat ingin aku dapatkan. Itu bisa digunakan untuk membuat segala macam

ancaman."

"Jangan mengatakan hal yang bodoh. Jika kita ingin menyimpannya, itu hanya akan membuat kita terlihat jauh

lebih mencurigakan. Yang lain mungkin akan berpikir bahwa kita sudah merencanakan semua ini terjadi. Jika

kita menemukan daftar itu, kita akan menyembunyikannya di lokasi yang aman dan menyerahkannya nanti

kepada Cocco Doll dengan sebuah permintaan maaf. Disamping itu, mungkin saja itu ditulis dalam sebuah kode

yang tak bisa dipatahkan oleh metode biasa jadi bagaimanapun juga tidak berguna bagi kita."

Atas ucapan Zero, pria kurus itu mengangkat bahunya saat dia bicara.

"bagaimanapun, aku akan pergi ke dalam nanti dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan daftarnya.

Jika mereka memilikinya, mungkin saja ada di tempat penyimpanan rahasia atau sesuatu. Dengan begitu, ini

memang menakjubkan. Bagaimana lubang itu dibuat ? Senjata... apakah itu magic ?"

"Itu adalah sebuah tinju."

Mata setiap orang jatuh kepada Zero. Dia mengulangi lagi dirinya sendiri, menyatakan bahwa bekas ini dibuat

oleh sebuah tinju.

"Sebuah tinju huh.. itu menakjubkan~"

"-Dasar bodoh. Ini bukan apa-apa."

Dia memotong kekaguman si wanita dan, mengumpulkan nafasnya, Zero menusuk pintunya dengan tinjunya. Tangannya masuk ke dalam pintu itu seakan merobeknya seperti kertas. Saat Zero pelan-pelan menarik

tinjunya, meninggalkan lubang yang sama dengan yang sebelumnya dibuat oleh Sebas.

Terlihat bengong, pria kurus itu membuka mulutnya.

"Kamu tak bisa menggunakan bos sebagai perbandingan... Yah, musuh memiliki skill yang cukup untuk bisa

menembus pintu yang diperkuat dengan baja dan mengalahkan Succulent, meskipun dia adalah yang terlemah

diantara Six Arms. Aku rasa kita harus mempertimbangkannya sebagai musuh yang tangguh, ya kan ?"

"Omong kosong. Hanya karena orang itu kalah tidak berarti bahwa lawannya kuat."

Yang tudungnya ditarik dalam ke atas kepalanya berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan penghinaan.

"Jika ilusinya sudah diketahui, maka kekuatan tempurnya akan jatuh jauh di bawah kita. Dia memang kuat

ketika ada perbedaan besar dalam kemampuan antara dia dan lawannya. Tapi jika mirip atau dia jatuh sedikit di

bawahnya, maka kekalahannya sudah pasti terjadi. Kalian semua seharusnya tahu ini baik-baik."

Ada tawa samar. Itu adalah sebuah tawa yang setuju dengan komentarnya dan di waktu yang sama, sebuah

hinaan bagi seseorang yang memiliki skill di bawah mereka.

"Dengan begini, biar kutanya, apa yang harus kita lakukan ? Apakah kamu akan cuci tangan ? Aku kira

bentrokan tidak akan terbukti menguntungkan, mempertimbangkan kerugiannya."

"Bodoh."

Suara Zero dipenuhi dengan sebuah kemarahan yang tidak bisa dia tahan.

"Jika kita tidak membunuh yang menyerang rumah bordil ini dan memberikan sebuah contoh, nilai kita akan

jatuh. Dari titik ini, jangan berpikir tentang kerugian. Seluruh Six Arms akan melangkah ke depan dan

membunuh penyusup - 'Undying King' (Raja yang tak bisa mati Deibanock)"

Yang memakai jubah mengangkat tangannya. Tangan yang bukan milik orang yang hidup menggenggam

sebuah bola dengan erat. Bola itu merespon emosi dari pemiliknya dan

mengeluarkan aura aneh.

"'Void Executioner' (Algojo Hampa) Peshurian."

Yang memakai armor full plate yang terdiam hingga sekarang memukulkan tinjunya ke arah dada dan suara

keras bisa terdengar.

"'Dancing Scimitar' (Scimitar Yang Hampa) Edstrom."

Dengan sebuah denting dari gelang logam di sekeliling lengannya, wanita yang memakai sutra tipis dengan

anggun membungkukkan kepalanya.

"'Thousand Kills' (Seribu Kematian) Malmvist."

Pria kurus itu mengumpulkan tumit sepatunya dengan suara klik.

"Dan aku, 'Battle Demon' (Iblis Pertempuran) Zero!"

Seakan setuju, mereka yang ada di sekeliling Zero semuanya menganggukkan kepala mereka.

"Pertama, kita akan membayar uang jaminan untuk Succulent dan yang lainnya yang tertangkap dan

mengumpulkan informasi. Ketika sudah selesai... cari orang yang tahu caranya menyiksa. Kita akan

menunjukkan penyusup itu neraka. Dia akan menyesal dengan hebat kebodohannya!"