Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 43 - Momon dan Nabel

Chapter 43 - Momon dan Nabel

Ainz masih tidak tahu apa yang Demiurge katakan padanya dan dia merasa tidak enak bagaimana Albedo merubah pendiriannya dengan cepat.

"...Aku tidak membawa dia karena tidak ada yang lebih aku percaya lebih dari dia. Aku bisa meninggalkan Nazarick tanpa khawatir karena dia ada disana."

"Seperti yang saya duga! Itu artinya Albedo-sama adalah yang paling dekat dengan Momon-sa--san ya khan?"

Meskipun dia tidak mengakui itu secara lisan, tapi Ainz mengangguk untuk menjawab pertanyaan Narberal.

"Aku sudah tahu bahayanya."

Ainz mengangkat sarung tangan kanannya dan menunjukkan cincin di jarinya:

"Tapi aku harus melakukan ini sendiri. Hanya memberi perintah dari Nazarick akan membuatku melakukan kesalahan di dunia yang tak diketahui ini. Ada saatnya harus pergi keluar dan merasakan dunia ini sendiri... mungkin ada metode yang lebih baik untuk menyelesaikan ini, api aku merasa idak enak dengan banyak hal yang tidak kuketahui."

Dia menjawaba dengan sungguh-sungguh dari celah di penutup kepalanya. Lalu Narberal menjawab "Saya paham sekarang." dan membuat ekspresi bahagian, Ainz memintanya dengan sedikit rasa tidak enak:

"Aku punya pertanyaan padamu.. apakah kamu percaya manusia adalah makhluk rendahan?"

"Benar sekali, manusia adalah sampah yang tidak ada gunanya." jawaban Narberal dari hatinya yang paling dalam tanpa sedikitpun keraguan.

Ainz berguman lirih "Ah, jadi kamu merasakan hal yang sama.", tapi karena suaranya terlalu lirih Narberal tidak mendengarnya.

Dia meneruskan omongannya: "Itu adalah sifatnya, itulah kenapa aku tidak ingin masuk ke kota manusia. Aku seharusnya mengerti karakter dari bawahanku dulu."

Itu adalah salah satu alasan dia tidak membawa Albedo. Dia benar-benar yakin manusia adalah makhluk rendahan.

Jika Ainz membawa seseorang sepertinya ke dalam kota yang penuh dengan manusia, hanya akan berakhir dengan banjir darah jika dia terpeleset; itu bukan hal yang bisa jadi bahan tertawaan.

Alasan lain adalah ketidak mampuan Albedo untuk menyamarkan dirinya, dia tidak mampu menyembunyikan tanduk dan sayapnya.

Dan ada alasan utama yang lain, yang tidak bisa dia katakan dengan keras.

Seorang pegawai kantoran biasa seperti Ainz tidak memiliki kepercayaan diri untuk menjalankan organisasi hanya dengan membaca laporan orang lain.

Itulah kenapa dia melempar tanggung jawab berat menjalankan Nazarick kepada Albedo yang berbakat.

Jika bawahannya sangat bagus, memberikan ke bawahan tersebut untuk bebas memerintah adalah keputusan terbaik.

Supervisor aneh yang ikut campur sia-sia hanya akan menyebabkan tragedi.

Dan Albedo diikat erat dengan dua kunci 'kesetiaan' dan 'cinta'. Itulah alasan Ainz bisa menyerahkan Great Tomb of Nazarick di tangannya.

Cinta, huh...

Kapanpun Ainz melihat Albedo atau mendengar ungkapan cinta padanya, Ainz akan teringat terus bagaimana dia yang sembrono mengubah pengaturan Albedo.

Ketika server akan berakhir, Ainz merubah pengaturan karakter Albedo untuk jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada Momonga--yaitu Ainz. Dulu dia tidak tahu dia akan dipindahkan ke dunia alternatif yang tidak diketahui ini, dia hanya bermaksud bercanda di akhir.

Orang sepertinya.

Memikirkan dalam-dalam tentang itu---bahkan jika Albedo tidak keberatan--apa yang akan temannya, Tabula Smaragdina pikir jika dia tahu apa yang Ainz sudah lakukan?

Dan bagaimana perasaannya tentang hal ini? NPC yang dia buat ditulis ulang olehnya...

Dia mengambil keuntungan dari hal itu, menggunakan fakta bahwa Albedo tidak akan mengkhianatinya. Dia membenci dirinya sendiri karena hal ini.

Ainz menggelengkan kepalanya untuk membuang pemikiran negatifnya.

Seluruh emosinya yang kuat akan tertekan setelah dia berubah menjadi undead, tapi dia bisa merasakan emosi setingkat ini seakan dia masih seorang manusia. Jika pikirannya telah berubah menjadi Undead, dia tidak akan merasakan perasaan bersalah lagi.

