Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Don't Say That

StoryMaker
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.5k
Views
Synopsis
Yang Tidak Mengikuti Peraturan, Akan mati ~Jigsaw~ mungkin kalimat itulah yang menggambarkan cerita ini. Setiap permainan, pasti memiliki aturan. Dan setiap aturan, memiliki makna. Dan satu Hal Yang pasti. Ikuti Aturan, dan kau akan selamat.

Table of contents

Latest Update1
Part 15 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Part 1

Namaku Saras. Aku berumur 19 tahun. Aku hidup di keluarga yang bisa dibilang berada. Ayahku meninggal dua tahun yang lalu. Dan kini aku tinggal bersama ibuku. Tapi aku merasa, kalau aku adalah sebatang kara. karena meski aku masih memiliki seorang ibu, tapi dia selalu absen. Ya.. Dia selalu pergi ke luar negri atau ke luar kota. Alhasil, aku selalu tinggal sendiri di rumah. bersama sesuatu yang bernama

Kesepian.

"Saras!" Seorang pria membuka pintu kamar saras.

Dia Kiki. Temen aku dari Kecil. Ketika aku merasa sendiri,

Kiki selalu membuatku merasa bahagia dan ceria.

"Kenapa Ki? Bikin kaget aja.." Tentu saja aku kaget. Dia

membuka pintu seperti mendobrak.

"Nggak ada.. Tadi Fira Ngechat aku. Dia bilang, Dia pengen

ketemu kita semua di cafe langganan kita."

"Sekarang?"

"Ya sekarang.. Btw, ibu kamu mana?"

"Ke luar kota." Jawabku cuek.

Aku memang malas kalau bahas ibu. karena jawabannya, antara di kamar, ke luar kota, atau nggak, ke luar negri.

"Ya udah.. ayok pergi."

...

Di cafe...

"Kenapa Fira.. kok tiba tiba ngajak ngumpul??" Tanyaku penasaran.

Oh ya.. Dia Fira. Dia teman aku sejak masih SMP kelas dua.

Kami di sini berlima orang. Ada aku, Kiki, Fira, Sandi, dan, Adam.

Sandi dan Adam adalah temannya Kiki. Aku kenal Mereka karena Mereka temannya Kiki. Dan Fira kenal Mereka karena Fira teman aku

"Ya.. kenapa tiba tiba ngajak ngumpul?" Kiki juga penasaran.

"Jadi gini.. pertama, aku mau nanya.. kalian udah punya jadwal liburan belum??"

"Belum. Emang kenapa?" Aku semakin penasaran.

"Nah.. maka dari itu, aku punya destinasi wisata yang pasti cocok buat kita. Nih! " Fira nyodorin kertas. Kayak brosur gitu sih.

"Yohannes Smith Parker's House?" Aku membaca tulisan besar di brosur itu.

Fira mengangguk.

"Maksudnya apa?" Adam memperhatikan brosur itu.

"Dari pada kita suntuk di rumah, apa lagi kamu saras, nggk ada kerjaan, mending kita pergi ke rumah itu. Pasti bakal seru." Kata Fira sambil meminum creammy late yang dipesannya dari tadi. "Iih.. nggak ah.. Serem tau! " Aku bergidik seram. Gimana enggak? Liat aja..bentuk rumahnya. Pokoknya aku nggak suka.

"Wah.. kayaknya seru" Sandi ikut nimbrung.

"Aku nggak mau ikut.. kalian aja" aku berdiri untuk pergi.

Tapi Kiki menahan tangan aku.

"Ayok lah Saras. Ini pasti seru. Ya?? " Kiki membujukku pakai senyum memelasnya yang khas. Dan benar saja, setiap Kiki memelas, aku nggak pernah bisa nolak. "Ya udah. Aku ikut. Tapi jangan macem macem ya."

"Enggak kok.. Yes.. gitu dong. Masak iya, seorang saraswati panakut." Fira mencubit pipi aku.

"Kapan kita pergi?" Tanya Adam.

"Besok aja.. soalnya nggak ada jadwal kunjungan di sini." Fira memperhatikan brosur itu sambil terus menyedot creammy latenya.

"Nggak sabar nih.. " Kata sandi sumbringah.

"Ya udah.. aku pulang dulu ya. mau nyiapin mental" Aku langsung berdiri. "Biar aku antar." Kata Kiki. Aku hanya mengangguk kecil.

Di perjalanan...

"Nggak usah tegang. Pasti seru kok." Kiki nenangin aku yang dari tadi tegang. karena jujur. Aku paling takut sama yang begituan.

"Iya Ki.. " jawabku gugup.

......

Dah Sampai.

"Makasih Ki"

"Iya. Sama sama." Kiki pun pergi.

"Huuftt.. Apa yang akan terjadi besok??" Tanyaku dalam hati..