Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 151 - Item Kelas Dunia

Chapter 151 - Item Kelas Dunia

Ainz menatap cincin itu.

Ainz berharap permintaan yang aktif adalah yang bisa meruntuhkan seluruh efek dari target. Meskipun ada banyak pilihan alternatif yang bisa dipilih, apa yang datang ke pikirannya adalah metode yang paling tepat.

Karena ini juga akan menggagalkan efek positif, permintaan ini jarang dipilih di dalam game, jadi Ainz membuat keputusan ini dengan tersenyum.

"Kalau begitu, cincin, AKU MEMINTA!"

Tentu saja, item magic juga bisa diaktifkan tanpa berkata seperti ini. Namun, dengan memilih keinginan yang paling kuat dan paling ideal untuk situasi yang dihadapi, untuk memilih diantara dua ratus permintaan atau lebih yang dibuat membuat Ainz meneriakkannya seperti itu. Itu adalah teriakan yang sama ketika seseorang menggulirkan dadu pada permainan hidup atau mati.

Karena magic YGGDRASIL juga memiliki efek yang sama di dunia ini, kemampuan yang aktif dari cincin itu pasti akan melepaskan Shalltear dari efek pengendalian pikiran yang misterius. Tidak, ini adalah apa yang ingin dia percayai.

Hasilnya yang paling ditakuti Ainz adalah jika cincin itu sendiri gagal untuk aktif, tapi kelihatannya itu adalah kekhawatiran yang berlebihan. Cincin itu mengeluarkan magicnya tanpa masalah dan... cahaya merah di lubang mata Ainz semakin kecil.

"Apa... ini..."

Seakan informasi baru dipaksakan ke dalam otaknya dia merasakan... sesuatu yang tidak enak. Namun di saat yang sama, dan tersambung dengannya, dia juga merasakan euforia yang hebat. Berbagai macam emosi manusia menabrak Ainz seperti gelombang.

Sementara riak emosi semakin menghilang dari tubuhnya, Ainz menyadari bahwa di dunia ini [Wish Upon a Star] berubah dari YGGDRASIL hingga titik prakteknya yang tidak sama.

Ketika dia tahu Innate Ability Nfirea, dia membayangkan kemungkinan untuk memperolehnya dengan mengaktifkan [Wish Upon a Star]. Spekulasi ini tidak salah. Di dunia ini [Wish Upon a Star] telah menjadi magic yang membuat kenyataan pada hasrat seseorang yang terdalam. Meskipun berdasarkan dari experience point yang berkurang, [Wish Upon a Star] telah menjadi magic yang membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Terlebih lagi, jika lima level berkurang -- lima ratus persen experience, magic itu akan membuat kenyataan bahkan dari keinginan yang jauh lebih kuat.

Dengan ini, Ainz sangat yakin cincin ini bisa menghapus efek magic dari tubuh Shalltear, dan meneriakkan semangat kemenangan:

"Lepaskan seluruh efek yang ada pada tubuh Shalltear!"

Setelah suara itu terdengar sesaat, cahaya di mata Ainz langsung menyala.

"..bagaimana.. bagaimana ini mungkin?"

Penampilan Ainz yang gelisah membuat Albedo menyadari situasi telah berubah. Dia bertanya dengan gugup:

"A.. Ada apa? Ainz-sama!"

Ainz tidak menjawab pertanyaan itu, namun mengingat kembali pengalaman panjang di YGGDRASIL, informasi yang diserap dari website strategi, dan digabungkan dengan pengetahuan dengan informasi bermacam-macam yang dikumpulkan setelah tiba di dunia ini. Dan yang paling penting informasi yang dia terima saat mencoba menggunakan [Wish Upon a Star], yang mengancam seluruh keberadaannya.

Ketika dia membuat kesimpulan, Kecemasan yang luar biasa dan kemarahan muncul pada Ainz. Namun, meskipun jika semangatnya masih bisa tetap stabil, masih ada satu emosi yang tersisa...ketakutan.

Ainz yang bingung berteriak:

"Mu.. Mundur! Albedo jangan mendekat! Mundur cepat!"

"Ya! Saya mengerti!"

