Seperempat dinding kota E-Rantel digunakan untuk mengelilingi area yang sangat luas, yang menghabiskan sekitar separuh dari distrik barat kota. Itu adalah pemakaman umum E-Rantel. Ada kuburan juga di kota lain, tapi tidak sebesar yang ini.
Dinding itu digunakan untuk menekan kemunculan undead.
Masih banyak hal yang tidak diketahui mengapa undead bisa bangkit, tapi sesuatu yang kotor cenderung muncul dari tempat dimana yang hidup bertemu dengan akhirnya. Kemungkinan undead bangkit lebih besar pada mereka yang terbunuh dan mereka yang tidak ditangisi kepergiannya. Oleh karena itu, sangat wajar bisa menemukan undead di tempat seperti medan pertempuran dan reruntuhan.
E-Rantel, yang berada di dekat medan pertempuran Empire, membutuhkan kuburan yang sangat luas untuk mencegah undead bangkit--sebuah tempat bagi orang-orang untuk menghormati yang mati.
Untuk bagian ini, sama seperti negara tetangga -- Empire. Mereka juga setuju untuk menghormati yang telah tiada selama peperangan. Meskipun mereka sedang berperang, mereka masih melihat undead yang menyerang yang hidup sebagai musuh bersama-sama.
Selain dari itu, undead memiliki masalah lain. Jika kamu membiarkan mereka, mereka mungkin akan menghasilkan undead yang lebih kuat. Itulah kenapa para petualang dan penjaga akan berpatroli di kuburan setiap malam dan menghancurkan undead ketika mereka masih lemah.
Pemakaman itu dikelilingi oleh sebuah dinding, dan dinding ini adalah garis yang memisahkan yang hidup dan yang mati. Dinding setinggi 4 meter itu tidak bisa dibandingkan dengan dinding untuk membentengi kota, tapi sudah bisa digunakan untuk berjalan orang-orang disana. Gerbangnya aman dan kuat, pastinya tidak mudah untuk dihancurkan.
Ini semua dilakukan untuk melindungi kota dari undead yang bangkit di kuburan.
Ada tangga di tiap sisi pintu dan menara observasi yang berdiri disamping dinding. Setiap shift terdiri dari lima orang, mereka menguap karena ngantuk saat bergantian mengawasi kuburan.
Pemakaman itu diterangi oleh sebuah lampu magic menggunakan mantra [Continual Light], jadi meskipun malam hari keadaannya terang disana. Tetapi masih ada juga area yang gelap, dan batu nisan juga membuat cahayanya terhalang.
Seorang penjaga memegang tombak melihat ke arah kuburan sambil melamun, menguap saat dia berkata kepada teman jaganya:
"Malam ini sepi juga ya."
"Yup, apakah spirit dari yang mati telah dipanggil kembali oleh enam dewa? Itu bagus sekali."
Penjaga lain yang tertarik dengan topik ini ikut bergabung:
"Kita bisa menghadapi kerangka dan zombie, tapi sulit untuk mengalahkan kerang-kerangka yang memakai tombak, jadi itu sangat menyusahkan."
"Kurasa 'wight' adalah yang paling sulit dihadapi."
"Kalau aku 'kerangka kelabang'. Jika para petualang yang berpatroli di sekitar tidak datang untuk membantu, aku pasti sudah mati."
"Kerangka kelabang? Aku dengar jika kamu membiarkan yang lemah, undead yang lebih kuat akan datang. Jika kita membunuh mereka ketika masih lemah, yang kuat tidak akan datang."
"Ya, benar sekali. Tim yang berpatroli minggu kemarin dinasehati dengan keras oleh kapten tim kita. Wine yang mereka tawarkan sebagai permintaan maaf memang enak, tapi aku tak ingin mengalami kejadian seperti itu lagi."
"Tapi...Jika dipikir-pikir, tidak ada undead yang muncul berarti ada masalah."
"...Mengapa?"
"Rasanya pengawasan kita kekurangan sesuatu."
"Kamu terlalu banyak memikirkannya, biasanya tidak akan sebanyak itu undeadnya. Aku dengar bahwa undead akan bangkit dengan teratur setelah ada mayat-mayat yang terbunuh di peperangan melawan Empire. Sebaliknya, beginilah jika tidak ada perang ya kan?"
