Setelah setiap rapat perebutan kekuasaan dan pujian, hati dan otaknya akan menjadi lelah. Namun, Gazef tidak akan membiarkan tampang mukanya yang seperti ini saat dia menemani raja menuju lorong istana.
Sang Raja, yang berjalan dengan tongkat, mengalami luka pada lututnya di perang lalu dan cara berjalannya suatu waktu akan goyah, tapi mempertimbangkan kewibawaan raja, Gazef tidak mengulurkan tangan untuk membantu. Terlebih lagi, jika dia sudah sampai pada kondisi yang membutuhkan bantuan lainnya untuk berjalan, faksi bangsawan besar yang bersuara mendukung turun takhta akan semakin besar, meminta raja untuk turun takhta agar pangeran boneka mereka bisa naik.
Meskipun Gazef merasa sedih, raja masih harus berjalan dengan kekuatannya sendiri.
Tiba di dekat kamarnya setelah berjalan pelan-pelan di lorong, raja tiba-tiba berbicara:
"...Kekuatan bangsawan masih dibutuhkan untuk mengendalikan serangan Empire. Jika nasehat mereka ditolak mentah-mentah, negara ini akan pecah sendiri tanpa harus menunggu serangan Empire."
Meskipun isinya sangat tiba-tiba, Gazef sangat jelas pada apa yang raja ingin katakan, oleh karena itu dia hanya bisa menggigit bibirnya.
"Aku iri dengan Empire."
Gazef tidak tahu ucapan itu akan menghibur bisikan-bisikan sang raja.
Tiga generasi yang lalu, Empire juga adalah negara feodal. Namun, kekuatan bangsawan pelan-pelan semakin lemah, dan ketika kaisar saat ini menaiki takhta, sekarang menjadi monarki mutlak.
Kaisar saat ini -- Zirkunif Lun Farod el Nix.
Selama kenaikan takhtanya, pembunuhan sangat berdarah sehingga cukup untuk membentuk sungai darah, oleh karena itu pemuda ini juga dikenal dengan Kaisar darah. Gazef mengingat pernah bertemu dengannya di medan perang, kaisar itu pernah ingin merekrutnya.
Kaisar itu benar-benar dilahirkan sebagai penguasa.
"Karena pemikiranku yang dangkal, aku tidak bisa melindungimu, dan karena itu aku minta maaf. Bahkan ketika memerintahkan perintah yang berbahaya, aku tidak mampu untuk memberimu equipment terbaik untuk pekerjaan itu... kami meminta maafmu-, tidak, tolong maafkan aku... Bawahanmu juga telah kehilangan nyawa mereka karena ini."
"Tidak, tidak sama sekali..."
"Gazef, mungkin ini tidak membuat banyak perbedaan, tapi meskipun ini tidak bisa disebut permintaan maaf, aku ingin memberi kompensasi kepada keluar yang ditinggalkan. Ditambah lagi, aku ingin mengutarakan rasa terima kasihku yang terdalam kepada tuan Gown karena telah menyelamatkan pembantuku yang paling setia dan dipercaya."
Meskipun itu bukanlah sang raja sendiri yang menyelamatkannya, dia masih ingin mengucapkan rasa terima kasih sendiri kepada rakyat biasa. Ini adalah hal yang bermasalah, tapi --
"Saya percaya orang baik sepertinya akan puas dengan kalimat itu."
"Begitukah... Oh?"
Dua figur yang sedang berjalan bersama di lorong membuat pantulan di mata sang raja, terutama yang paling menarik adalah gadis cantik yang berjalan di depan. Kecantikan gadis itu dikatakan tidak akan bisa ditangkap oleh sebuah lukisan; kecantikan yang tak bisa dijelaskan.
Sang raja menyunggingkan senyum. Kecintaannya kepada putri mudanya melebihi anak-anak lainnya.
Renner Theiere Chardelon Ryle Vaiself.
Putri ketiga mewarisi penampilan ibunya yang menyilaukan, dan terkenal sebagai "Putri Emas".
Berusia enam belas tahun, dia sudah sampai pada usia dimana pernikahan bukanlah hal yang aneh. Itu juga alasan lain dari kegemaran para bangsawan untuk membuat masalah.
