Pertarungan Iguvua dan Zaryusu masih terus berlanjut. Wajah mereka terpantul pada mata satu sama lain. Zaryusu melihat tatapan Iguvua yang sedikit teralihkan darinya. Wajah datar Undead itu tiba-tiba berubah menjadi mengerikan. Apa yang terjadi membuat beku tubuh dan otak Zaryusu.
Dia mendengar suara air yang terpercik di belakangnya. Seseorang telah roboh.
"Lihat! Teman-temanmu telah roboh!"
Dia tidak bisa menoleh ke belakang. Mungkin memang benar, mungkin juga salah. Meskipun itu membuat sisik-sisiknya berdiri, tapi musuh di depannya memiliki tenaga yang luar biasa. Dia tidak bisa menolehkan kepalanya untuk mencari tahu. Saat dia menolehkan kepalanya, pertarungan akan selesai. Zaryusu tidak bertarung selama ini hanya untuk kalah karena alasan yang bodoh.
Zaryusu melawan untuk mengamankan kemenangan dengan erat di tangannya.
Jika Iguvua berkata benar, akan buruk jadinya jika dia tidak segera menghabisi bala bantuan musuh.
Zaryusu menguatkan dirinya untuk menerima serangan magic selanjutnya ketika dia mendengar suara seseorang yang bangun dari air dan tulang-tulang yang retak.
"Zaryusu! Kami sudah menyelesaikan yang disini! Sisanya- adalah terserah padamu!!"
"「Middle Cure Wounds」"
Zenberu meraung karena luka yang hebat dan suara dia jatuh ke air sampai di telinga Zaryusu.
Saat suara serah Crusch terdengar, luka Zaryusu akhirnya tertutup.
"Muu—!"
Wajah Iguvua terlipat tidak senang. Tanpa menoleh ke belakang, Zaryusu tahu dua orang itu sudah menyelesaikan tugas mereka dengan sempurna. Apa yang tersisa adalah--
"Giliranku!"
Iguvua menggunakan tongkatnya untuk menangkis Frost Pain yang datang kepadanya.
"Ku ku ku... Aku adalah Lich Iguvua, jangan meremehkanku hanya karena aku tidak ahli dalam pertarungan melee!"
Meskipun dia berkata seperti itu, Iguvua bisa tahu peluang menangnya sangat rendah.
Dalam pertarungan satu lawan satu, Iguvua bisa menang dengan atribut fisik yang lebih unggul. Tapi lizardmen putih di belakang terus menyembuhkan lizardmen di depannya, merubah jalannya pertarungan dalam istilah sisa health.
Hanya satu dari tiga pukulan yang dipentalkan. Dua lainnya telah merobek tubuh Iguvua. Meskipun dia memiliki pertahanan terhadap senjata sabetan seperti skeleton dan dengan tanmbahan serangan es yang dinetralkan, situasinya sangat mendesak.
Iguvua merasa panik.
Aku adalah ciptaan dari Supreme Being Ainz Ooal Gown, Komandan dari pasukan ini. Aku tidak boleh gagal!
Dia ingin memanggil pasukan undead untuk bertindak sebagai perisai daging, tapi Iguvua akan diserang kapanpun dia mencoba untuk merapal mantra. Susah sekali melakukannya dengan musuh yang berada di depan matanya.
Dia akan kalah jika ini terus seperti ini.
Iguvua memutuskan untuk menunjukkan kartus as terakhirnya. Itu adalah rencana yang hebat- Tergantung keadaan, ini mungkin akan menjadi ajalnya, tapi hanya itu satu-satu pilihan yang tersisa.
Dia tiba-tiba berputar dan lari. Sementara Zaryusu terkejut, tapi dia masih mengambil peluang untuk menebas punggun Iguvua. Iguvua yang menerima serangan di punggungnya mengejang, tapi tidak roboh. Zaryusu merasa kecewa pada Iguvua yang kelihatannya memiliki nyawa yang tak ada habisnya, dan berlari kecil untuk menangkap Iguvua yang sedang mundur.
Iguvua memutar punggungnya untuk menunjukkan wajah undead miliknya yang penuh dengan amarah, tapi terlihat gembira tentang sesuatu.
Sebuah bola cahaya merah muncul di tangan Iguvua. Itu adalah [Fireball].
Menggunakan mantra area dengan jarak sedekat ini? Dia ingin bunuh diri- Tidak!
Menyadari Iguvua sedang tidak melihat ke arahnya, Zaryusu dipenuhi ketakutan. Iguvua sedang melihat ke belakang Zaryusu. Dia sedang terfokus pada Crusch dan Zenberu yang sedang terbaring di tanah.
Apa yang harus kulakukan?
Zaryusu berpikir dengan kalut.
Ini adalah selang waktu yang lebar. Dia bisa memberikan serangan terakhir kepada Iguvua dengan mengorbankan dua orang temannya. Jika dia tidak melakukannya, tidak tahu lagi bagaimana pertarungan ini nantinya. Dengan kedua pihak yang sudah hampir habis kesehatannya, kesalahan apapun akan menjadi fatal.
Untuk mengalahkan Iguvua- Bukankah mereka sudah melalui seluruh hal ini untuk bisa melakukan itu? Begitu banyak lizardmen yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk tujuan ini.
