Karin dengan sigap mengejar Alisya. ia tau betul kalau sahabatnya ini sangat berani bahkan terlalu nekat ketika berhadapan dengan seseorang, siapapun dia.
"Oh Ayolah Sya,,, kamu punya kesempatan yang besar dengan menjadi partnernya!" Bujuk Karin namun tidak di perdulikan oleh Alisya. Dia terus melangkah mantap memasuki daerah elit yang tidak semua siswa biasa masuk kesana. Hak akses bisa didapatkan ketika seseorang telah memiliki kartu partner dengan seorang elit.
"Baik, pergilah. Tapi kau harus ingat perjanjianmu dengan Ayah, bahwa kamu akan tetap berada di sekolah ini dengan nilai sempurna dan dia tidak akan membocorkan keberadaanmu kepada ayahmu, sebagai gantinya!" Tegas Karin dengan membesarkan sedikit volumenya agar Alisya tersadar.
Alisya bukanlah orang yang gegabah dan akan berbuat hal yang dapat merugikan dirinya sendiri.
Karin juga sebenarnya tau seberapa besar tingkat kemampuan Alisya. Sewaktu SD, dia memiliki IQ di luar batas anak-anak pada umunya. Namun karena beberapa hal yang terjadi dalam keluarganya, Ia mengubur kecerdasannya itu untuk bisa menarik perhatian orang tuanya. Akan tetapi kedua orang tuanya terlalu keras padanya.
Kata-kata Karin sempat menghentikan Alisya sejenak, tapi ia tetap melangkah dengan mantap menuju kelas MIA 1. Tepat dihadapan gedung yang tampak bukan seperti kelasnya, malah terlihat seperti Vila dengan banyak ruangan elit serta fasilitas lainya. Alisya melewati beberapa ruangan bertuliskan kelas elit dari tingkat 2 dan 3 lalu terus menelusuri gedung hingga berhenti setelah melihat ruangan yang tampak seperti ruang perkuliahan yang memiliki susunan tempat duduk sofa melingkar bertingkat yang sangat mewah dan nyaman. Terlihat pada bagian atas pintu ruangan bertuliskan kelas yang Ia cari. Segera masuk, ia terhenti oleh seseorang yang dengan sigap menghalangi jalannya.
"Wooww.. Apa yang dilakukan siswa biasa disini? Poin kamu bisa berkurang jika ada guru yang melihatmu." Seorang cowok menghalangi jalannya.
"Aku mencari Adith! " Tegasnya
"Kau tidak dengar apa yang dia bilang yah? Kau tidak seharusnya berada disini! " Tambah yang lainnya dengan nada menghina sambil menunjuk bahu Alisya.
Dengan sigap Alisya mengambil telunjuknya dan memutar tangannya membuat cowok itu merintih kesakitan.
"Kau sudah gila ya!" Teriak cowok yang menghalanginya dan menaikkan tangannya ingin menampar Alisya.
"Cukup!!!" Bentak seseorang dari jauh.
Bentakkan itu membuat si penghalang menghentikan aksinya. Tentu saja tidak segampang itu tangannya akan menyentuh Alisya. Namun, Ia sedikit terganggu dengan suara kerasnya yang menyakitkan telinganya. Alisya berusaha menenangkan dirinya dan menarik nafas dalam dengan tehnik yang lembut dan tersembunyi. Melihat keadaan disekitarnya, jelas bagi Alisya kalau para elit ini bisa melakukan apa saja.
"Kau orang pertama dari siswi biasa yang berani mengkahkan kakinya ke tempat ini!" Ucap seseorang mendekatinya dengan tatapan dingin. Ia sangat tampan dengan proporsi tubuh yang indah. Rambut landaknya sangat cocok dengan kontur wajahnya. Wajah blasteran Jerman-Indonesia.
"Terimakasih!!!" jawab Alisya jutek.
"Hei kau tidak tau sedang berbicara dengan siapa?" Si penghalang membentak kesal.
Pemilik wajah blasteran itu menggeser si penghalang dan menempatkan dirinya berada tepat dihadapan Alisya, dengan tatapan mengintimidasi. Dia mencoba menggoyahkan Alisya, dengan mendekatinya dan menundukkan wajahnya tepat di hadapan Alisya.
"Mundurlah nafasmu sangat bau!!!"
