Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 160 - Wakil Suku dan Traveler

Chapter 160 - Wakil Suku dan Traveler

..Apakah kamu sudah melihat apa yang aku pikirkan?...Kakak.

Zaryusu melakukan sebaik-baiknya untuk tidak membocorkan pemikirannya. Waktu itu, Tetua Druid menunjukkan ekspresi terluka sambil mengarahkan pertanyaannya kepada orang-orang tertentu.

"Apakah mungkin bisa menang?"

"Tentu saja kita bisa menang!"

Kepala Warrior berteriak seakan memecahkan perasaan tidak tenang, tapi tetua Druid hanya memicingkan matanya.

"...Tidak, dalam situasi sekarang peluang sukses adalah sangat rendah."

Yang langsung menolak pendapat Kepala Warrior adalah Zaryusu.

"...Apa sebenarnya maksudmu?"

"Kepala Warrior, musuh sudah tahu kekuatan tempur pihak kita, dengan kata lain mereka tidak akan mendekati kita dengan sikap yang meremehkan. Jika itu masalahnya, maka tidak mungkin memperoleh kemenangan dengan kekuatan tempur kita."

Lalu apa yang harus kita lakukan? Saat semuanya akan menyuarakan keraguan mereka, Zaryusu berbicara sebelum siapapun mengeluarkan pendapatnya.

"Itulah kenapa kita harus mengganggu rencana dari musuh kita.. Apakah disini masih ada yang mengingat perang sebelumnya?"

"Tentu saja."

Bahkan mereka yang terkena dementia tidak akan bisa melupakan perang yang terjadi tujuh tahun yang lalu.

Di masa lalu tanah basah ini dihuni oleh tujuh suku lizardmen: Green Claw, Razor Tail, Dragon Tooth, Yellow Speckle, Sharp Edge dan Red Eye.

Namun hanya tersisa lima.

Itu adalah peperangan yang merenggut banyak nyawa, dan menghapus dua suku.

Alasan konflik ini adalah hasil panen yang buruk dari makanan pokok, ikan. Diikuti oleh kelas hunter, zona berburu ikan semakin melebar di danau. Tentu saja suku yang lain mengikutinya.

Lalu konflik terhadap perburuan dan titik mencari ikan diantara para kelas hunter timbul. Karena itu mengenai bahan makanan untuk bisa menyelamatkan suku, tidak mungkin bisa ditolerir.

Pertikaian lalu berubah menjadi pertempuran, dan hanya masalah waktu sampai pertempuran ini naik menjadi pembunuhan besar-besaran..

Selanjutnya, untuk mendukung kelas hunter, kelas warrior juga mengambil tindakan. Pertempuran sengit terpicu karena ketersediaan makanan yang menipis.

Lima dari tujuh suku yang masih ada terlibat dalam pertarungan dan berakhir dengan situasi tiga lawan dua: Green Claw, Small Fang dan Razor Tail melawan Yellow Speckle dan Sharp Edge. Selain dari kelas warrior, lizardmen pria lainya dan bahkan lizardmen wanita digerakkan untuk bertarung demi suku mereka.

Setelah beberapa pertempuran besar, pihak tiga suku yang termasuk Green Claw muncul menjadi pemenang, meninggalkan dua suku yang kalah menjadi sangat miskin mereka akhirnya tidak mampu mendukung diri mereka sendiri dan terpaksa menyebar. Sisa-sisa ini lalu diserap oleh suku Dragon Tooth yang tidak ikut perang.

Ironisnya, karena anggota lizardmen sangat berkurang drastis, kekurangan bahan makanan yang pada asalnya memicu konflik ini juga selesai. Diet makanan pokok ikan sekarang bisa dibagikan kepada semuanya.

"Lalu kenapa?"

"Berpikirlah tentang kata-katak yang ditinggalkan oleh orang yang pergi itu. Dia bilang bahwa desa ini adalah yang kedua, itu juga artinya bahwa dia telah meninggalkan pesan yang sama kepada desa lain."