Terbagi perhatiannya karena pemikiran semacam itu, Ainz menolehkan penutup kepalanya ke arah Narberal:

"...Nabel, aku tidak akan memintamu untuk berhenti berpikir sepert itu, tapi kamu harus menekannya. Ini adalah kota manusia dan kita tidak tahu manusia kuat macam apa yang mungkin kita temui, jadi jangan terlalu menarik perhatian dari musuh dengan pemikiran itu."

Narberal membungkuk dalam-dalam mengekspresikan kesetiaannya kepada Ainz, tapi Ainz menjangkau dia, mengangkat kepala Narberal dan memperingatkannya:

"Satu hal lagi, aku tidak yakin jika manusia akan merasa terancam...oleh hasrat membunuh kita ketika kita ingin bertarung atau sedang berada di tengah petempuran.

Tapi kelihatannya kita bisa mengeluarkan aura semacam itu. Jadi jangan bertindak gegabah tanpa izinku, mengerti?"

"Saya mengerti Momon-san--san."

"Bagus sekali.. kedai yang kita lihat sebelumnya seharusnya di dekat sini."

Ainz melihat sekelilingnya.

Ada beberapa toko yang buka, dengan senjumlah kecil pelanggan yang mengunjungi.

Disampingnya ada beberapa pekerja memakai celemek sedang membawa barang.

Mereka mencari kedai minuman di area yang dipenuhi toko dengan mencocokkan pola gambar di tangan Ainz dengan pola di papan penanda.

Karena Ainz dan Narberal tidak bisa membaca bahasa keraaan ini, mereka harus menggunakan cara ini.

Segera setelahnya, mereka menemukan pola tujuannya. Ainz mempercepat langkahnya secara tak sadar dan diikuti oleh Narberal.

Sekumpulan debu mengotori sepatu armor miliknya, Ainz melangkah 2 kali, membuka pintu ganda dengan kedua tangannya dan masuk.

Hampir semua jendelanya tertutup, memberikan cahaya remang-remang di dalam.

Mereka yang terbiasa dengan cahaya terang di luar tidak akan mampu beradaptasi langsung. Tapi bagi Ainz, yang memiliki nightvision, cahaya sebanyak ini sudah lebih dari cukup.

Interiornya luas; lantai satu adalah area makan dengan sebuah counter. Dua lemari diletakkan di belakang counter, dengan banyak botol anggur di dalamnya. Pintu di samping counter mungkin menuju dapur.

Di sudut area makan adalah tangga yang menyiku ke kanan menuju lantai dua.

Menurut wanita di counter, lantai dua dan tiga adalah ruang kamar tamu. Sejumlah pelanggan tersebar di sekelilingnya dari meja makan bundar.

Kebanyakan dari mereka adalah pria dengan atmosfir yang terasa bermusuhan.

Semuanya melihat ke Ainz dan mereka terlihat menerka ukurannya. Satu-satunya yang tidak peduli dengan Ainz adalah wanita yang sedang duduk di sudut dan sedang memandangi sebuah botol di mejanya.

Pemandangan di kedai minuman ini membuat Ainz mengangkat alisnya yang memang tak ada di dalam penutup kepalanya.

Dia sudah siap secara mental untuk ini, tapi tetap merasa lebih jorok dari yang dia kira.

Di YGGDRASIL, ada banyak tempat yang kotor dan menjijikkan dan bahkan Great Tomb of Nazarick adalah salah satunya. Contohnya adalah aula Lord of Terror atau Gua raksasa dari cacing beracun. Tapi kotor yang itu berbeda.

Ada banyak sisa makanan di seluruh lantai dan cairan yang tidak diketahui; noda aneh di dinding; item berbentuk kubus misterius tertempel di pojok...

Ainz menghela nafas di hatinya dan melihal sekeliling kedai.

Ada pria dengan syal kotor di lehernya, dengan lengan bajunya yang diangkat untuk memamerkan lengannya yang berotot. Ada beberapa luka yang entah dari cakar binatang buas ataukah luka pedang.

Tampangnya diantara kejam dan buas, bekas luka itu bisa dilihat dengan jelas di wajah dan kepalanya dicukur habis.

Dia lebih terlihat seperti tukang pukul daripada pemilik, dengan memegang kain lagi sembil mengamati Ainz dengan jelas.

"Mencari kamar? Berapa malam?", dia bertanya dari seberang ruangan dengan suara yang terdengar seperti lonceng usak.

"Kami ingin tinggal satu malam."

Bos pemilik menjawab dengan kasar:

"...Medali Tembaga. Ruangan umum 5 koin tembaga permalam. Oatmeal dengan sayuran sebagai pelengkap, satu koin tembaga lagi jika ingin daging. Oatmeal mungkin akan diganti dengan roti yang sudah beberapa hari."

"Jika bisa, aku ingin double room (kamar dobel)."

Pemiliknya mendengus:

"..Ada 3 kedai yang digunakan secara khusus oleh petualang dan milikku adalah yang terburuk dari semuanya... Apakah kamu tahu mengapa orang-orang di guild memperkenalkan tempat ini kepadamu?"

...***....