Kalau begitu dia harus mengorbankan keduanya. Mereka pasti akan memaafkannya dengan sebuah senyuman. Jika dia berada pada kondisi mereka, Zaryusu pasti juga akan menginginkan pihak lain untuk melakukannya juga.
Namun begitu.
Zaryusu bukanlah seseorang yang akan mengabaikan teman seperjuannya.
Hanya satu cara terisa- Selamatkan mereka berdua dan hancurkan Iguvua.
Keadaannya cukup sederhana ketika dia sudah membulatkan tekad.
"—「Icy Burst」!"
Zaryusu membuat penahan dari udara dingin di tanah dekat kakinya.
"Gaarrgghh!"
Tubuh Zaryusu terasa dingin oleh udara dingin yang meledak keluar, luka yang hanya bisa disebut sangat kuat mengalir melalui seluruh tubuhnya.
Dia menatap Iguvua dengan mata yang tajam meskipun dia sudah akan kehilangan kesadaran. Zaryusu menahan luka yang mati rasa ini.
Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak meskipun sudah berusaha keras saat kabut dingin menyeruak ke sekeliling.
Udara putih yang dingin menyelimuti semuanya dan Iguvua tertawa sinis ketika rencananya sukses.
Ku ku, kamu bisa menang jika kamu mengabaikan teman-temanmu.
Iguvua sangat kebat terhadap dingin dan listrik. Dia yang baik-baik saja di dalam udara yang dingin menghancurkan mantra 'fireball' di tangannya. Jika dia meluncurkannya, akan bertabrakan dengan kabut putih yang disekeliling Iguvua dan menyebabkan ledakan.
Dia bisa memberikan pukulan terakhir kepada dua orang lain setelah kabut ini hilang. Yang lebih penting lagi, dia harus merobohkan lizardmen yang masih berdiri. Saat dia melihat sekeliling, wajah Iguvua tidak senang. Dia salah memperhitungkan sesuatu.
"Kalau begitu, dimana dia?"
Kabut ini telah menyembunyikan semuanya dari pandangan.
Iguvua memiliki kemampuan untuk melihat tembus kegelapan dengan matanya, tapi tidak bisa menembus obyek yang menghalangi pandangannya seperti ini. Dia tidak tahu dimana musuhnya berada.
Tapi itu bukan masalah besar. Dengan bagaimana lizardmen itu tadi berteriak, dia terlihat mengalami luka yang hebat. Dia mengeluarkan udara dingin untuk melawan fireball, jadi dia pasti menderita damage dengan level yang sama seperti menerima pukulan 'fireball'.
Ditambah luka ini di atas luka berat yang sudah ada, mungkin akan menjadi fatal. Apa yang tersisa adalah untuk menghancurkannya perlahan-lahan.
Tinggalkan tempat yang berkabut ini dahulu?
Setelah mempertimbangkannya, Iguvua memutuskan untuk tidak melakukannya.
Jika dia bergerak sekarang, dia akan memberitahukan posisinya.
Hal terpenting adalah untuk memanggil undead untuk berjaga. Dengan perisai daging, kemenangan akan menjadi milikna meskipun lizardmen itu masih hidup.
Iguvua yang akan meraal mantra mendengar suara air yang beriak.
Salah satu dari empat harta lizardmen, Frost Pain.
Sebuah senjata yang dibuat dari es yang diekstrak dari danau ketika beku saat itu dan hanya di waktu itu. Senjata tersebut memiliki tiga kekuatan magic.
Pertama, pedang yang ditambahkan dengan energi dingin, memberikan damaga ice tambahan kepada musuh ketika menyerang.
Kedua, skill yang kuat yang habis bisa digunakan tiga kali, Icy Burst.
Tiga.
Suara udara yang ditebas terdengar.
Sebelum bisa memahami apa yang telah terjadi, Iguvua melihat ujung dari obyek yang tajam.
Kepala Iguvua telah terkena serangan yang kuat.
Pedang yang masuk ke dalam mata kanan Iguvua bergerak liar. Iguvua yang akhirya mengerti apa yang terjadi berteriak.
"Hyaaa! Mengapa! Mengapa kamu tidak mati!"
Frost Pain menusuk dalam ke lubang mata kanan Iguvua, dia bisa merasakan kesehatannya yang turun drastis.
Di depan Iguvua yang berdiri sempoyongan dengan pedang menancap pada kepalanya adalah Zaryusu yang diselimuti dengan es beku.
Iguvua tidak mengerti mengapa Zaryusu masih bisa berdiri setelah menerima serangan es yang kuat seperti itu.
Kemampuan ketiga dari Frost Pain.
Memberikan penggunanya daya tahan terhadap damage dari elemen es.
Meskipun Frost Pain menawarkan pertahanan terhadap dingin, dia tidak bisa menetralkan skill yang kuat seperti Icy Burst dengan sempurna. Damage dari dingin itu membuat Zaryusu merinding hingga ke tulang-tulangnya. Dia hampir roboh, nafasnya tidak beraturan dan gerakannya semakin tumpul. Ekornya terjatuh lemas ke air. Hampir tidak mungkin untuk bertarung ketika kamu sudah kesulitan bernafas. Serangan itu tidak diarahkan dengan hati-hati, tapi sebuah pukulan yang keluar dari sebuah insting menggunakan seluruh kekuatannya.