"Ah."

Banyak suara yang setuju dengan ucapan Zaryusu.

"Itu artinya kita harus membentuk aliansi baru!"

"Jangan-jangan.."

"Ya, kita harus membentuk aliansi."

"Sama seperti perang sebelumnya."

"Dengan begitu, mungkin kita akan menang?"

Ucapan-ucapan kecil antara lizardmen segera berkembang menjadi keributan besar. Seluruh gubuk mendiskusikan pendapat Zaryusu, namun ketua klan Shasuryu mempertahankan diamnya. Mata kepala itu terlihat seakan dia memandang jauh ke dalam hatinya, membuat Zaryusu tidak bisa lagi menolehkan wajahnya menghadap dia.

Setelah memperbolehkan sedikit waktu berdiskusi, Zaryusu bicara lagi.

"Jangan salah. Aliansi yang aku bicarakan termasuk seluruh suku."

"Apa?"

Saat pendapat itu, orang kedua yang mengerti artinya adalah kepala hunter, yang mengeluarkan suara kagum. Mata Zaryusu terkunci kepada Shasuryu dan lizardmen di garis penglihatannya secara tidak sadar terbagi ke dalam dua sisi.

"Ketua Klan, saya juga menyarankan membentuk aliansi dengan Dragon Tooth serta Red Eye."

Sekeliling mereka meningkat menjadi keributan besar, seakan sebuah granat yang meledak di ruangan itu. Mereka tidak memiliki komunikasi dengan Dragon Tooth dan Red Eye yang tidak ambil bagian dalam peperangan. Terlebih lagi, Dragon Tooth mengambil sisa dari Yellow Speckle dan Sharp Edge, para pengungsi dari suku musuh.

Untuk membentuk aliansi dengan dua suku tersebut, membentuk aliansi lima suku.

Jika itu mungkin maka mungkin saja untuk menang. Saat semuanya bergantung kepada harapan yang kecil ini, Shasuryu tiba-tiba berbicara:

"Siapa yang akan jadi wakilnya?"

"Aku akan pergi."

Shasuryu tidak terkejut jawaban langsung dari Zaryusu. lizardmen di sekitarnya telah memperhitungkan ini bahwa Shasuryu mengerti karakter adiknya dan mengantisipasi respon tersebut. Mengeluarkan suara empati, mereka juga berpikir bahwa tidak ada calon yang lebih cocok untuk dipilih. Namun satu pendapat yang melawan.

"Mengirimkan seorang traveler?"

Itu adalah Shasuryu. Tatapannya yang seperti es menusuk langsung kepada Zaryusu.

"Itu benar, Ketua klan. Namun kita sudah berada di waktu mencoba. Jika sisi lain tidak mau mendengarkan perkataanku hanya karena aku seorang traveler, maka mereka tidak layak dijadikan sebagai sekutu."

Zaryusu dengan mudah menangkal tatapan dingin itu. Setelah keduanya saling menatap sebentar, Shasuryu mengeluarkan senyum sendiri. Bukan karena dia menyerah atau karena dia tidak bisa menghentikan adiknya, atau mungkin karena dalam dirinya dia mengejek dirinya yang setuju. Itu adalah senyum tanpa kesedihan.

"Bawa serta segel kepala suku."

Itu berarti memiliki arti sebagai wakil kepala suku. Beberapa Tetua yang berharap untuk mengutarakan pendapatnya bahwa 'itu bukan sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh seorang traveler' terdiam di bawah tatapan kuat Shasuryu.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya."

Zaryusu membungkuk. Menerima rasa terima kasihnya, Shasuryu melanjutkan bicaranya:

"...Aku akan memilih wakil siapa yang menuju ke suku lain. Pertama adalah..."