Titel itu didapatkan dari rambut emasnya, selembut sutra dan luwes saat berkibar di belakang lehernya. Bibir tersenyum yang terlihat sehat itu berwarna merah muda sakura. Mata yang biru gelap seperti batu safir bersinar dengan kehangatan dan penuh getaran.
Gaun putih yang trendi memperkuat gambaran kesucian yang diberikan olehnya pada yang lain. Mengelilingi lehernya adalah sebuah liontin besar, kelihatannya adalah simbol dari jiwa kerajaannya.
Berdiri di belakangnya adalah seorang pemuda yang sedang tumbuh dari bocah menjadi seorang pria. Dia mengenakan armor putih dan bisa dideskripsikan dengan istilah 'api membara'.
Diatas mata sanpaku yang melengkuk miliknya ada dua alis yang kasar.
Wajahnya mengeluarkan ekspresi kemauan yang kuat sekuat baja, dengan kulit yang gelap. Untuk lebih mudah dalam bergerak dan menghindari pertempuran begitu juga dengan alasan lainnya, rambutnya yang pirang dipotong dengan gaya yang rapi dan bersih.
Pemuda ini disebut Climb adalah seseorang yang Gazef tidak tahu bagaimana bersahabat baik dengannya. Bukan karena dia tidak menyukainya, tapi lebih tepat Gazef menyukainya.
Namun, Gazef hanya sulit menghadapi suasana yang berat yang dia berikan. Gazef tidak membenci individu yang serius, tapi dia masih berharap bahwa pihak lain bisa sedikit santai.
Tetap saja, Gazef mengerti penuh perasaan Climb.
Climb yang selalu berada di sisi wanita yang paling cantik di kerajaan, akan menderita iri hati dan kebencian dari yang lainnya, dan seharusnya tidak memiliki teman apapun. Dan juga, asalnya juga seperti Gazef -- tidak, lebih buruk dari Gazef. Oleh karena itu dia tidak bisa menunjukkan kelemahan apapun, karena tindakannya bisa membuat tuan putrinya menderita banyak kritikan.
"Ayah, Kapten Warrior."
Sang raja tersenyum terhadap Rene yang berlari kecil dengan langkah yang ringan, dan mengangguk dan Climb yang membungkuk dalam-dalam.
"Kelihatannya rapat akhirnya sudah selesai."
"Ya, ada banyak topik yang harus didiskusikan."
"Jadi memang seperti itu. Aku sudah memikirkannya sebentar, dan ingin ayah mendengarkan ideku, oleh karena itu aku menunggumu disini."
"Begitukah? Kalau begitu aku minta maaf."
Idenya bukanlah hal yang remeh.
Alasan lain mengapa dia dipuja dengan sebutan "Putri Emas" adalah karena dia memiliki pikiran yang lincah dan semangat yang patut dipuji. Bukan hanya dia telah mendirikan institusi yang tonggak negara, tapi juga memberikan anggaran yang baru.
Semua penawarannya adalah rencana untuk rakyat sipil di kalang bawah pada masyarakat. Terlebih lagi, itu bukan pemberian sedekah, tapi mempersiapkan peraturan kesejahteraan yang bagus, memberikan rakyat sipil yang mau menolong dirinya sendiri dengan kesempatan untuk menjadi Tercukupi oleh diri sendiri.
Bukan hanya itu, tapi juga di saat bersamaan meningkatkan status menjadi seorang rakyat sipil, menaikkan loyalitas mereka kepada keluarga kerajaan, menguatkan produktifitas, seluruhnya mempengaruhi peraturan yang membuat keluarga kerajaan tertarik.
Meskipun ada ganjalan dari para bangsawan yang tidak ingin memperkuat status rakyat sipil, dan hampir seluruh institusi yang didirikan hancur, berbagai orang yang mengenalnya dan mendapatkan anugerahnya semuanya memberikan penilaian yang tinggi atas usahanya.
"Kalau begitu aku akan mendengarkanmu dengan penuh perhatian ketika kita sudah kembali ke kamarmu."
"Namun, ayah, sekarang ini adalah waktunya putrimu berjalan. Climb dan aku akan berkeliling di lingkungan sekitar lalu kembali."
