Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 63 - Aksi Kecil Momon Mulai Terlihat Bersinar

Chapter 63 - Aksi Kecil Momon Mulai Terlihat Bersinar

Saat membuat gambar busur besar, dua pedang muncul di depan Ainz. Cahaya yang terang masuk ke mata mereka membuat anggota Sword of Darkness ternganga.

Dua pedang di tangan Ainz sangat mencolok dan memiliki panjang sekitar 150 cm.Daripada disebut sebagai instrumen perang, mereka terlihat seperti karya seni yang mahal.

Ukiran di mata pedangnya terlihat seperti ular yang bertautan. Pucuk pedangnya menyebar seperti kipas, mengeluarkan pancaran yang dingin dan tajam.

Heroic Weapon.

(Senjata Pahlawan)

Pedang di tangan Ainz adalah Pedang pahlawan yang terkenal. Tampilannya membuat kelompok Sword of Darkness ternganga lagi. Jika pemandangan sebelumnya membuat mereka takjub, yang sekarang membuat mereka tidak bisa berkata apapun.

Semakin panjang sebuah pedang, semakin berat pula. Bahkan sebuah senjata yang sudah diberi mantra pengurang berat tidak mudah untuk digenggam. Mereka tahu dari perjalanan pendek mereka sejauh ini bahwa Ainz memiliki kekuatan lengan yang mengagumkan, tapi naluri dasar mereka tidak bisa menerima bahwa seseorang bisa menggunakan pedang yang sangat luar biasa besarnya itu dengan mudah.

Tapi...

Tetapi Ainz mengayunkan mereka seakan dia sedang menggenggam pentungan, gambaran itu sangat menakjubkan.

"Momon-san... siapa anda sebenarnya..."

Peter berbicara mewakili semuanya saat dia menghela nafas. Sebagai seorang warrior, dia mengerti seberapa besar kekuatan lengan yang dibutuhkan untuk menggunakan teknik sekuat itu.

Dia tidak tahu berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk berlatih sebelum mencapai tingkatan seperti itu, yang membuat dia terkejut. Dia tahu mereka berada di tingkat yang berbeda, tapi pemandangan di depannya masih membuat kakinya bergetar.

Bahkan goblin yang bodoh ketakutan dengannya, memperlambat kecepatan mereka yang sembrono dan membelok menuju Peter dan yang lainnya.

Hanya Ogre yang bodoh yang percaya diri pada kekuatan lengan yang menyerang Ainz.

Jaraknya menjadi semakin dekat dan Ogre yang memimpin mengangkat pentungannya.

Pedang di tangan Ainz memang besar, tapi pentungan Ogre memiliki jarak serangan yang luas. Ketika Ogre mulai menyerang, Ainz sudah melangkah ke dalam jarak serangannya.

Dia seperti angin. Mengayunkan pedang raksasanya di tangan kanan dengan kecepatan yang bahkan lebih cepat; bayangan kelebat sabetan putih terlihat menebas ruang kosong sesaat.

Sabetan itu terlalu memaksakan, meskipun tidak diarahkan kepada mereka, yang lainnya merasa seakan mereka menyaksikan kematian tepat di samping mereka.

Dia mengakhirinya dengan satu serangan.

Ainz mengalihkan perhatiannya dari ogre di depannya ke ogre lainnya. Seakan menunggu Ainz pergi, bagian atas dari ogre yang tertebas masih disana sebentar sebelum akhirnya jatuh ke tanah; bagian separuh bawahnya masih berdiri. Darah dan organ terkena udara dengan semburan darah yang bercucuran, memberikan bau yang tajam, mempertegas kenyataan bahwa ini bukan ilusi.

Sabetan diagonal ke bawah membuat potongan yang rapi.

Mereka masih di tengah pertempuran, tapi kedua pihak berhenti bergerak seaakan waktu telah berhenti saat mereka menyaksikan pemandangan  menakjubkan ini tanpa bersuara.

Membunuhnya hanya dengan satu pukulan. Bahkan Tubuh Ogre yang besar tidak bisa lepas dari takdir terpotong menjadi dua.

"Menakjubkan."

Seseorang bergumam lirih. Suara itu sangat jelas di medan pertempuran yang sunyi.

"...Tidak bisa dibayangkan. Dia melewati level Mythrill dan mungkin adalah Orichalcum... Tidak, Jangan-jangan level Adamantium?"

Menebas menjadi dengan satu sabetan.

Itu tidak mungkin. Hanya sedikit pengguna pedang atau mereka dengan senjata magic yang kuat yang mungkin bisa melakukannya. Tetapi jika kamu memegang Pedang raksasa dua tangan dengan satu tangan, akan sulit untuk mengeluarkan kekuatan yang cukup untuk menebas musuhmu menjadi dua dengan satu kali sabetan, itu adalah hal yang umum. Senjata Dua tangan artinya dipegang dengan dua tangan. Maksudnya adalah dengan menggunakan keduanya yaitu gaya sentrifugal dan sabetan dan berat pedang untuk menyerang; itu tidak dimaksudkan untuk digunakan hanya dengan kekuatan satu lengan.