Angin dingin bertiup di malam hari. Karena itu adalah tanah basah, kelembaban yang tinggi dan panasnya musim panas bergabung dan memberikan luka yang mengerikan pada orang-orang, namun di malam hari panas ini sedikit mengendur dan tiupan angin termasuk dingin sekali. Tentu saja lizardmen memiliki kulit yang kuat, ini tidak termasuk perubahan yang signifikan.

Zaryusu berjalan menyusuri tanah basah, tujuannya adalah ke gubuk Rororo.

Meskipun masih ada beberapa waktu, tidak bisa dikatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal yang mungkin bisa tiba-tiba terjadi, dan terlebih lagi tidak diketahui apakah musuh akan mematuhi jadwal yang mereka buat sendiri, atau mungkin menghambat gerakan Zaryusu. Dengan semua pertimbangan tersebut, menyusuri tanah basah ke Rororo masih merupakan hal yang paling tepat.

Jejak Kaki Zaryusu semakin lambat lalu berhenti. Tas di belakang punggungnya yang dipenuhi dengan berbagai macam item juga bergoyang. Alasan dia berhenti karena cahaya bulan menyinari pemandangan dari lizardmen yang familiar dan sedang meninggalkan gubuk Rororo.

Kedua individu itu terdiam saat saling memandang, dan Zaryusu yang bingung membengkokkan lehernya menjadi lengkung. lizardmen bersisik hitam itu semakin dekat dan memperpendek jaraknya.

"...Aku memperhitungkan kamu sebagai orang yang paling pantas memakai mantel ketua suku."

Hanya itu ucapan dari Shasuryu yang mendekat menjadi dua meter.

"..Apa yang kakak katakan."

"Masih ingat peperangan besar sebelumnya?"

"Tentu saja."

Karena Zaryusu memunculkan pertanyaan ini selama rapat, tidak mungkin dia tidak ingat. Tentu saja bukan ini point utama pertanyaan Shasuryu.

"...Setelah peperangan kamu menjadi seorang traveler. Waktu itu ketika kamu memiliki tanda yang dibakar di dadamu, kamu tidak tahu seberapa besar aku menyesalinya. Meskipun jika aku harus menggunakan tinjuku, aku seharusnya menghentikanmu."

Zaryusu menggelengkan kepala dengan keras. Ekspresi kakaknya waktu itu masih mengganjal di hatinya.

"...Berkat izin kakak aku bisa belajar kemampuan untuk merawat ikan."

"Jika itu adalah kamu, meskipun kamu tetap di desa kamu akan mampu mendapatkan metode itu. Orang sepintar dirimu seharusnya bisa mendukung tiang desa ini."

"Kakak."

Masa lalu adalah masa lalu, oleh karena itu diskusi hipotetis yang dimulai dengan 'bagaimana jika...' adalah hal sia-sia. Masa lalu sudah menjadi batu, tapi menyesali peristiwa itu adalah kelemahan dua orang ini.

Tidak, bukan itu juga.

"...Tidak sebagai ketua klan, tapi sebagai kakakmu, aku tak bisa mengatakan padamu bahwa itu akan bergerak lancar jika kamu sendirian. Kembalilah dengan selamat, jangan menjadi sok pemberani."

Merespon hal ini, Zaryusu menjawab dengan senyum sombong:

"tentu saja aku akan menyelesaikan misi ini dengan sempurna agar kamu lihat. Tugas ini adalah bukan apapun bagiku."

"Huh." wajah Shasuryu berubah menjadi senyum kecut.

"Kalau begitu, jika misimu gagal, ikan yang paling gemuk yang kamu rawat harus jadi milikku."

"Kakak, hal seperti itu tidak ada apa-apanya, dan bukanlah sesuatu yang harus kamu katakan saat ini."

"...Muu."

Kedua orang itu tertawa lirih.

Lalu bertukar wajah serius.

"Jadi tujuanmu hanya itu?"

"..Apa yang katakan? Apa maksudmu?"