Penjaga-penjaga itu mengangguk menyetujui teori ini. Meskipun desa-desa di area lain juga menguburkan mereka yang telah mati, mereka tak pernah mendengar penampakan yang sering seperti ini dari undead disana.
"...Setelah kamu menyebutkannya, situasi di dataran Katze juga diluar batas."
"Yup, Aku dengar undead yang sangat kuat muncul disana ya kan?"
Dataran dimana Empire dan Kingdom bertempur. Tempat itu adalah zona yang terkenal dengan undead yang berkeliaran. Para petualang yang diminta oleh Kingdom dan Knight dari Empire menghabisi undead disana secara teratur. Karena Pentingnya pekerjaan ini sebuah kota kecil dibangun disana sebagai dukungan.
"Aku dengar..."
Penjaga yang akan berbicara tiba-tiba terhenti.
Penjaga yang lain yang merasa tidak enak karena ini berkata:
"Hey, Jangan---"
"Diam!"
Penjaga yang berhenti berbicara kelihatannya mampu melihat menembus kegelapan dan menatap kuburan. Terpengaruh dengan sikap ini, penjaga yang lain juga melihat ke arah kuburan.
"...Apakah kalian mendengar itu?"
"Apa itu bukan imajinasimu saja?"
"Aku tidak mendengar apapun... Tapi aku mencium bau tanah. Bukankah kita baru saja menggali sebuah makam? Baunya seperti itu.."
"Jangan bercanda seperti itu."
"..Huh? Ah, hey! Lihat di sebelah sana!"
Seorang penjaga menunjuk ke arah kuburan. Semuanya terfokus pada satu titik.
Dua orang penjaga berlari menuju gerbang utama. Mereka kehabisan nafas dan mata mereka terbuka lebar. Rambut mereka yang dibasahi keringat menutupi dahinya...
Pemandangan di depan mereka membuat para penjaga merasakan ada sesuatu yang salah.
Para penjaga yang sedang berpatroli di kuburan bergerak dalam satu kelompok terdiri dari 10 orang. Mengapa mereka hanya ada dua? Mereka berlarian tanpa senjata dan kelihatannya mereka kabur karena ketakutan.
"Cepat, Buka gerbangnya! Buka gerbangnya sekarang!"
Melihat bagaimana keduanya berteriak, para penjaga menuruni tangga dan membuka gerbang buru-buru.
Dua orang penjaga langsung berlarian masuk tanpa menunggu gerbang terbuka penuh.
"Apa yang ter..."
Dua orang yang masuk gerbang memotong perkataannya sambil terengah-engah dengan wajah pucat:
"Cepat, tutup gerbangnya! Cepat!"
Seluruh penjaga merinding melihat tingkah mereka yang tidak seperti biasanya, menutup gerbang sama-sama dan menguncinya.
"Ada apa? Dimana yang lain?"
Mendengar pertanyaan ini, penjaga itu mengangkat kepalanya dan mengeluarkan ekspresi kaget.
"Mereka, mereka dimakan oleh undead!"
Mendengar kedelapan orang teman mereka yang gugur, para penjaga melihat kapten mereka. Kapten langsung memerintahkan:
"..Hey, seseorang naik dan lihat disana!"
Seorang penjaga naik tangga dan berhenti ketika dia sudah setengah tangga.
"Apa, apa itu?"
Penjaga yang gemetar berteriak:
"Undead! Satu kelompok besar undead!"
Memfokuskan telinga mereka, terdengar suara seperti serbuan kuda datang dari sisi lain dinding. Bukan hanya penjaga yang pertama melihat mereka, seluruh penjaga yang hadir bengong dengan pemandangan di depan mereka.
Undead dengan jumlah yang membuat otak mati rasa bergerak menuju gerbang.
"Apa-apaan jumlah ini..."
"Ini lebih dari seratus atau dua ratus.. Ini pasti ribuan..."
Ada undead yang tak terhitung di tempat yang tak tersinari cahaya, sulit sekali untuk mengukur jumlah sebenarnya jika kamu memasukkan juga figur yang terhuyung-huyung di kegelapan.
Dengan bau mereka yang busuk undead yang tak terhitung jumlahnya itu semakin mendekat ke gerbang dengan langkah tidak stabil seperti gerombolan awan gelap. Bukan hanya zombie dan skeleton, ada beberapa undead yang kuat yang bercampur -- Ghoul, Devourer, Wight, Bloater, Carrion Crawler dan lain sebagainya.
