Dua buah bayangan bisa terlihat bergerak dengan kecepatan penuh menembus hutan. Mereka adalah pelayan dan selir Shalltear; Vampire Bride.
Mereka membelah menembus jalanan sempit yang dipenuhi dengan ranting-ranting yang tajam. Meskipun begitu, tidak satupun luka goresan atau cacat yang terlihat pada salah satu baju mereka. Meskipun mengenakan sepatu bertumit tinggi, kedua vampire itu bergerak dengan kecepatan yang nyata.
Yang ada di depan sedang membawa Shalltear dengan hati-hati, sementara yang mengangkat bagian belakang sedang menyeret yang kelihatannya adalah batang pohon yang tua dan keriput.
Lokasi mereka saat ini tidak seberapa jauh dari tempat mereka berpisah dengan Sebas. Meskipun mereka tidak tahu bagaimana mengukur jarak menuju tujuan mereka, mereka tahu masih panjang jaraknya. Tiba-tiba, sebuah suara dari logam yang tajam menghadang mereka, dan vampire yang ada di depan pun berhenti.
Karena jalanannya semakin sempit, yang mengikuti di belakang tidak ada pilihan lain selain berhenti juga.
"Mengapa kamu tiba-tiba berhenti?"
Saat dia akan menjawab suara di belakangnya, sebuah tatapan dingin dari atasannya yang dia gendong di lengannya tertuju kepada vampire itu menyebabkan tubuhnya gemetaran.
Perasaan bahaya merangkak naik di tulang belakangnya karena dia tahu tuannya tidaklah baik ataupun memaafkan.
Tuannya, Shalltear, yang sedang memegang lengannya seperti seorang putri, mengubah kakinya karena tidak senang.
Merasakan isyarat, vampire itu menurunkan lengannya.
Shalltear melompat, seperti seekor burung yang keluar dari kandangnya. Setelah beristirahat sebentar di udara, sepasang kaki yang lembut dalam balutan sepatu hak tinggi mendarat di tanah. Pakaian terusannya dan mengalir dengan lembut menutup kakinya, menyembunyikan mereka dari pandangan.
Shalltear mengusap rambut keperakannya yang panjang dengan jengkel, dan memiringkan kepalanya. Di bawah tatapannya yang dingin, vampire itu akhirnya menelan ludah ketakutan.
"Ada masalah apa?"
Alasan mengapa Shalltear tidak lari sendiri hanya karena menyusahkan, dan karena dia tidak ingin sepatunya kotor. Ada alasan lain, tapi tak ada orang yang hadir disana yang akan terpikir ini, lebih-lebih mengutaakannya terang-terangan. Bahkan di Nazarick, hanya ada beberapa orang yang berani mengatakan hal itu di depannya.
Sebagai pelayannya, vampire itu bertindak sebagai kakinya, dan dilarang untuk berhenti kecuali diperintahkan oleh Shalltear sendiri. Kaki yang tidak mendengarkan pemiliknya adalah kaki yang tak berguna.
Tergantung alasannya, dia mungkin akan menerima hukuman yang berat.
Tidak, akan lega jadinya jika hanya itu. Vampire tersebut bisa mendeteksi nafsu membunuh dari pertanyaan tuannya.
Mengecualikan mereka yang diciptakan langsung para pemimpin tertinggi dari Great Underground Tomb of Nazarick, kekuatan hidup dan mati dari bawahan lainnya dipegang oleh Guardian Floor dan Guardian Area. Memantik kemarahan Shalltear lebih jauh dari ini hanya berarti kematian.
Menyadari kalimat berikutnya mungkin adalah ucapan terakhir, vampire itu pelan-pelan membuka mulutnya untuk memohon ampun:
"Maafkan hamba. Saya menginjak sebuah jebakan beruang."
Shalltear mengalihkan pandangannya ke arah kaki vampire itu dan melihat memang benar terperangkap oleh jebakan baja.
