Zaryusu mengamati pemukiman suku Dragon Tusk di depannya. Di waktu yang sama, seikat tumbuhan muncul dari samping dia. Tidak perlu dikatakan, ikatan tumbuhan itu sebenarnya adalah Crusch. Dia mengulurkan tangan dari balik rerumputan, menunjukkan apa yang menurut Zaryusu adalah wajah yang cantik.
"Apakah kamu ingin langsung masuk ke dalam? Apakah kamu ingin bentrok dengan mereka langsung?"
"Salah, namun sebaliknya. Suku Dragon Tusk sangat menghargai kekuatan. Jika kita dengan santai berpisah dengan Rororo dan masuk ke dalam tempat tersebut, besar kemungkinan kita akan bertemu dengan orang-orang yang akan mengajak bertengkar bahkan sebelum kita bertemu dengan kepala suku, dan itu menyusahkan. Melangkah maju sambil mengendarai Rororo akan menyingkirkan situasi yang muncul seperti itu."
Setelah mengendarai Rororo maju dalam beberapa jarak, berbagai macam warrior di seluruh penjuru desa melihat mereka. Masing-masing warrior itu membawa senjata, dan melihat kelompok Zaryusu dengan tatapan yang tak ada gentarnya.
Merasakan niat memusuhi, Rororo mengeluarkan suara geram lirih. Zaryusu mendengarkan peringatan Rororo dan menyuruhnya untuk terus maju.
Terus maju pasti akan memicu pertengkaran. Namun mereka tetap maju hingga sampai di pinggiran, sebuah tepian dimana apapun bisa terjadi setiap saat; sebelum Zaryusu akhirnya membiarkan Rororo berhenti dan turun. Crusch juga mengikutinya dan turun dalam sekejap.
Beberapa tatapan warrior diarahkan kepada dua individu itu. Tatapan itu membawa tekanan yang mana bukan hanya permusuhan tapi niat membunuh sekaligus.
Crusch sedikit terintimidasi oleh tatapan mereka yang membuatnya menghentikan langkah. Meskipun dia adalah seorang individu yang ahli, dia kurang pengalaman dalam menjadi baris depan.
Sebaliknya, Zaryusu mengambil satu langkah ke depan. Dengan menggunakan separuh tubuh untuk melindungi Crusch, dia berteriak keras:
"Aku adalah wakil dari suku Green Claw, Zaryusu Shasha, dan kunjunganku kesini adalah untuk mendiskusikan sebuah masalah dengan kepala suku!"
Suara teriakannya yang kuat seakan hampir menghancurkan nafsu membunuh di sekeliling mereka. Warrior suku Dragon Tusk semuanya tersentak dan mereka terlihat hampir terintimidasi.
Selanjutnya, Crusch juga berbicara, mengumumkan dirinya:
"Aku adalah kepala suku Red Eye, Crusch Lulu, dan sama sepertinya aku juga kemari untuk mengunjungi kepala suku."
Meskipun suaranya tidak keras, namun membawa harga diri dan kewaspadaan diri dari seorang pemimpin suku. Lizardmen wanita yang kurus dan masih muda sebelumnya telah hilang dengan semangat dari suara percaya diri si pria.
"Sekali lagi, kami kemari untuk bertemu kepala suku! Dimana dia!"
Saat ini, suasana disekitar mereka beriak. Sepertinya mood dari pemandangan tersebut tiba-tiba berubah menjadi kekuatan menyerang yang sebenarnya langsung diarahkan kepada mereka berdua.
Masing-masing dari empat kepala Rororo melakukan jungkir balik. Membuka rahangnya, mengeluarkan teriakan mengancam ke empat arah saat dia menggoyangkan kepalanya dan menatap marah. Saat Raungan tajam dari hydra raksasa keluar, ketakutan rupanya terserap ke sekeliling ketika suasana kembali memanas.
"...Tidak perlu melindungiku dari hal-hal yang remeh."
"Aku tidak bermaksud melindungimu, karena kamu datang atas kemauan sendiri. Namun, aku adalah yang membiarkan seluruh suku mereka, oleh karena itu seharusnya akulah yang harus menanggung tatapan bermusuhan dari mereka."
Para warrior mulai berkumpul di bagian dalam dari permukiman suku. Seluruhnya adalah lizardmen yang memiliki tubuh berotot dan besar dengan luka ringan di sisik mereka, menunjukkan bahwa mereka adalah para veteran dalam banyak pertempuran. Namun Zaryusu merasa bahwa kepala suku mereka tidak di antaranya.
Masing-masing lizardmen hanyalah warrior. Tidak ada dari mereka yang membawa wibawa sepeti kakaknya, ataupun penampilan aneh dengan udara penuh keyakinan seperti yang dibawa oleh Crusch.
Selama periode ini hanya Rororo yang mengeluarkan suara intimidasi, masing-masing individu dari lizardmen mempertahankan kewaspadaan level tinggi. Saat ini --
"Haah!"
Crusch mengeluarkan nafas, membuat suara lirih. Namun, Zaryusu yang memprediksi bahwa akan ada satu orang lizardmen yang akan masuk, tetap tidak bergeming. Ini karena sebelum musuh menunjukkan diri, dia bisa merasakan bahwa ada kekuatan raksasa yang semakin mendekat.
