Chapter 33 - Gladys

Takoyaki pesanan Nuansa akhirnya datang, dan tentu saja masih dalam keadaan panas. Pelayan yang menyambutnya tadi masih melayaninya, bahkan ia duduk untuk lanjut mengobrol dengan gadis itu.

"Jadi, kenapa kau terkejut?" tanya Nuansa pada si pelayan, ia tidak langsung memakan Takoyakinya karena itu masih sangat panas.

"Pertama, perkenalkan, namaku Gladys, salah satu sahabat dekat Neptunus." Pelayan yang bernama Gladys itu memperkenalkan dirinya. "Dan sebenarnya aku masih 22 tahun, jadi usia kita tidak jauh, kau bisa memanggilku hanya dengan namaku," lanjutnya.

"Okay."

"Kedua, aku ingin bertanya padamu, Neptunus itu bagaimana sifatnya?"

"Huh?"

"Ya, seperti, apakah dia baik, pendiam, atau menyebalkan misalnya."

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Jawab saja, nanti kuberitahu alasannya."

'Hmm, Neptunus padanya bagaimana, ya? Kalau aku jawab sifat Neptunus yang sebenarnya, nanti anak itu bisa marah, tapi kalau aku berbohong, aku harus mengatakan apa juga? Aku tidak pandai berbohong seperti Neptunus. Ah, masa bodoh lah, aku tidak mengerti bagaimana pembagian sifatnya yang merepotkan itu di hadapan orang,' batin Nuansa.

"Neptunus itu mesum, mesumnya ya ampun, seperti tidak punya batas. Dia menyebalkan, cukup berisik dan maniak BH," jelas Nuansa.

"Hahahaha, ternyata dia terbuka padamu," ucap Gladys.

"Apa maksudmu?"

"Dia sangat terbuka padaku. Dia menceritakan kalau dia bersifat berbeda-beda di hadapan orang, dan aku tidak mengerti kenapa. Yang jelas, dia mengatakan padaku kalau dia hanya pernah bersikap sebagaimana dirinya kepada para mantannya dan aku. 'Bersikap sebagaimana dirinya' yang dimaksud dia adalah saat dia mulai beranjak remaja, dia mulai tidak ingin menjadi dirinya sendiri di hadapan semua orang kecuali para mantannya, dan aku tidak mengerti kenapa, bahkan sampai sekarang aku tidak memahami betul akan hal itu."

"Wah, sama, aku juga tidak mengerti. Tapi, kenapa dia juga terbuka padamu? Maksudku, dia mengatakan padaku kalau hanya para mantannya yang mengetahui sifatnya, kurasa yang baru-baru ini adalah yang paling tahu bagaimana sifat Neptunus yang sudah dewasa."

"Entahlah, dia berbohong padamu atau mungkin saja lupa menceritakan tentangku, soal kenapa dia juga menceritakan tentang dirinya yang sebenarnya padaku, kurasa dia merasa nyaman padaku. "

"Kau memiliki perasaan padanya?"

"Eh? Hahahaha, aku sudah bertunangan, lihat," ujar Gladys sembari menunjukkan sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Kau ini dari mana? Sepertinya kau sama sekali tidak mengenali lingkungan di sekitar sini. Semua orang di kampus itu tahu kalau aku dan Neptunus bersahabat cukup dekat, tapi kami tidak terjebak cinta, bisa dikatakan kami membuktikan kalau persahabatan antara pria dan wanita itu bukan hal yang mustahil terjadi."

"Ya ... Aku memang kurang mengetahui kehidupannya di sini, karena aku juga orang baru di hidupnya."

"Huh?"

"Aku hanya penjual keripik singkong yang terjebak cinta padanya."

"Serius?"

"Ya."

"Maksudku, apa kalian benar-benar berpacaran? Bukan maksud untuk menyinggung pekerjaanmu, tapi, Tiana adalah cinta mati Neptunus, dia bersumpah untuk mati tanpa memiliki pasangan, dia bersumpah untuk menua tanpa seorang wanita yang menjadi pasangannya, karena Tiana benar-benar cinta matinya."

"Siapa Tiana?"

"Huft, tampaknya kau benar-benar orang baru. Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya."