Namun entah pedang Ainz yang dimantrai dengan magic yang kuat, atau kekuatan Ainz di satu tangan yang lebih kuat dari warrior yang biasanya menggunakan dua tangan. Atau mungkin keduanya. Melihat pemandangan yang mengagetkan ini, ogre tidak sadar berhenti mendekatkan jaraknya.

"Apa? Tidak datang kemari?"

Suara yang lembut dan tenang terdengar di medan pertempuran.

Pertanyaan sesederhana itu sudah cukup untuk mengintimidasi ogre-ogre tersebut, karena mereka telah menyaksikan perbedaan kekuatan diantara mereka.

Ainz semakin mendekat kepada ogre yang lain dengan kecepatan yang menakjubkan, sebuah kecepatan yang seharusnya tidak dimilikinya oleh orang yang menggunakan armor.

"Waarghh--!"

Ogre itu mengeluarkan geraman seperti campuran dari raungan dan teriakan, mengangkat pentungan di tangannya untuk menghadapi Ainz yang menyerang. Tapi semuanya tahu itu terlalu pelan.

Ainz mengayunkan pedang raksasa di tangan kirinya secara horizontal setelah dia dekat.

Bagian atas dari ogre berputar di udara dan mendarat di tempat yang berbeda dari bagian bawahnya.

Ini adalah sabetan horizontal, menebas ogre menjadi dua dengan satu kali serangan.

"Momon-san... apakah dia seorang monster...?"

Terpak lagi oleh pemandangan di depannya, tak ada yang tak menerima spekulasi dari Dine.

"..Dan begitu, dengan lainnya..."

Ainz mengambil langkah maju, wajah jelek dari ogre menjadi beku dan mereka mundur jauh ke belakang. Goblin yang mengambil langkah memutar mengelilingi pertahanan Ainz menyerang Peter dan lainnya. Anggota Sword of Darkness yang sedang menonton pertarungan bereaksi terhadap serangan goblin dan mulai bergerak.

Peter mengangkat Pedang besar dan perisai lebarnya, menghadapi lusinan goblin secara langsung. Dia menusuk dengan pedangnya dan mengirimkan kepala dari goblin yang di depan terbang ke udara. Peter menghindar dari cipratan darah dan memulai pertempuran jarak dekat dengan goblin.

"Makan ini!"

Goblin itu meringis menunjukkan giginya yang kuning dan mengeluarkan suara aneh.

Peter menahan pentungan goblin dengan perisainya dan menggunakan magic reinforce armor untuk melakukan tank-ing terhadap serangan goblin lainnya, yang mendarat padanya dengan sisi yang tumpul.

'Magic Arrow'.

Goblin yang mencoba menyerang Peter dari belakang terkena 2 anak panah magic dan jatuh terdiam ke tanah.

Separuh dari goblin yang mengelilingi Peter segera menuju 3 anggota kelompok yang lainnya, seluruhnya mengabaikan Narberal yang sedang berdiri di samping Ainz, sang Pusaran kematian.

Menurunkan busur kompositnya, Lukeluther menghunus pedang pendek dari pinggangnya. Bersama dengan Dine yang menggenggam pentungannya, mereka berlari di depan garis api Ninya dengan punggung menghadap ke arahnya.

Lukeluther dan Dine menghadapi 5 goblin sama-sama dan mereka terlihat seimbang. Mereka mengalahkannya satu demi satu, tapi kelihatannya akan butuh banyak waktu dari situasi sekarang. Lukeluther mengeluarkan ekspresi kesakitan saat dia menahan sakit di lengannya karena terkena pukulan pentungan ketika dia menusukkan pedang pendeknya ke cepat armor kulit goblin. Dine menerima beberapa pukulan dan gerakannya semakin lambat, tapi tidak menerima luka yang kritis.

Ninya mengawasi pertempuran dengan tegang, menyimpan magicnya. Beberapa ogre terikan oleh mantra-mantra, dan Ninya mungkin bisa menghadapi mereka jika situasinya berubah.

Peter setara dengan enam goblin yang dia hadapi, sebuah pertarungan yang intens. Mereka tidak diungguli oleh sebelas goblin karena keraguan goblin dalam serangan mereka. Setelah menyaksikan satu serangan yang bisa menewaskan milik Ainz yang luar biasa, moral goblin-goblin itu semakin hancur, tidak bisa memutuskan antara kabur atau melanjutkan pertempuran.

Seakan bermaksud memecahkan moral goblin-goblin itu, Ainz mengayunkan pedang raksasanya. Suara angin yang tertebas diikuti dengan suara tumbukan berat. Dua kali berturut-turut.