Mendengar sang putri yang menganggap berjalan lebih penting daripada berdiskusi dengan raja, ekspresi Climb menjadi semakin kaku. Gazef merasa kasihan padanya.
Namun, Putri Renner selalu memiliki cara untuk melakukan sesuatu, sebagai seorang pengawal, dia tidak bisa protes.
"Begitukah? kalau begitu pergilah, dan datanglah menemuiku di kamar untuk mendiskusikan ini ketika kamu kembali."
"Aku mengerti. Ayo pergi, Climb"
"Permisi."
Sebagai seorang warrior, Gazef berbicara kepada Climb yang membungkuk dalam-dalam:
"Climb, kamu juga harus meningkatkan teknik berpedang milikmu dengan rajin, bisa melindungi putri Renner di dalam keadaan apapun."
"Ya!"
Climb mengangguk semangat. Sebaliknya, Renner mengeluarkan suara yang tidak puas.
"Climb baik-baik saja. Dia pasti akan mampu melindungiku setiap saat."
Ucapan itu tidak berdasar. Namun mendengar putri yang mengatakannya kelihatannya memberikan sebuah elemen kebenaran.
"Kalau begitu ayo pergi, Climb."
Jari-jari kurus Renner menarik sudut pakaian Climb. Meksipun itu adalah isyarat atau tindakan yang tidak sadar, eskpresi Climb menjadi semakin kaku setelah mengetahuinya, menjadi sekeras berlian.
"Ya. Putri."
Meskipun wajah Climb tidak ada ekspresi ketika ditarik oleh putri, kesedihan dan pasrah bisa terlihat pada matanya.
Meskipun dua orang itu lupa untuk memberikan penghormatan, sang raja kelihatannya tidak perduli dan hanya melihat dengan diam kepada mereka berdua seakan melihat sesuatu yang telah hilang sejak dahulu.
"...Sebagai raja, merasa kasihan bukanlah hal yang bagus."
Climb asalnya tidak diketahui. Dia adalah anak yang miskin yang diambil oleh Renner ketika dia berjalan-jalan di luar kastil.
Hanya kulit dan tulang, dia adalah anak kecil yang hampir mati kelaparan, terus berusaha melindungi penyelamatnya. Tidak, hanya berusaha bukanlah penjelasan yang cukup.
Dia tidak memiliki bakat baik dalam berpedang atau magic ataupun dikaruniai dengan kemampuan tertentu dalam atletik yang menakjubkan.
Namun, dia dengan dengan rajin berlatih sedikit demi sedikit. Tentu saja, bakatnya tidak berada pada level Gazef, ataupun sampai pada level pahlawan. Meskipun begitu, kekuatannya ditempa oleh kerja keras dan latihan masih bisa mencapai level tertinggi dari seluruh prajurit kerajaan. Namun, masih ada hal yang tidak bisa dia lewati.
Itu adalah status, kekuatan, dan juga nilai seorang pria.
Putri Renner menilai seseorang sangat tinggi, dan Climb hanya tidak bisa menyamainya.
"Hati Tuanku sangat penuh perhatian."
"Meskipun aku tahu itu bodoh, aku masih berharap setidaknya salah satu putriku... bisa meraih kebebasan. Tidak... putriku yang lain pasti akan mengomeliku... Aku benar-benar sudah menjadi tua, memikirkan hal-hal semacam ini."
Sang raja menatap tempat kosong, seakan ada orang disana:
"Mungkin, aku harus memperbolehkan putri ini jatuh ke dalam kemalangan."
Jika Putri itu dinikahkan saat ini, pengantinnya pasti adalah seseorang dari Faksi Bangsawan lebih besar.
Gazef yang memiliki pemikiran yang sama, tidak bicara. Itu karena dia tidak tahu harus berkata apa. Satu-satunya orang yang bisa mengerti masalah raja adalah mereka yang berada pada posisi yang sama, dan Gazef bukanlah salah satu dari orang-orang itu.
Sebuah lonjakan keheningan memenuhi tempat diantara dua pria. Untuk menghilangkan kesunyian ini, mereka berjalan lagi.