Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 182 - Zaryushu VS Iguava

Chapter 182 - Zaryushu VS Iguava

Rororo berlari tanpa henti. Dia memang tidak besar, tapi dia memiliki kecepatan yang setara dengan lizardmen karena berjalan di wetland. Riak air terpercik dimana-mana dengan suara percikan yang keras.

Matanya yang berwarna amber berubah putih karena suhu yang tinggi, dua dari empat kepalanya telah kehilangan kekuatan.

Meskipun begitu, dia berlari.

'Fireball' yang lain mengenai Rororo tepat di tubuhnya. Panas yang ada di dalam fireball meledak dalam sekejap, menembus seluruh tubuh Rororo. Luka yang terasa setara seperti dipukuli di seluruh tubuh, matanya kering seakan udara yang ganas membakar paru-parunya.

Dengan luka bakar disekujur tubuh, luka yang terasa terus mengalir dari tubuhnya memperingatkan Rororo: dia akan tewas jika terkena fireball itu lagi.

Meskipun begitu- dia berlari.

Berlari.

Dan lari.

Rororo tidak berhenti maju ataupun menghentikan kakinya. Suhu yang tinggi mengupas kulitnya, mengelupas kulit yang ada di bawahnya dan darahpun mengucur keluar. Meskipun begitu, dia masih terus berlari.

Binatang buas yang tidak memiliki kecerdasan pastinya akan kabur, tapi Rororo tidak.

Rororo adalah tipe monster yang disebut hydra.

Ada bermacam-macam jenis monster, mereka yang melebihi kecerdasan manusia, dan mereka yang tidak berbeda dari binatang. Rororo termasuk ke dalam yang kedua.

Bagi Rororo yang hanya sepintar binatang biasa untuk terus maju meskipun hampir tewas- menuju Iguvua yang memberikan luka, itu adalah hal yang menakjubkan dan sulit dimengerti.

Kenyataannya, meskipun binatang itu adalah musuh, Iguvua merasa bingung dan curiga Rororo sedang dimanipulasi oleh magic.

Tapi bukan seperti itu.

Benar sekali, itu bukanlah jawabannya.

Iguvua mungkin tidak akan pernah mengerti.

Rororo yang hanya memiliki kecerdasan hewan buas - dia berlari demi keluarga.

Rororo tidak mengenal orang tuanya, meskipun itu bukan karena hydra adalah monster dengan tipe yang membuang keturunannya. Sebelum hydra sampai pada usia tertentu, mereka akan hidup dengan salah satu orang tuanya untuk belajar cara bertahan hidup dari mereka. Tapi mengapa Rororo tidak melakukannya?

Itu karena Rororo adalah bayi yang cacat. Hydra normal akan dilahirkan dengan delapan kepala, dan itu akan terus bertambah ketika semakin tua, hingga maksimum dua belas kepala.

Tapi Rororo lahir dengan hanya empat kepala, jadi orang tuanya membuang Rororo dan meninggalkannya bersama empat orang saudaranya.

Meskipun hydra menjadi makhluk yang kuat ketika sudah dewasa, hanya masalah waktu sebelum Rororo mati karena lingkungan yang keras tanpa orang tua yang melindunginya ketika masih bayi.

Jika bukan karena lizardmen pria ini yang kebetulan lewat dan mengambilnya.

- Dan beigtulah, Rororo mendapatkan keluarga yaitu ayah, ibu dan teman dekat.

Kesadaran Rororo hampir berantakan karena luka ketika dia berpikir tentang pertanyaan yang selalu dia pikirkan.

Mengapa tubuhnya begitu besar? Mengapa dia memiliki banyak sekali kepala?

Dia berpikir tentang ini ketika dia melihat ayah angkatnya. Dan Rororo percaya dari kesimpulan yang lama.

Beberapa kepalanya akan mati di masa depan, anggota badan akan keluar seperti rumput, dan dia akan terlihat seperti ayah angkatnya.

Jika Rororo berubah seperti ini - Apa yang akan dia minta kepada orang tuanya?

Itu dia, Mereka tidak pernah tidur bersama sudah sejak lama, dia akan meminta itu. Mereka harus tidur terpisah karena Rororo menjadi terlalu besar, yang membuatnya merasa sedikit kesepian.

Api kelihatannya telah membuyarkan angan-angan Rororo dan memenuhi seluruh pandangan matanya saat luka yang luar biasa sakitnya mengenai sekujur tubuh. Dia bergerak lemah saat luka menjalar ke seluruh tubuh.

Luka itu setara dengan dipukul berkali-kali.

Sakitnya bukan main sehingga dia tidak bisa berpikir lagi.

Kaki Rororo mengirimkan sinyal untuk berhenti maju dalam bentuk kejang.

Namun begitu -

Namun begitu - Rororo tidak menghentikan gerakannya.

Gerakan maju Rororo semakin pelan. Otot-ototnya sudah terbakar dan kaku, dia tidak bisa mempertahankan kecepatan larinya seperti biasa.

Cuma mengambil satu langkah ke depan sudah susah.

