Sementara suara itu menarik perhatian dari lizardmen, di belakang skeleton-skeleton tersebut beberapa pepohonan hutan telah jatuh.
Hanya ada satu alasan mengapa pohon besar seperti itu jatuh. Seseorang telah memotong mereka.
Ini menyebabkan kegaduhan di antara lizardmen.
Saaat mereka tidak bisa melihat bagaimana memotongnya, mungkin saja ini adalah pekerjaan dari beberapa makhluk. Namun, timing antara masing-masing pohon yang jatuh terlalu dekat. Setelah beberapa kali gerakan berirama dari skeleton-skeleton tersebut, mungkin saja beberapa makhluk yang bekerja sama bisa melakukannya, tapi tidak seorang lizardmen pun yang berpikir itu adalah penyebabnya.
Sebuah pertanda aneh bergelantungan di hati mereka, perasaan bahwa ini adalah ulah dari satu orang makhluk.
Ini karena tidak ada suaa pedang yang memotong pepohonan itu sebelum jatuh. Itu artinya mungkin saja terjadi bahwa pepohonan itu dipotong oleh satu orang dalam satu kali tebasan.
Kekuatan dan senjata macam apa yang bisa memotong pohon besar dalam satu tebasan?
Bunyi gedebuk dari pepohonan yang jatuh bersama-sama dengan benturan-benturan perisai itu semakin dekat dengan lizardmen.
Perasaan gelisah semakin memuncak. Ini memang bisa diduga, bagaimana bisa seseorang bisa tetap tenang di dalam situasi semacam itu. Bahkan Zenberu yang sudah bertekad untuk mati, atau Zaryusu dan Shasuryu gemetar meskipun mereka menyembunyikannya dengan baik.
Beberapa saat kemudian, yang membuka jalan di hutan menunjukkan diri. Di waktu yang sama, suara benturan perisai itu telah berhenti.
Di ruangan yang sepi dan mengerikan, sebuah lingkaran biru yang halus muncul di depan mereka. Jika bukan karena awan yang tebal, tidak akan ada yang tahu seberapa cerah pantulannya jadinya.
Tubuh yang besar itu memiliki tinggi 250cm terlihat seperti seekor serangga yang berdiri dengan dua kaki. Penampilannya seperti seekor semut atau belalang sembah, sebuah hybrid yang terlahir dari iblis yang tidak karuan.
Exoskeleton (Rangka luar) yang keras memiliki udara yang beku di sekitarnya, berkilauan seperti debu intan (diamond dust).
Memiliki ekor yang berduri dengan panjang dua kali tingginya dan rahang yang kuat dan terlihat cukup kuat untuk mengunyah lengan manusia dalam sekali gigitan.
Dia memiliki empat lengan cakar dengan sarung tangan berkilauan yang menghiasi masing-masing lengan. Sebuah kalung emas yang bundar tergantung di lehernya dan gelang kaki perak menghiasi kakinya
Makhluk kuat yang setara dengan Maharaja Kematian - membuat kemunculannya.
Jadi ini Cocytus?
Jantung Zaryusu berdetak kencang dan nafasnya menjadi tidak beraturan.
Tak ada lizardmen yang bicara. Mata mereka terpaku kepada monster yang menunjukkan diri, tak mampu mengalihkan pandangan ke arah lain. Meskipun mereka ketakutan, mereka juga takut untuk memalingkan wajah.
Kelompok itu mundur secara tidak sengaja. Baik lizardmen yang datang dengan semangat bertarung yang berapi-api atau Zaryusu dan yang lainnya yang kemari dengan tekad untuk mati, seluruhnya terpaku di depan kekuatan yang menguasai.
Aku tahu Maharaja Kematian sedang menahan diri, tapi tidak kukira makhluk yang kuat yang ingin bertarung semengerikan ini.
Bahkan dengan magic yang bisa menekan rasa takut, hasrat untuk kabur masih muncul dari dalam diri Zaryusu. Itu adalah keajaiban lizardmen lain yang tidak dilindungi oleh mantra seperti itu tidak kabur.
Cocytus semakin mendekat.
Dia berjalan ke dalam wetland, melewati skeleton-skeleton itu dengan berlagak seperti yang terkuat --
Cocytus berhenti sekitar tiga puluh meter di depan lizardmen, di atas sebuah bukit kecil. Cocytus lalu menggerakkan wajahnya yang seperti serangga di lehernya yang anjang. Dia terlihat seperti sedang mencari seseorang.
Zaryusu merasakan tatapan Cocytus yang tersandar kepadanya untuk sesaat.
"--Baiklah, Ainz-sama sedang melihat, jadi tunjukkan kekuatan kalian. Sebelum itu, [Ice Pillar]"
Dengan mengaktifkan sebuah mantra, dua pilar es keluar dari tanah diantara lizardmen dan Cocytus, sekitar dua puluh meter panjangnya.
"Ini mungkin tidak sopan bagi para warrior yang datang dengan tekad siap mati, tapi ketahuilah, hanya kematian yang menunggu siapapun yang menyeberangi pilar-pilar es ini."
Cocytus menyilangkan dua lengannya, dengan bahasa tubuh kelihatannya memberikan sinyal untuk menyerahkan keputusan kepada lizardmen.