Seperti yang didugai oleh semuanya, jumlah mayat ogre semakin meningkat. Hanya tinggal 2 ogre yang masih bertahan hidup, salah satunya terikat oleh rumput, dan yang lainnya gemetar di depan Ainz.

Penutup kepala Ainz menoleh kepada ogre terakhir yang menghadapinya. Ogre itu kelihatannya merasakan tatapan Ainz dari lubang sempit pada helmnya, menjatuhkan pentungannya dan berlari ke hutan dengan raungan yang aneh. Kecepatannya lebih cepat dari serangannya tadi, tapi tidak mungkin bisa kabur.

"Nabel, lakukan."

Perintah yang dingin sudah dikeluarkan, dan Narberal yang berdiri di belakangnya sedikit mengangguk.

"[Lightning]"

Sebuah Kilat yang mengguncang udara meledak keluar, menyerang ogre yang kabur dengan suara halilintar. Menembus ogre yang juga terikat oleh rumput di belakangnya.

Dengan mudah menghabisi 2 ogre.

"Kabur!"

"kabur, kabur!"

Goblin yang melihat pemandangan ini menjadi putus asa dan berteriak mencoba kabur, tapi Peter lebih cepat dari mereka. Goblinn yang mencoba kabur bukanlah ancaman. Kelompok itu menghabisi goblin satu persatu. Ninya yang tidak perlu menyimpan mana miliknya bergabung dalam serangan juga. Goblin-goblin itu menjadi mayat, tak ada yang kabur.

Dengan bau yang tajam dari mayat di tanah, Dine mengobati luka Lukeluther dan Peter dengan 'minor heal'. Ninya yang bebas mengeluarkan pisau untuk memotong telinga goblin.

Menyerahkan telinga mereka ke kota bisa memberikan mereka hadiah atas monster itu. Tentu saja, bagian yang diserahkan tidak selalu telinga, bermacam-macam menurut monster. Tapi untuk demi-human seperti ogre dan goblin, kebanyakan adalah telinga.

Ninya yang ahli memotong telinga itu melihat Ainz dan Narberal yang sedang memeriksa sekeliling ogre, dan kelihatannya mereka sepertinya sedang mencari sesuatu.

"Apakah ada yang salah?"

Mendengar pertanyaan Ninya, Ainz mengangkat kepalanya dan menjawab:

"Ah, aku pikir.. mungkin monster-monster ini akan menjatuhkan item seperti kristal."

"..Kristal? aku tak pernah mendengar ogre memiliki permata seperti itu."

"Memang benar. Aku juga penasaran jika ada item langka."

"Benar juga. Bagus juga jika Ogre memiliki harta karun."

Ninya menjawab saat dia memotong telinga ogre dengan gerakan ahli.

"Tapi..Momon-san benar-benar kuat. Aku tahu anda adalah warrior yang percaya diri terhadap kemampuan sendiri, tapi aku tidak tahu anda sebaik ini."

Ketika mereka mendengar ucapan Ninya, ketiganya yang sudah selesai disembuhkan berkata kepada Ainz:

"Menakjubkan! sebagai sesama warrior, itu sangat menakjubkan! Bagaimana anda melatih kekuatan lengan seperti itu?"

"Aku kira anda pasti orang kaya karena bersama dengan Nabel-chan, tapi harta langka macam apa pedang itu? Aku tak pernah melihat pedang berharga seperti itu."

"Aku merasa bahwa ucapan yang anda keluarkan ketika berada di guild memang benar, anda berada pada level warrior terkuat yang diketahui di kingdom, menakjubkan."

Narberal yang berada di belakangnya memiliki ekspresi bangga, tapi Ainz hanya melambaikan tangan:

"Itu kredit yang terlalu berlebihan untukkku, Aku hanya beruntung."

"Beruntung..."

Kelompok Peter tersenyum aneh.

"...Setelah pertempuran ini, aku sangat setuju dengan ungkapan bahwa selalu ada orang yang lebih kuat."

"Setiap orang bisa dengan mudah mencapai standar diriku suatu hari."

Ucapan Ainz membuat senyum mereka tambah aneh.

Kelompok Peter bekerja keras untuk menjadi kuat dan tidak membuang imbalan yang mereka terima, menggunakan seluruh kekuatannya sendiri. Karena mereka adalah teman seperti ini, semuanya mempertahankan hubungan baik. Meskipun ketika mereka berpikir tentang kerja keras mereka dulu, mereka tidak bisa membayangkan bisa sampai pada level yang sama dengan Ainz.

Bagi kelompok Peter, posisi Ainz adalah puncak tertinggi yang hanya bisa diraih orang-orang tertentu. Orang yang bepergian dengan mereka ini pasti akan menjadi pahlawan terkenal, seorang pria hebat yang berdiri di puncak para petualang.

Semuanya sangat yakin dengan hal ini.