Tapi dia pun akhirnya menatap dengan tampang bengong terhadap lizardmen yang muncul di depannya.
Sederhananya, penampilan lizardmen tersebut cukup aneh.
Musuh adalah individu yang memiliki tubuh besar lebih dari dua ratus tiga puluh sentimeter tingginya. Wujud ini saja sudah cukup bisa menilainya ganjil, oleh karena itu tak ada alasan lain untuk menjelaskan penampilan seperti itu.
Pertama, bahu kanannya memiliki penampilan luar yang cukup tebal dari yang kiri, sama seperti kepiting dengan satu capit yang besar dari yang lainnya. Tidak, bahu kirinya tidak kurus sama sekali, dengan ketebalan yang kurang lebih sama dengan bahu Zaryusu. hanya saja bahu kanannya yang memang tebalnya abnormal, dan ini bukan dikarenakan penyakit atau cacat bawaan, tapi otot yang sebenarnya.
Jari manis kiri dan kelingkingnya tidak ada.
Mulutnya jauh terbuka ke belakang, mungkin itu adalah hasil dari luka sayatan, dan ekornya sangat pipih, tidak seperti lizardmen tapi lebih tepat mirip buaya.
Namun, meskipun dibandingkan dengan ini, wujud yang paling mengena adalah simbol yang tergambar di dadanya. Meskipun gambar itu berbeda dengan yang ada di dada Zaryusu, artinya juga sama, menandakan bahwa lizardmen ini juga adalah seorang 'traveller'.
Lizardmen dengan penampilan aneh itu menaksir Zaryusu, dan mengeluarkan tawa mengerikan saat gigi-giginya saling bertatapan, terdengar seperti benturan antara kayu mati.
"Selamat datang pemilik Frost Pain."
Suaranya yang dalam sangat cocok dengan penampilannya, kecuali suara itu memiliki efek membuat ucapan datar terdengar mengancam.
"Ini adalah pertama kalinya kita bertemu. Aku adalah wakil dari suku Green Claw, Zaryu--"
Lizardmen itu melambaikan tangannya menandakan bahwa perkenalan itu tidak perlu.
"Nama saja sudah cukup."
"...Aku adalah Zaryusu Sasha dan ini adalah Crusch Lulu."
"Orang itu jangan-jangan adalah... monster tanaman? Namun, karena kamu sudah membawa hydra kemari, membawa serta monster yang makanannya tidak terlalu mengagetkan."
"...Bukan itu masalahnya."
Kepada Crusch yang akan melepaskan kostum rumputnya, lizardmen yang bertampang aneh sekali lagi melambaikan tangan menunjukkan itu tidak perlu.
"Jangan menganggap leluconku menjadi beneran, Merepotkan saja."
"--!"
Merasa tidak tertarik, lizardmen yang bertampang aneh memberikan tatapan sesaat kepada rerumputan tersebut sebelum sekali lagi menoleh ke arah Zaryusu.
"lalu, mengapa kalian kemari?"
"Sebelum itu, maukah memberitahukan nama anda?"
"Ah, aku adalah kepala suku Dragon Tusk, Zenberu Gugu, Silahkan saja memanggilku Zenberu."
Zenberu menunjukkan gigi-giginya ketika dia tersenyum. Meskipun itu sudah diduga, fakta bahwa seorang traveler juga seorang kepala suku masih merupakan berita yang mengejutkan.
Tapi sebaliknya, ini juga adalah jawaban yang paling bisa diterima. Tidak mungkin lizardmen pria sekuat itu hanyalah seorang traveler. Sebenarnya, ketika dia muncul, niat memusuhi di sekelilingnya langsung hilang seperti asap. Lizardmen pria ini memiliki wibawa yang besar begitu juga kekuatan tempurnya dan itu merupakan perpaduan yang luar biasa.
"Anda juga cukup memanggilku Zaryusu. Kalau begitu, Zenberu, mohon beritahukan kepada kami jika ada monster tidak wajar yang telah mengunjungi desamu baru-baru ini."
"Un, orang yang disebut Yang Mulia itu."
"Karena musuh baru saja kesini, permasalahan diskusi akan lebih sederhana."
Zenberu mengangkat tangan, menyela ucapan Zaryusu.
"Aku bisa menerka secara kasar apa yang ingin kamu katakan. Namun, kami hanya percaya dengan kekuatan. Keluarkan pedangmu."
lizardmen yang besar dan tegap berdiri di depan Zaryusu - kepala suku Dragon Tusk, Zenberu Gugu - tersenyum menunjukkan mulut penuh gigi.
"Apa!"
Hanya Crusch yang terkejut. Zaryusu dan warrior-warrior di sekeliling mereka menunjukkan ekspresi setuju.
"...Metode ini sangat sederhana, kepala suku Dragon Tusk. Ini membuat penilaiannya sebentar, dan tidak membuang waktu sama sekali."
"Kamu memang utusan yang luar biasa. Tidak, karena kamu adalah tuan dari Frost Pain, itu seharusnya adalah berkah, ya kan?"