Semuanya tercengang dengan apa yang baru saja dikatakan Alisya. Namun tidak ada yang berani tertawa hingga dari belakang wajah blasteran itu muncul seseorang dengan tawa yang terbahak-bahak. Caranya saat tertawa membuat wajahnya terlihat sangat tampan dengan barisan gigi putih kecil dan bibir yang merekah.
"Baru kali ini ada seseorang yang menghinamu Zein. hahahahhahaa... Tak ku sangka ada yang berani pada orang nomor dua di sekolah ini." ucapnya sambil terus melanjutkan tawanya.
"Hei, bukankah aku ganteng dan juga kaya?" Ucapnya penuh percaya diri.
"Kau terlihat seperti sampah!" Jawab Alisya dingin.
"Aku suka keberanianmu! Siapa namamu? " tanya Zein, si tampan blasteran yang menahan rasa kesalnya. Bukan karena kata-kata Alisya, tapi karena Riyan yang menertawakannya.
"Bukan urusanmu!" Jawab Alisya lagi mulai kesal dan melangkah pergi.
Riyan semakin terbahak-bahak, akan tetapi berusaha mencegah kepergian Alisya.
"Hei, jangan dulu pergi, sepertinya aku menyukaimu! Sudah di putuskan aku akan menjadikanmu partnerku!" Ucapnya tanpa bertanya kepada Alisya terlebih dahulu.
"Aku tidak mau!!!" Jawabnya tegas. Sekarang giliran Zein yang menyunginggkan senyum menertawakan Riyan.
"Kau jangan pernah menjadi partner si penjahat kelamin itu! Sebaiknya kau lebih baik menjadi partnerku saja, ini kartumu!" Ucap Zein dingin sambil melemparkan kartunya.
Alisya mulai kesal dengan cara dua orang ini memperlakukannya. Ia tidak menjawab Zein dan malah menginjak kartunya sebagai tanda penolakannya. Baru saja ia akan melangkah pergi, dari belakang seseorang telah memeluk pundaknya dengan lembut.
"Dia partnerku! Dia sendiri yang memilihku!" Terangnya kepada Zein dan Riyan yang melongo melihat perlakukan Adith. "Sebaiknya kau menurut kali ini, jika tidak sahabatmu akan menerima imbas atas perlakuanmu terhadap dua ganteng ganteng serigala dihadapanmu itu! Dan lagi aku bisa melindunginya dari mereka berdua untukmu, bagaimana?" Bisiknya di telinga Alisya, dengan sangat lembut sehingga tampak kalau Adith, hanya menghembuskan nafasnya ke rambut Alisya.
Tingkah keduanya sangat intim membuat Zein dan Riyan berpikir bahwa Adith sedang menunjukkan kepemilikannya.
Alisya baru ingat kalau Adith dan semua siswi biasa tau kalau Karin adalah sahabatnya. Dan penolakannya kepada kedua orang itu adalah suatu penghinaan besar. Dengan menarik nafas dalam-dalam, ia hanya mengambil kartu yang berada di saku Adith kemudian melangkah pergi tanpa pamit.
"Ia cukup cerdik untuk mengetahui kalau aku sudah membuatkan kartu atas nama dirinya." Batin Adith dan tersenyum penuh kemenangan.
Tentu saja Alisya tau kalau Adith, akan segera membuat kartu itu. Hanya butuh 15 menit untuk mencetak kartu dengan nama kepemilikannya dan Alisya sudah berada disana selama 15 menit sedang Adith terlebih dahulu pergi sebelum dia.
****
"Jadi bagaimana hasilnya??? " Karin langsung menyerangnya dengan pertanyaan.
"Bagaimana mungkin kau masih menungguku disini?"Tanya Alisya heran.
"Aku penasaran sama hasilnya! jadi bagiamana??? Kamu ketemu? batal atau lanjut sih."Rengek Karin sembari mengayun ayunkan tangan Alisya.
Alisya tidak menjawab pertanyaaan Karin, dan hanya melemparkannya sebuah kartu yang dengan sigap Karin, menangkapnya.
"Elite Card Acces
Name : Alisya Quenby Lesham
Partner : Radithya Azura Narendra"
"Luar Biasa!!! " Seru Karin antusias.
Melihat itu Karin melompat kegirangan dan segera mengejar Alisya secepat kilat!!!