"Tidak, tidak, tidak ada apa-apa, maafkan aku," ujar Nuansa kepada Durah usai dirinya berhasil menahan tawanya yang hampir saja menjadi sangat keras tadi.
"Kau ini, aneh sekali," kata Durah yang masih tersenyum lebar melihat sang putri yang berusaha sangat keras untuk tidak tertawa terbahak-bahak.
"Maafkan aku, maafkan aku," ucap Nuansa sekali lagi sembari menahan tawanya.
"Ok, ok, lanjutkan cerita Ibu," sambung gadis itu, dia berharap kalau dirinya bisa berhenti ingin tertawa sekarang setelah sang ibu melanjutkan ceritanya.
"Ok, jadi-"
"AHAHAHAHAHA." Nuansa tiba-tiba tertawa terbahak-bahak ketika Durah baru saja melanjutkan ceritanya, gadis tersebut bahkan sampai terguling-guling di lantai ruang tamu itu dengan tawanya yang entah kenapa membuat Durah terkekeh padahal dirinya tidak mengerti alasan putrinya itu tertawa geli seperti itu, Nuansa bahkan sampai mengeluarkan cukup banyak air mata karena tawa gelinya itu.