Para penjaga itu gemetar ketakutan.
Kota ini dilindungi oleh dinding, undead takkan bisa menyerang penduduk biasa tanpa menghancurkan dinding tersebut. Tetapi, meskipun mereka menggerakkan seluruh penjaga, mereka tidak yakin bisa menahan kelompok besar undead tersebut di pinggiran. Penjaga hanyalah rakyat biasa yang mengenakan perlengkapan bertahan, mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghabisi seluruh undead ini.
Bukan hanya itu, beberapa undead bahkan bisa merubah orang yang mereka bunuh menjadi kawan mereka. Jika keadaan memburuk, penjaga itu mungkin akan berubah menjadi undead dan mulai menyerang teman-teman mereka. Belum ada undead terbang yang terlihat, tapi jika mereka tidak segera menyelesaikan yang ini, Hanya masalah waktu sebelum undead yang mampu untuk terbang dipanggil. Ini akan membuat penjaga lebih takut lagi.
--Sebuah gelombang undead tersapu ke dinding.
Bang bang ---
Gerombolan undead dengan kecerdasan rendah tidak bisa merasakan sakit dan mereka memukul gerbang dengan liar. Mereka kelihatannya sadar, mereka bisa menyerang makhluk hidup setelah menghancurkan gerbang ini.
Bang bang --
Suara benturan, Derit pintu yang menjadi bengkok di bawah kekuatan dorongan dan erangan undead terus berdatangan.
Tanpa berhenti, undead yang tidak keberatan hancur karena benturan menjadi seperti senjata pendobrak.
Para penjaga yang menyaksikan ini berkeringat dingin.
"Bunyikan loncengnya! Minta bala bantuan dari pos penjaga! Kalian berdua beri kabar kepada gerbang lain untuk keadaan darurat!"
Kapten memberi perintah setelah berhasil tenang:
"Yang dibelakang gunakan tombak untuk menyerang undead yang mendekat ke gerbang!"
Para Penjaga itu teringat tugas mereka ketika mereka mendengar perintah, tombak mereka tusukkan dengan sekeras-kerasnya kepada undead di bawah. Gerombolan undead yang membanjiri tanah bisa dipukul dengan muda.
Tusuk, tarik dan tusuk lagi.
Darah gelap dan bau busuk membuat hidung para penjaga yang mengulang-ulang tindakannya seperti pekerja pabrik menjadi ngilu. Beberapa Undead kehilangan negatif life force mereka, dan terinjak oleh undead di belakangnya setelah jatuh.
Undead tidak memiliki kecerdasan, jadi mereka tidak melawan serangan tombak dari penjaga. Karena terus mengulang gerakan yang sama membuat para penjaga kehilangan indra bahaya mereka.
Seakan menunggu saat ini --
"Wahh!"
Ada teriakan dan ketika mereka melihat sumbernya, leher penjaga dibelit oleh sesuatu yang panjang menggeliat.
Terlihat lembut dan pink -- Sebuah usus.
Undead yang berbentuk seperti telur berdiri di tempat asal usus itu. Di depannya ada jarak yang lebar dengan organ-organ dari beberapa orang yang menggeliat di dalamnya seperti parasit.
Itu adalah undead yang dikenal dengan Viscera Egg.
Usus itu menarik penjaga tersebut.
"Yahh!"
Sebelum yang lainnya bisa menolong, penjaga itu jatuh dan berteriak--
"Tolong! Selamatkan aku! Ah, Yahh---"
"Teriakan itu mulai lagi. Seluruh penjaga melihat nasib buruk teman mereka yang dimakan hidup-hidup oleh sekumpulan undead."
Armor yang melindung tubuhnya dan tindakan melindungi wajah mereka memperpanjang momen mengerikan ini. Jari-jari, betis, wajah, seluruhnya dilucuti.
"Mundur! Turun dari tembok!"
Melihat Viscera Egg yang menggeliat lagi, Kapten mengeluarkan perintah mundur.
Seluruh penjaga yang buru-buru menuruni tangga dan suara undead yang membenturkan diri ke gerbang semakin keras, derit gerbang menjadi semakin jelas.