Ainz langsung merapal magic transfer. Selanjutnya, tanah yang terangkat muncul dalam pandangannya. Meskipun dia telah tiba dengan aman di rumah, Ainz dengan penuh ketakutan memberikan perintah:

"Albedo! Hati-hati dan waspada terhadap siapapun yang mengikuti transfer!"

"Ya!"

Albedo mengeluarkan senjatanya dan berdiri di samping Ainz. Ainz juga mengulurkan tangannya yang kosong, bersiap untuk adaptasi terhadap segala perubahan.

Akhirnya setelah beberapa saat, Ainz pelan-pelan kembali tenang. Albedo juga berubah dari postur bertahan dengan merendahkan pinggang menjadi normal.

"Sialan!"

Bahkan setelah tenang, sebuah emosi kemarahan yang kuat masih muncul. Setelah menjadi seorang undead, emosi kuat Ainz otomatis ditekan, namun meskipun telah menekannya, kemarahan baru langsung muncul.

"Sialan! Sialan! Sialan!"

Ainz terus menerus menendang tanah.

Karena kekuatan fisiknya yang luar biasa, tanah dalam jumlah besar ditendang ke atas. Jika tidak ada hujan dalam beberapa hari, di sekeliling pasti akan banyak debu yang beterbangan dan mengkhawatirkan. Namun begitu, itu tidak mampu meredakan kemarahan Ainz.

"A..Ainz-sama, to..tolong tenanglah.."

Merasakan suara Albedo yang membawa ketakutan, Ainz menyadari tindakannya tidak pantas sebagai seorang master. Dia dengan cepat mengendalikan diri, dan memaksa menghembuskan nafas yang tidak ada, seakan memaksa keluar kemarahan yang membara dari dalam hatinya semuanya.

"...Maafkan aku. Aku kehilangan ketenanganku. Pura-pura saja kamu tidak melihat kejadian apapun tadi."

"Tolong jangan berkata seperti itu. Namun, saya berterima kasih Ainz-sama bisa memperhatikan nasehat saya! Jika Ainz-sama memerintahkan saya untuk pura-pura tidak melihat apapun, saya akan melupakan insiden ini seluruhnya. Namun... apa yang terjadi? Apakah saya menyebabkan Ainz-sama merasa tidak enak? Jika anda mau mengatakannya kepada saya, saya akan bekerja keras untuk tidak membiarkan hal ini terjadi lagi."

"..Aku tidak mengarahkan itu padamu, Albedo. Itu karena aku tahu, setelah mengaktifkan kekuatan cincin, permintaanku tidak menjadi kenyataan."

Melihat Albedo yang tetap terdiam, Ainz tahu bahwa penjelasannya tidak cukup jelas dan melanjutkan:

"...Hanya ada satu kekuatan yang bisa mengungguli magic [Wish Upon a Star]."

Jika sebelumnya, dia mungkin akan berpikir bahwa mungkin saja semacam kekuatan di dunia ini yang bisa bertindak sebagai halangan, tapi Ainz sekarang bisa percaya diri menjawab bahwa ini bukan disebabkan kekuatan seperti itu. Ini karena ketika dia mengaktifkan magic tersebut, dia sudah menyadari dari perasaan yang tiba-tiba masuk.

"Ti..Tidak mungkin...itu adalah.."

"Benar Albedo. Hanya satu.. Item kelas Dunia."

Hanya ada dua ratus item ini di YGGDRASIL, bahkan senjata Guild dan senjata kelas Divine tidak bisa menandinginya. Jika Item kelas dunia digunakan, mudah saja mengendalikan undead yang kebal terhadap efek mental.

Saat ini, Ainz berpikir tentang Guardian yang masih di luar Nazarick. Mereka juga bisa menjadi target.

Menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mempertimbangkan kemungkinan ini, Ainz memerintahkan kepada Albedo:

"Albedo, langsung panggil seluruh Guardian yang ada di luar. Perlu untuk memeriksa jika saja mereka dikendalikan seperti Shalltear. Aku harus menuju aula Takhta sekarang juga! Setelah itu, tempat yang harus kutuju adalah... Aula Harta Benda."