Sulit sekali untuk bernafas dan sakit rasanya ketika menghirup udara, paru-parunya mungkin sudah rusak oleh panas.

Hanya tinggal satu kepala yang bisa bergerak, yang lainnya hanya menjadi beban sekarang. Gambaran undead yang mengeluarkan fireball dari tangannya muncul samar-samar pada mata buram Rororo.

Instingnya sebagai makhluk hidup berkata hanya satu hal.

Jika dia terkena lagi, dia masih akan mati. Tapi Rororo tidak takut dan tidak berhenti dengan berani bergerak maju-

Itu adalah permintaan dari orang tua dan temannya, itulah kenapa dia tidak akan berhenti.

Saat Rororo mengunakan seluruh kekuatannya -- Meskipun dia sudah kelelahan - tersandung dan roboh dalam beberapa langkah, sebuah fireball berwarna merah terbang dari tangan undead itu sekali lagi, membelah udara menuju Rororo.

Jika ini mengenai dia pasti akan merampas nyawanya, itu adalah kenyataan yang tak terbantakan.

Kematian telah menunggunya.

Ini adalah akhirnya-

Jika -

Benar sekali- Jika lizardmen pria itu tidak disini.

Akankah lizardmen pria itu membiarkan Rororo mati di depan matanya?

Melihat ketidak adilan seperti itu yang terhampar di depannya?

Itu tidak mungkin.

"[Icy Burst]"

Zaryusu yang berlari di belakang Rororo melompat ke samping dan berteriak saat dia mengayunkan Frost Pain.

Udara di depan pedangnya langsung terlihat beku dalam sekejap, membentuk dinding kabut putih di dean Rororor. Itu adalah dinding udara yang teramat dingin.

Salah satu kemampuan dari Frost Pain.

Skill yang sangat kuat yang hanya bisa digunakan tiga kali sehari- "Icy Burst", langsung bisa membekukan semua yang dalam jangkauannya dan memberikan luka yang berat.

Dinding kabut yang dingin menghalangi fireball yang datang seakan itu adalah barrier solid. Fireball dan dinding yang dingin - menurut teori magic, sangat bijak untuk melawan yang satu dengan yang lainnya.

Terkena-

Bola itu meledak menjadi lidah api, berusaha sangat keras melawan kabut putih.

Kedua sisi seperti ular putih dan merah yang berusaha saling melahap satu sama lain. Setelah saling mendorong dalam beberapa saat, kedua energi itu menghilang.

Undead yang kaget mengambil langkah mundur. Itu adalah reaksi yang wajah setelah melihat mantranya lenyap.

Masih ada sedikit jarak diantara kedua kelompok, tapi mereka sudah cukup dekat untuk bisa melihat ekspresi satu sama lain - dan tindakannya. Jarak yang tidak mungkin bisa dilalui jika bukan karena usaha dan tekad Rororo, membawa tiga orang lizardmen bisa sejauh ini tanpa terluka.

"Rororo"

Zaryusu tidak tahu apa yang harus dia katakan. Pada akhirnya, dia memilih kalimat yang jelas dan sederhana dari jutaan ekspresi di otaknya.

"Terima kasih!"

Setelah meneriakkan rasa terima kasihnya, Zaryusu berlari tanpa melihat ke belakang. Crusch dan Zenberu berada tepat di belakangnya.

Teriakan lemah yang hampir tidak terdengar datang dari belakang. Itu adalah sorakan untuk sebuah keluarga.

----

Tak bisa berkata apa-apa. Bola apinya di netralkan, membuat dia menunjukkan rasa tidak percaya dengan sebuah kalimat.

"Tidak mungkin!"

Iguvua merapal [fireball] sekali lagi. Dia tidak ingin mengakui bahwa lizardmen yang berlari ke arahnya telah menetralkan magicnya.

Sebuah fireball meluncur deras ke arah tiga orang lizardmen.

Fireball itu ditahan oleh sebuah dinding kabut yang keluar dari pedang lizardmen yang ada di depan, dan menghilang bersama-sama dengan dindingnya. Benar sekali, sama dengan situasi sebelumnya -

"Coba saja sebisamu! Aku akan menghadang seluruh seranganmu!"

Teriakan marah dari lizardmen itu tersorot kepadanya.

Iguvua membuat suara klik dengan lidahnya dan wajahnya terlihat tidak senang.

Magic yang dibuat olehku, yang diciptakan oleh Supreme Being Ainz-sama bisa ditahan oleh sekedar lizardmen!

Iguvua menekan kemarahannya sekuat tenaga.

Sangat mungkin jika [fireball] tidak mempan lagi, tapi karena mereka harus bersembunyi dibalik hydra ketidak mendekat, seharusnya ada batas berapa banyak pertahanan itu bisa digunakan. Mungkin sepuluh kali, atau mungkin dia hanya menghisap stamina setiap kali digunakan, dan bisa dikeluarkan tidak menentu setelah dia cukup istirahat.

Bagaimana aku harus menghadapi mereka? Jika mungkin, aku ingin menguji ucapannya...