Dibandingkan dengan tamu yang lain, pria ini benar-benar mencolok karena kurangnya 'kesopanan' dan 'kelas' yang membuatnya tidak mungkin bisa berbaur dengan sekitarnya tanpa memberikan rasa tidak layak berada disana.
Meskipun bajunya sebaik pelanggan yang ada disini, bajunya memberikan kesan membosankan dan dia lebih cocok terlihat seperti badut yang sedang memakai pakaian yang elegan, dia terlihat agak lucu.
"Tuan Sebas."
"Ada apa, Zach-san?"
Tamu lain mengerutkan dahi ketika mendengar nada yang menjilat dari orang yang bernama Zach. Mendengar sapaan yang seperti menjilat itu keluar dari mulutnya, mereka tidak akan terkejut jika selanjutnya dia menggosok-gosokkan kedua tangannya.
Namun, ekspresi Sebas tidak berubah sedikitpun.
"Sebagai orang yang dipekerjakan, aku tahu aku berada di posisi yang tak layak untuk membuat saran disini, tapi bisakah kita mempertimbangkan untuk tidak langsung pergi?"
"Apakah maksudmu kamu mengalami masalah dalam mengendalikan kereta di malam hari?"
"...Itu adalah sebagian alasannya. Dan...saya memiliki sedikit urusan di kota ini... saya butuh sedikit waktu."
Zach terus-terusan menggaruk kepalanya. Meskipun rambutnya terlihat cukup bersih, cara dia yang terus-terusan menggaruk kepala membuatnya seakan ketombe di rambut itu akan segera beterbangan. Melihat ini, beberapa tamu mengerutkan dahi lebih dalam tapi pada akhirnya tidak jelas apakah Zach mengetahui hal ini atau tidak karena dia menggaruk kepalanya semakin keras.
"Nona besar mungkin tidak akan menerima saran ini. Tidak, menurut sifat kerasnya, dia tidak akan mengubah keputusannya."
Sebas sangat yakin, dengan ekspresi tegas dan kokoh menambahkan jawaban yang pendek:
"Jadi, kita tidak punya pilihan lain."
"Tapi..."
Mata Zach melihat sekeliling, seakan mencoba mencari alasan, tapi dia tidak mampu menemukan alasan apapun dan kerutan muncul di wajahnya.
"Tentu saja, kita masih punya waktu sebelum kita pergi. Aku membutuhkan sedikit waktu untuk merapikan dan mengangkut semua barang nona ke kereta. Kamu boleh melakukan apapun sesukamu saat itu dan menyelesaikan apapun yang kamu perlukan."
Sebas tidak melewatkan tatapan bahaya dari mata pria yang hina itu, seakan dia masih mencoba mencari alasan lain untuk memperlambat kepergian itu lebih jauh. Tapi Sebas pura-pura tidak menyadari maksud jahat Zach dan membuat ekspresi wajah yang tidak berbeda.
Dia juga ingin menyembunyikan kenyataan bahwa Zach telah jatuh ke dalam perangkapnya.
"Jadi, kapan kita akan berangkat?"
"Tentang itu, seharusnya sekitar dua atau tiga jam lagi, Jika kita pergi lebih lambat dari itu, jalanan akan benar-benar gelap, jadi tiga jam adalah batasnya."
Mata pria itu sekali lagi menunjukkan tampilan yang terhitung menjijikkan, dan Sebas sekali lagi mencoba sebisa mungkin pura-pura tidak menyadari. Zach lalu menjilat bibirnya beberapa kali sebelum berbicara:
"Heheh, kalau begitu tidak ada masalah."
"Baiklah, bisakah kamu langsung mulai membuat persiapan untuk kepergian kita?"
Sebas melihat Zach yang mundur dan pergi. Dia lalu melambaikan tangan seakan ingin menghapus udara yang tidak enak di sekitarnya, merasa seakan sesuatu yang menjijikkan menempel kepadanya.
Tanpa menampilkan ekspresi yang jelas di wajahnya, Sebas menekan keinginannya untuk menghela nafas.
Sejujurnya, Sebas tidak bisa menyukai sama sekali karakter yang datar dan vulgar seperti Zach. Demiurge, Shalltear dan beberapa orang lainnya mungkin bisa memperlakukan seseorang seperti dia sebagai mainan untuk kesenangan mereka sendiri, tapi Sebas bahkan tidak ingin dekat dengan orang semacam itu.
Ada pandangan yang sama di dalam Great Tomb of Nazarick: 'Mereka yang tidak termasuk anggota Nazarick adalah makhluk rendahan' dan 'Kecuali beberapa orang, manusia dan demi-human seharusnya dihabisi karena menjadi makhluk rendahan'. Sebas di lain pihak memberikan pendapat yang sama dengan penciptanya, 'Mereka yang tidak bisa menyelamatkan yang lemah tidak seharusnya menganggap dirinya kuat', tapi setelah bertemu dengan manusia sehina Zach, dia mulai berpikir bahwa mungkin pandangan umum dari Nazarick tidak salah.
"Ahh, manusia seharusnya lebih mulia dari ini..."
