"Di mana kau malam itu, Neptunus? Disaat aku tidak bisa melakukan apa-apa melihat ayahku yang berhadapan dengan ajalnya?" tanya Nuansa dengan suara bergetar menahan isak tangisnya mengingat malam dimana Arfan menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan putrinya sendiri.
"Aku menghubungimu berkali-kali, tapi kau tidak menjawab satupun panggilanku," sambung Nuansa.
"Nuansa, sebaiknya aku saja yang berbicara. Penjelasanku tentang Neptunus yang sebenarnya sudah selesai, itu hanya permulaan, kita akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu itu nanti, sabar," Eugene menyela Nuansa.
"Tidak, Paman. Kali ini saja, biarkan aku yang berbicara," ucap Nuansa.
"Biarkan paman Eugene saja yang berbicara," Neptunus angkat bicara dengan suara yang bergetar bak orang yang menahan tangis, sama seperti Nuansa. Nuansa pun terkejut mendengar suara Neptunus yang bergetar seperti itu.
'Dia menahan tangis? Kenapa?' batin Nuansa.