Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 4:15
Terletak di area yang terdalam di ibukota Re-Estize kingdom ada istana Ro-Lente. Dinding-dindingnya mengelilingi tanah yang luas terbentang berukuran 1400 meter dengan cincin pelindung yang terdiri dari menara pengawas berbentuk silinder yang besar dengan jumlah dua belas.
Ruangan tersebut terletak di dalam salah satu dari dua belas menara ini.
Dengan seluruh lampu yang padam, seseorang berbaring di atas tempat tidur di ruangan itu. Dia berada di usia yang rapuh, perbatasan antara seorang anak laki-laki dan seorang pria dewasa.
Rambutnya yang pirang dipotong pendek dan kulitnya yang kecoklatan menunjukkan kulit yang sehat.
Climb.
Tanpa nama belakang, dia adalah satu-satunya yang diberikan izin untuk berdiri pada jarak yang terdekat dengan seorang gadis yang disebut sebagai 'Golden Princess' (Putri Emas), seorang prajurit yang mengundang kecemburuan dari banyak orang.
Dia terbangun bahkan sebelum matahari terbit.
Saat dia sadar dari dunia kegelapan, otaknya langsung menjadi tajam dan fungsi tubuhnya hampir seluruhnya kembali. Tidur dengan baik dan bangun dengan tepat adalah salah satu hal yang sangat dibanggakan oleh Climb.
Mata Sanpaku miliknya terbuka lebar, menunjukkan semangat seperti baja yang tertanam di dalamnya.
TL Note : Mata Sanpaku adalah mata dimana terlihat mata putihnya di atas dan bawah dari selaput pelangi atau iris.
Climb menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya ke samping dan berdiri. Meskipun ini adalah musim panas, dinding-dinding batu yang mengelilinginya artinya bahwa malam masih dingin.
Dia menggosok matanya dan melihat jarinya yang basah.
"..Mimpi itu lagi."
Climb menggunakan lengan bajunya untuk mengusap air mata dari wajahnya.
Sebuah ingatan dari saat ketika dia masih anak-anak, hujan deras dua hari lalu pasti yang membuatnya teringat.
Air mata itu bukanlah air mata kesedihan.
Berapa kali dalam hidupnya seseorang akan bertemu dengan orang lain yang layak untuk dihormati? Seseorang yang rela kamu berikan nyawa untuk melayaninya... berapa banyak?
Gadis yang Climb temui di hari itu adalah orang seperti itu.
Ini adalah airmata kegembiraan, air mata bersyukur kepada keajaiban yang diciptakan dari pertemuan mereka.
Climb berdiri, wajahnya menunjukkan determinasi yang kuat dan energi masa muda yang cocok dengan usianya.
Suaranya, yang kasar karena latihan yang berlebihan, mengucapkan sebuah kata.
"Light."
Lampu yang menempel di atap merespon kata kunci dan menyinari bagian dalam ruangan dengan cahaya putih. Sebuah item magic yang diberi mantra dengan 'Continual Light'.
Meskipun mereka banyak digunakan, alasan mengapa dia diberi item yang mahal seperti itu bukan karena posisinya yang spesial.
Meskipun itu hanya lampu, membakar sesuatu di dalam menara yang terbuat dari batu, dengan sirkulasi udara yang buruk, adalah hal yang tidak aman. Itulah kenapa hampir setiap ruangan diberi sumber lampu magic, meskipun biaya pengembangan awalnya yang besar.
Lantai dan dinding-dinding disinari oleh cahaya yang terbuat dari batu. Sebuah karpet tipis terbentang digunakan untuk usaha yang sia-sia dalam menutupi hawa dingin, permukaannya keras. Selain itu, yang menghiasi kamar itu termasuk tempat tidur kayu yang jelek, lemari yang sedikit lebih besar untuk mengakomodasi senjata-senjata dan armor, sebuah meja dengan laci-lacinya, dan bantal tipis tergeletak di kursi kayu.
Orang luar yang melihati ini mungkin akan berpikir ini tidak mengesankan, tapi bagi mereka yang berada di tingkat yang sama dengan Climb, itu adalah perlakukan yang sangat membikin iri.
Prajurit tidak mendapatkan kamar pribadi. Mereka ditempatkan ke dalam ruangan besar dengan tempat tidur susun. Tidak termasuk tempat tidur sendiri-sendiri, perabot yang diberikan kepada para prajurit adalah lemari kayu dengan sebuah kunci untuk menempatkan barang-barang pribadi mereka.
Dan juga, di sudut ruangan itu ada armor full plate berwarna putih. Armor tanpa noda sedikitpun itu memiliki kilauan yang membuatnya seakan bersinar. Tak ada prajurit infanteri yang mendapatkan equipment seperti itu.
Perlakuan spesial ini bukanlah hal yang didapatkan oleh Climb dengan kekuatannya sendiri, tapi sebagai isyarat hutang budi dari tuannya yang dia sumpah setia. Oleh karena itu, tidak mungkin hal tersebut tidak mengundang kecemburuan dari yang lainnya.
Dia membuka lemari dan berganti sambil menatap cermin yang menempel di dalamnya.
Setelah berganti dengan pakaian yang lusuh dan berbau logam, dia lalu memakai kaos rantai di atas seluruh pakaiannya. Biasanya ini adalah dimana dia memakai armor full plate miliknya, namun, dia lebih memilih rompi dengan banyak saku dan menyelesaikannya dengan celana panjang. Di tangannya terdapat tongkat kayu yang dibungkus handuk.
Terakhir, dia melihat dirinya di cermin, memeriksa apakah ada yang lewat, memastikan perlengkapannya rapi.
Kesalahan apapun di tubuh Climb bisa menjadi potensi yang melukai tuannya, 'Putri Emas' Renner.
Itulah kenapa dia harus selalu waspada. Alasan hidupnya bukan untuk menyebabkan tuannya terluka. tetapi untuk mengabdikan seluruh milik Climb kepadanya.
Climb menutup matanya di depan cermin dan memikirkan wajah tuannya.
Putri Emas - Renner Theiere Chardelon Ryle Vaiself.
Seperti seorang dewi, pikiran yang baik hati dan bercahaya cocok dengan darah bangsawannya, dan kebijaksanaannya yang telah menghasilkan berbagai macam keputusan.
Dalam kalimat yang paling benar, seorang bangsawan diantara para bangsawan, wanita yang hebat.
Memiliki kemilau emas, tak ada yang boleh menodai permata yang sempurna seperti itu.
Jika seseorang membandingkannya dengan sebuah cincin, Renner mirip dengan potongan berlian yang besar dan mengkilap. Lalu Climb itu apa? Dia adalah tatakan permata dimana perhiasan itu diletakkan. Bahkan sekarang, nilainya berkurang karenanya, dia tidak bisa membiarkan semakin bertambah buruk.
Climb tidak bisa menghentikan dadanya yang semakin hangat ketika memikirkan tuannya.
Bahkan seorang yang mengaku beriman penuh akan sangat tertekan karena tak bisa mengalahkan silaunya Climb yang sekarang.
Setelah menatap dirinya sendiri di cermin untuk beberapa saat, Climb, yang telah bertekad untuk tidak menjadi rintangan bagi tuannya, menganggukkan kepala puas dan melangkah ke luar ruangan.