Daripada manusia, jebakan itu diperuntukkan untuk binatang liar seperti beruang. Jika seorang manusia tertangkap ke dalamnya, meskipun dia memakai pelindung kaki, jebakan itu akan membuat tulangnya retak. Namun, seorang vampire sangat berbeda dengan manusia biasa dalam setiap aspek. Meskipun jebakan itu menggigit dengan kuat di sekeliling pergelangan kakinya, daripada sebuah retakan, vampire itu malahan tidak terlihat kesakitan sama sekali. Faktanya, dia bahkan tidak menganggapnya luka.
Pertahanan alami dari seorang vampire membuat mereka bisa menghapus kebanyakan dari serangan fisik konvensional. Untuk menghadapi ini, seseorang harus menggunakan senjata magic yang ditempa dengan perak atau logam semacamnya. Dengan kata lain, sebuah perangkap beruang biasa tidak akan bisa membuat luka apapun kepada vampire, jangankan meninggalkan luka yang sebenarnya. Segera setelah perangkap itu di buka, lubang di kulitnya akan sembuh dengan segera.
Namun, meskipun jebakan itu sendiri tidak membuat luka, dia menunjukkan keefektifanny sebagai sebuah alat untuk menjebak mangsanya. Pada awalnya, karena ketiadaan racun membuatnya terlihat jelas bahwa jebakan itu tidak diperuntukkan untuk membuat luka yang fatal. Lebih tepatnya, fungsi dari alat itu untuk membuat korban dan menahan gerakan musuh.
"Cepat lepaskan dirimu sendiri."
"Ya! Mengerti!"
Setelah menerima perintah Shalltear, vampire itu memegang kedua sisi dari jebakan tersebut dengan tangannya yang kurus dan menariknya. Tanpa mampu menahan kekuatan yang lebih besar dari seekor beruang, jebakan tersebut membuka rahangnya dan melepaskan mangsanya.
Seorang wanita cantik membuka jebakan beruang. Bagi mereka yang tidak tahu kekuatan dari seorang vampire, itu adalah pemandangan yang sangat aneh.
"Melihat jebakan ada disini, kita mungkin tidak terlalu jauh dari tempat yang kita tuju. Cuma sedikit saja, kurasa"
"Ya, tolong berikan waktu sebentar."
Vampire di belakang melemparkan apa yang dia bawa ke tanah.
Obyek yang terlihat seperti mayan manusia yang menjadi mummy, berdarah-darah di sekujur tubuhnya. Tentu saja, tubuh yang dilemparkan ke tanah menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan mulai bergerak.
Di ujung tangannya terdapat cakar yang tajam. Sebuah cahaya merah, yang dimiliki oleh mereka para vampire, terbakar di lubang matanya yang kosong. Taring yang setajam silet keluar di antara mulutnya yang sedikit terbuka.
Vampire yang lebih rendah.
Dengan seluruh darahnya yang dihisap hingga kering, itu adalah salah satu dari bandit yang menyerang mereka sebelumnya.
"Aku punya pertanyaan untukmu. Apakah kita sudah dekat dengan tempat persembunyianmu?"
Vampire rendahan itu menoleh kepada tuannya dan mengangguk dalam-dalam. Mengeluarkan suara yang entah erangan atau teriakan.
"Dia berkata, kita sudah dekat, Shalltear-sama."
"Ternyata begitu. Mengapa mereka tidak mempersiapkan lebih banyak jebakan?"
Daripada menghentikan seekor beruang dengan sebuah jebakan beruang, akan lebih berguna untuk mereka jika mempersiapkan sistem alarm atau lebih banyak jebakan. Naun, mereka tidak ditemukan dimanapun.
Shalltear mulai mengawasi sekeliling. Percaya bahwa tuan mereka sedang mencari siapapun yang sedang menyembunyikan keberadaannya disana, kedua vampire bride mengikuti. Hanya ketika Shalltear menggelengkan kepala mereka berhenti.