"Itu akan sulit."
"Mengapa?"
"Aku sudah bilang padamu. Orang-orang hanya perduli dengan keuntungan yang ada di depan mereka - ada yang lebih memilih stabilitas. Meskipun jika kamu menjaminnya ada tiga puluh persen peningkatan setelah enam tahun, tentu saja akan ada orang yang meragukannya."
"Aku...tidak mengerti. Hasil dari ladang yang aku coba memang menguntungkan..."
"Meskipun jika percobaannya berjalan baik itu masih belum absolut."
"..Memang aku belum mengujinya di bawah setiap kondisi yang memungkinkan, jadi aku rasa memang tidak. Menghitung untuk setiap fitur geologi dari tanah atau cuaca akan membutuhkan percobaan dalam skala besar."
"Maka itu akan sulit. Bahkan tidak tahu jika peningkatan tiga puluh persen di masa depan adalah maximalnya atau rata-ratanya akan membunuh argumenmu. Itu artinya kamu harus mampu menjanjikan keuntungan yang signifikan beserta keuntungan dalam jangka pendek."
"Bagaimana jika kita menyediakan dua puluh persen itu gratis selama enam tahun?"
"Fraksi bangsawan saingan akan gembira karena raja akan kehilangan kekuatan."
"Tapi jika kita bisa mengamankan barang sebanyak yang kita berikan setelah enam tahun, kekuatan negara akan melihat sebuah peningkatan..."
"Maka kekuatan bangsawan tandingan akan meningkat pula sementara kekuatan raja akan jatuh dua puluh persen. Para bangsawan di dalam fraksi raja tidak akan menyetujuinya."
"kalau begitu kita tanya para pedagang dan..."
"Kamu membicarakan tentang Pedagang besar ya kan? Mereka memiliki konflik sendiri. Tanpa hati-hati meminjamkan kekuatan mereka kepada Fraksi raja bisa berakibat pada kemampuan mereka untuk melakukan bisnis dengan benar terhadap fraksi lain."
"Itu terlalu sulit... Lakyus."
"...Kamu tak bisa menyelesaikan pekerjaan jadi kebijakanmu akan berakhir dengan banyak titik celah. Yah... aku mengerti bahwa dua fraksi besar membuatnya sangat sulit... Bagaimana kalau mengurusi masalah-masalah di istana?"
"Kurasa kakakku takkan memperbolehkannya."
"Ah, si idi... orang-orang yang meninggalkan kehormatan mereka di kandungan ibu hanya untukmu."
"Kami bahkan tidak memiliki ibu yang sama."
"Wah, jadi dari sisi ayah kalau begitu. Lagipula, tidak kukira bahkan keluarga kerajaan tidak dekat, benar-benar melelahkan..."
Saat ruangan menjadi tenang, dia menyadari bahwa diskusinya sudah selesai.
"Ah, sekarang masuk sudah tidak apa. ya kan, Renner?"
"Apa?"
Suara itu membuat jantung Climb berdegup kencang di dadanya. Dia heran kalau dia sudah tahu Climb ada disini dan di waktu yang sama, merasa kelihatannya memang dinantikan. Climb pelan-pelan membuka pintu.
"-Permisi."
Pemandangan yang akrab masuk ke dalam mata Climb.
Mewah tetapi tidak terlalu mencolok- di dalam ruangan, dua orang gadis pirang duduk mengelilingi meja di ambang jendela.
Salah satunya jelas adalah tuan pemilik dari kamar ini, Renner.
Dan gadis yang ada di seberangnya adalah dia, dengan pupil mata hijau dan bibir berwarna pink yang menunjukkan sinar yang sehat. Kecantikan sedikit di bawah Renner tapi dipenuhi dengan daya tarik yang berbeda. Jika Renner adalah kilauan permata, maka dia adalah kilauan kehidupan.
Lakyus Albein Dale Aindra.
tapi hanya karena dia adalah 'milikmu'."
Renner sedikit tersipu dan menutup kedua pipinya dengan tangannya. Climb yang canggung memalingkan muka darinya dan matanya langsung terbuka lebar.
"Apa?!"