Sebas mengangkat tangannya untuk mengusap janggutnya yang dipangkas dengan rapi untuk mengistirahatkan pikirannya sejenak dan memikirkan tentang bagaimana melanjutkan operasi mereka saat ini.
"Operasinya berjalan dengan mulus, tetapi mungkin seharusnya aku tetap mengawasinya untuk memastikan."
Sementara Sebas mempertimbangkan bagaimana melanjutkan arah dari operasi ini, dia melihat seorang pria berjalan menuju dirinya.
"Sudah harus pergi pada jam seperti ini pasti sulit bagi anda..."
Pria yang berbicara dengan Sebas berusia sekitar empat puluh atau lima puluh tahun, Rutin bercukur dan rambut hitamnya diselingi dengan banyak rambut putih yang terlihat mencolok. Mungkin karena usia tua dan kebiasaannya yang sering makan makanan mewah, perutnya membesar.
Dia berpakaian dengan selera tinggi, pakaiannya sangat mewah, cocok bagi seseorang dengan posisi yang tinggi.
"Bukankah anda adalah Bardo-san?"
Sebas mengangguk pelan untuk menyapanya, tapi pria itu cepat-cepat menghentikan isyarat tersebut:
"Ah, tidak perlu seformal itu."
Namanya adalah Bardo Lovely dan dia sangat dikenal sebagai pedagang makanan yang mengendalikan jumlah yang besar terhadap perdagangan makanan, Bardo adalah seorang pedagang yang cukup memiliki pengaruh di kota ini.
Ketika jumlah tentara mencapai sepuluh ribu orang, logistik yang melibatkan pengangkutan perlengkapan dan jatah makanan memerlukan waktu dan usaha yang besar. Strategi Kingdom adalah menggerakkan tentaranya dengan suplai yang minimum dan menyediakan kebutuhan tentara di kota ini. Itu artinya kota ini tidak seperti kota komersial lain, kota-kota yang memiliki pedagang makanan dan senjata merupakan kota yang memiliki pengaruh dan otoritas yang cukup besar.
Seseorang dengan otoritas seperti itu di dalam kota berdinding E-Rantel seharusnya tidak berbicara dengan Sebas hanya karena mereka berdua kebetulan makan di restoran yang sama. Pastinya dia memiliki motif tertentu karena mencoba berbicara dengan Sebas.
Namun, ini juga adalah salah satu tujuan Sebas.
"Sebas-san, pria itu tidak baik."
"Begitukah?"
Sambil bicara dengan Bardo, Sebas merubah ekspresinya untuk pertama kali sejak semua kejadian itu dimulai. Dia menunjukkan senyum ramah karena dia mengerti betul siapa pedagang yang dia ajak bicara.
"Pria itu terkenal tidak bisa dipercaya dan tidak jujur, Aku tidak mengerti mengapa Sebas-san mempekerjakan pria seperti dia."
Sebas cepat-cepat memikirkan alasan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dia tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya kenapa mereka mempekerjakan Zach kepada Bardo. Jika Sebas bilang kepadanya dia mempekerjakan Zach karena dia tidak tahu karakternya, Penilaian Bardo kepada dirinya akan rendah dan cara dia mengambil keputusan akan dipertanyakan.
Meskipun kami pastinya segera meninggalkan kota ini, Aku seharusnya menghindari kemungkinan Bardo merendahkan penilaiannya kepadaku. Di masa depan, mungkin saja ada kita bisa memanfaatkan dia.
"Mungkin anda benar, tapi tak ada orang yang memperkenalkan diri dengan tidak tahu malu seperti dirinya. Meskipun karakternya mungkin memiliki celah secara keseluruhan, nona sangat mengapresiasi antusiasnya."
Bardo menunjukkan senyum pahit. Penilaian dirinya kepada nona itu mungkin akan direndahkan lagi beberapa tingkat.
Demi tujuan mereka, dia meminta gadis itu untuk memainkan perannya, jadi mau bagaimana lagi. Sebas merasa agak bersalah karena gadis tersebut harus memainkan peran karakter semanja itu.
"Saya melangkahi diri sendiri, saya harap anda memaafkan ucapan saya. Mungkin sebaiknya anda menyampaikan saran saya ini kepada nona anda"
"Mungkin anda memang bear. Tapi mempertimbangkan pertolongan dan dukungan dari ayah nona yang diberikan kepada saya, saya tidak bisa membawa diri untuk melakukannya..."
"Memang loyalitas juga sangat penting..."
Bardo menggumamkan sebuah kalimat, tapi kalimat berikutnya tidak jelas terdengar.
"Apakah anda mau saya merekomendasikan beberapa orang yang bisa dipercaya?"
"Tidak perlu merepotkan, Bardo-san."
Meskipun nadanya lembut, dia dengan tegaas menolak tawarannya. Mengetahui keinginan keras dibalik ucapannya itu, Bardo mencoba pendekatan lain.
"Begitukah? Aku masih berpikir lebih baik jika ada bodyguard yang tepat yang mengikuti. Jalan ke ibukota masih jauh. Tidak seperti Baharuth Empire, jalanan di Re-Estize Kingdom sangat tidak aman. Aku bisa membantumu mencarikan beberapa tentara bayaran yang bisa dipercaya."