Chereads / Bule Kekasih Jannah Ku / Chapter 2 - Part 1

Chapter 2 - Part 1

"mila bangun de sholat tahajud yok!" ajak dijah yang sudah siap dengan mukenah merah yang dikenakan nya.

"aaa kak, bentar lagi ya.." ucap mila yang masih terbaring di atas kasur.

"eh gak boleh gitu...menunda nunda gak baik loh." ujar dijah.

"hmm baiklah kak." dengan separuh sadar mila melangkah ke luar kamar, dengan mata yang masih terpejam dan jalan yang oleng layak nya pemabuk berat, dijah terus saja heran dengan tingkah adik nya,tapi malah itu yang selalu membuatnya tersenyum, dijah sangat menyayangi adik nya itu, walaupun ia sedikit bandel, dan tak ada lagi yang berharga selain adiknya, semenjak ayah dan ibu nya meninggal satu tahun lalu karena kecelakaan mobil, saat itu usia dijah 19 tahun dan adik nya mila berusia 17 tahun , mau gak mau mereka harus menerima nasib menjadi yatim piatu.

Untung saja ada Om Miko sahabat baik dari kedua orang tua dijah dan mila. Dan om miko lah yang mengatur dan mengurus semua kebutuhan mereka, terlebih ia dan istrinya yaitu Tante Tina Marani belum mempunyai keturunan selama 2 tahun pernikahan, dan setelah beberapa hari dijah dan mila hidup tanpa ayah dan ibu mereka, om miko dan tante Tina mengangkat dijah dan mila menjadi anak nya.

....

"assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,,assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh." selesai mengerjakan 2 rakaat sholat tahajud dijah sadar bahwa mila belum juga kembali dari mengambil wudhu' bahkan sedikitpun suara percikan air tidak terdengar olehnya.

beberapa langkah keluar dari kamar ia dapati mila yang masih saja molor di atas sofa dengan kaki yang sedikit terkangkang, "ya allah, ni anak kerjaan nya.." gumam dijah dengan sedikit gelengan.

"mila bangun, sholat tahajud gih, masa udah bangun tidur lagi kamu." oceh dijah sembari sedikit menepuk nepuk pundak mila, "astagfirullah, maaf kk." mila tersentak bangun dan segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

***

Dengan pakaian seragam yang rapi, serta jilbab yang menutupi hingga dada, dengan tas sandang kecil yang di bawanya, ia berjalan menuju teras rumah yang di ikuti oleh mama angkat nya tersebut. " dijah berangkat kerja dulu ya ma." ucap dijah sembari menyalimi mama nya itu. " Iya sayang hati hati di jalan ya." ujar mama dengan lembut, terlihat dari senyuman mama tina yang sangat tulus menyayangi dijah dan mila walaupun mereka hanya anak angkatnya.

Karena papa miko dan mama tina yang merawat dan menyayangi mereka berdua seperti anak nya sendiri, dijah dan mila tidak pernah merasa kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua. mereka sangat bersyukur kepada Allah Swt, dengan adanya papa miko dan mama tina.

Dan mereka berjanji tidak akan membuat kedua orangtua angkat mereka tersebut kecewa, karena kelakuan mereka.

Dijah hanya lulusan SMK dengan jurusan perhotelan oleh karena itu kini dijah bekerja sebagai Receptionist Hotel di Hotel Pangeran tepatnya Jln Sukarno di Kota A.

Memilih bekerja ketimbang kuliah, itulah keputusan yang ia ambil setelah ada perselisihan di hatinya.

Dijah sangat ingin melanjutkan pendidikan nya kejenjang yang lebih tinggi dengan harapan bisa mendapatkan gelar sarjana serta pekerjaan yang terjamin, tapi di sisi lain dijah juga tak ingin merepotkan kedua orangtua angkatnya itu dengan biaya yang membuat kantong menjadi kering.

Dengan bekerja ia bisa menabungkan separuh gajinya untuk biaya kuliah mila nantinya, karena dijah tidak ingin mila bernasib sama sepertinya.

Dua orang pria memasuki hotel tempat dimana dijah bekerja, pria yang satu sepertinya bukan orang asli Indonesia dan pria yang satu laginya berwajah khas Indonesia.

Dijah sebagai Receptionist Hotel menyambut mereka dengan ramah, tapi bedanya dijah tidak pernah menatap pengunjung pria yang bertanya atau berbicara kepadanya ia hanya menjawab dan selalu saja menundukkan pandangan nya karena ia sangat menjunjung tinggi agamanya.

Yang terkadang membuatnya kelihatan aneh dimata pengunjung hotel tersebut, dan sempat beberapa kali di tegur karena ada yang menganggapnya tidak sopan.

"Selamat datang di Hotel Pangeran, ada yang perlu kami bantu pak?" tanya nya dengan kedua tangan yang menggenggam satu dengan yang lain nya.

"mbak bagaimana cara keluar lewat pintu depan?" tanya seseorang berlogat bule, dijah bingung dengan pertanyaan aneh ini dengan sedikit menyerengit. " Hahaha ya tinggal keluar aja lah aneh lo, bercanda Mulu." tawa pria yang yang bersama dengan bule tersebut lepas yang membuat karyawan lainnya teralihkan perhatiannya. "maaf maaf. " ucapnya ketika ia sadar tawanya menjadi perhatian.