Terkejut, Climb menurunkan tubuhnya, memegang pedang yang dikencangkan di pinggang dan bergerak melindungi Renner. Lagipula mengeluarkan helaan nafas lagi.
"Climb terkejut karena kamu seperti itu."
Suaranya yang tenang tidak ada peringatan apapun atau rasa cemas. Mengerti apa artinya, Climb merasakan tekanan meninggalkan bahunya.
"Mengerti, boss."
Gadis yang sedang duduk di dalam bayangan meloncatkeluar dalam satu nafas.
"-Tia seharusnya mengumpulkan informasi hari ini. Tiga orang dari kami seharusnya mengunjungi istana hari ini, tapi boss jahat kami tiba-tiba memerintahkan sebuah pekerjaan. Semuanya adalah kesalahan dari bos jahat."
Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah suara Tina. Climb mengalihkan matanya dari senyum mengerikan Lakyus dan bertanya.
"Ternyat begitu... jika ada kesempatan, lain kali, aku ingin bertemu dengannya setidaknya sekali."
"Climb, Tina-san dan Tia-san adalah kembar; bahkan ukuran rambut mereka mirip."
"Jadi jika kamu melihat salah satunya maka ada masalah."
Meskipun ada atau tidak ada masalah bukanlah hal yang penting, Climb menunjukkan dia mengerti.
Bagaimanapun, Climb merasa malu dengan tatapan tanpa ampun dari Tina. Saat dia akan mengabaikannya, terpikir dia melihat ada yang tidak dia miliki membuatnya bersiap dan bertanya.
"Apa itu?"
"Terlalu besar."
"..Apa?"
Climb tidak tahu apa yang dia katakan. Seakan banyak tanda tanya mengapung di atas kepala Climb, Lakyus menyela dengan meminta maaf.
"Bukan apa-apa. Dia hanya bicara sendiri. Jangan khawatir tentang itu, Climb. Tidak, memang benar, jangan khawatirkan itu. Aku serius."
"Ya..."
"...Apa yang dia bicarakan, Lakyus?"
Meskipun Climb memaksa dirinya setuju, Renner yang bingung menyela. Lakyus melihat Renner dengan ekspresi masam.
Cintanya.
Dia menggenggam perasaannya dan menekan kuat. Namun, dia mengatakan kalimat yang dia ulang berkali-kali sebelumnya.
"Terima kasih. Renner-sama."
Pesannya sangat jelas. Ada garis jelas yang digambar diantara mereka - posisi sebagai tuan dan bawahan - meskipun sangat sedikit, Climb melihatnya - karena dia telah mengawasinya sejak lama, jejak kesedihan yang teramat sangat sedikit pada senyum Renner.
"Tidak apa. Lagipula, kita sudah ngelantur. Mari kita kembali ke topik utama?"
"Ini tentang Eight Fingers. Aku menghentikan bagian dimana kami terpecah menjadi tiga desa mereka yang digunakan untuk menanam obat-obatan dan membakar ladangnya, ya kan?"
Mendengar nama itu, wajah tanpa ekspresi Climb sedikit mengerut.
'Eight Fingers', sebuah organisasi kriminal yang beroperasi dalam kegelapan di dalam Kingdom.
Tuannya yang terhormat bertindak untuk melakukan sesuatu kepada kelompok itu.
Sedangkan untuk ladang yang terbakar, seseorang bisa membayangkan skenario terburuk untuk penduduk desa yang menggantungkan hidup kepada menanam obat-obatan untuk hidup. Namun, kehidupan para penduduk desa itu adalah pengorbanan yang perlu untuk menyingkirkan obat-obatan yang telah menggerogoti Kingdom.
Jika Renner memiliki otoritas absolut, maka segala tindakan akan diambil. Tapi meskipun dia seorang putri, dia tidak memiliki pendukung. Pilihan satu-satunya adalah membuat keputusan dengan hati dingin untuk menyelamatkan siapapun yang harus dia selamatkan dan memotong yang lainnya.
Seharusnya dia mempetisikan kepada ayahnya, sang raja, maka mungkin baginya untuk menyerang dengan kekuatan militer atau politik, tidak diragukan lagi bahwa informasi itu akan bocor dan bukti-bukti akan dihapus.