Dengan kesal kuhenyakkan tubuhku di kursi ku.
Jeremy sialan... apa bagusnya anak itu... ganteng sich iya.. tapi aku ga akan pernah tertarik secuil pun... cukup sekali aku tersakiti... tanpa sadar bayangan Rian memenuhi pikiranku... orang yang paling aku sayang... orang yang paling berarti bagiku, juga orang yang paling menyakitiku... tanpa sadar airmataku merembes dipelupuk mataku, dengan kasar kuhapus kepedihan hatiku.
sepasang mata setajam elang menatapku... ada kepedihan dimatanya... kutatap balik mata tajamnya dengan sengit... sambil mencibir kan bibirku...
Kenapa dia menangis, Jeremy memandang Kezia, apa aku terlalu menyakitinya?...
terbayang kembali saat-saat kebersamaan yang membahagiakan bersamanya meski hanya sekejap... ada tekad dalam hati Jeremy untuk mengambil kembali haknya yang telah dirampasnya dengan paksa karena kelicikan seorang wanita yang terlalu terobsesi terhadap dirinya.
wanita yang tidak akan pernah kumaafkan, wanita yang membuat dendam ini harus terbalaskan berlipat- lipat kali, karena telah membuat kesayanganku tersakiti... karena telah membuat kesayanganku menjadi seorang wanita yang tidak lagi mempunyai senyum untuk kaum adam.
Wanita yang memaksaku menyakiti orang yang paling aku sayang....
Namun saat itu aku sungguh-sungguh tak berdaya,
dengan keadaaanku yang terdesak, aku harus menjual cintaku... harga diriku... untuk... ibuku...
Kezia... aku sungguh - sungguh sayang sama kamu.... sekarang.... aku punya kemampuan untuk. menjaga kamu.... aku punya kemampuan untuk menjaga cinta kita... sekarang aku bukanlah Rian yang tidak berdaya.... hanya.... dapatkah ku mengenali aku???
Key.... aku Rian... Rian mu yang selalu menyayangi dan mencintai kamu...
... Jeremy memandang Kezia..
dengan tatapan sendu... tatapan sendu yang hanya sekejap melintas dalam sorot matanya... untuk kemudian menjadi dingin dan acuh kembali...