"Semuanya dimulai tentu saja pada saat aku bekerja di sini, ketika aku bekerja di sini, aku adalah tamatan SMA dan Neptunus belum berkuliah, dia memang agak lama berkuliahnya, kan? Kalau tidak salah satu tahun setelah tamat SMA, dia baru memutuskan untuk kuliah. Beberapa minggu setelah aku mulai bekerja, dia mulai masuk kuliah, dan sejak hari pertamanya kuliah, dia sudah mampir ke sini."

"Wow, benarkah?"

"Ya."

"Dari dulu dia hanya memesan Takoyaki, tidak pernah yang lain, dan aku tidak mengerti kenapa, terlalu banyak hal yang tidak kupahami tentangnya, hahaha. Ketika pertama kali datang ke sini, dia bersikap padaku sebagaimana dia bersikap pada orang lain, dia cool, agak pendiam walaupun sebenarnya tidak irit bicara, benar-benar mampu meluluhkan hati gadis manapun. Tapi lama kelamaan aku yang banyak bicara ini membuat dia berpikir ulang bagaimana sebaiknya dia bersikap padaku, dan pada akhirnya dia menunjukkan dirinya yang asli padaku setelah beberapa minggu dia menjadi pelanggan setia di sini."

"Waktu itu dia sedang berpacaran dengan Stephanie, tapi Stephanie sangat jarang datang ke sini. Neptunus mengatakan kalau dia menganggapku sebagai sahabat sejati, makanya dia mau terbuka di hadapanku. Awalnya aku merasa jijik pada sifat aslinya, setelah sebelumnya merasa tidak percaya dengan penjelasannya mengenai sifatnya yang berbeda untuk orang lain, tapi lambat laun aku mulai menerima bagaimana dia sebenarnya dan percaya dengan penjelasannya. Satu hal yang masih aku tidak mengerti tentang penjelasannya, kenapa dia bersikap beda untuk beberapa orang? Itu hanya masih tidak masuk akal bagiku dengan alasannya," sambung Gladys.

"Aku juga, itu terlalu konyol, kan? Entah apa maksudnya yang sebenarnya," kata Nuansa.

"Hahaha, iya. Setelah terbuka padaku, dia mulai banyak bercerita tentang kehidupannya, kurasa hampir semua."

"Jadi kau tahu tentang paman Eugene?"

"Aku bahkan pernah bertemu dengannya."

"Benarkah?"

"Ya, Neptunus mengatakan padaku kalau paman Eugene akan datang hari ini, benarkah?"

"Hu-um, aku sangat tertarik dengan hal ini."

"Kenapa?"

"Aku sangat menyukai Detektif!"

"Dia akan sangat menarik bagimu, aku menjaminnya. Ok, balik lagi ke Neptunus. Kali ini aku akan menceritakan tentang Stephanie. Stephanie adalah pacar pertama Neptunus saat dia mulai berkuliah, Stephanie bersahabat dekat dengan gadis-gadis yang bernama Zhenya, Tiana, Anne dan Emma-"

"Emma?!"

"Ya, kenapa?"

"Tunggu sebentar." Nuansa lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Emma pada Gladys.

"Yang ini, bukan?" Nuansa memastikan.

"Ya, memang ini, siapa lagi?" jawab Gladys.

"Ok, ok, lanjutkan ceritamu."

"Kelimanya sering dianggap sebagai squad gitu, tapi mereka membantah kalau mereka membentuk squad yang isinya mereka berlima, mereka mengatakan kalau wajar jika seseorang hanya bersahabat dekat dengan beberapa orang. Menurut Neptunus, Emma menyukainya sejak awal mereka bertemu, Neptunus mengatakan padaku kalau dia sangat muak pada Emma karena menurutnya Emma itu banyak tingkah, sombong dan memiliki semua sifat yang memuakkan, sedikit berbeda dari keempat sahabat dekatnya. Emma dan sahabat-sahabatnya pada masa awal mereka berkuliah adalah bintang kampus, jadi anak laki-laki sering berusaha untuk menaklukan hati mereka, tapi Neptunus adalah salah satu yang berbeda, karena salah satu dari kelima gadis itu menyukainya. Namun Neptunus dengan pesona dan kharismanya yang palsu berusaha mendapatkan Stephanie, Stephanie menerima cintanya karena Neptunus juga cukup populer di kampus. Menurut Neptunus, hubungan mereka hanya bertahan dua minggu-"

"Itu pasti karena Neptunus terbuka pada Stephanie. Stephanie pasti merasa jijik padanya," sela Nuansa.

"Hahaha, sepertinya kau juga sedang merasa begitu padanya."