Dalam sekali hentak tangan wanita yg sedang digenggam pria berjas biru itu terhempas. Mata sang pria nanar dan penuh luka. Tak ada yg bisa menggambarkan perasaannya sekarang. Dia terluka. Hancur. Mengetahui bahwa wanita yg selama ini ia cintai, memutuskan untuk mengakhiri hubungan yg telah mereka jalin bertahun-tahun lamanya tanpa alasan yg jelas.

"aku sudah tidak mencintaimu, Derish. Kau harus tahu itu." ucap wanita dihadapan pria itu dingin. Tanpa ekspresi.

"tapi kita baik-baik saja sampai kemarin. Kenapa jadi tiba-tiba begini?" dengan putus asa derish mencoba menggapai tangan wanita didepannya. Namun, segera ditepis oleh sang empunya hingga usaha itu sia-sia.

"Kau tidak akan mengerti walaupun ku jelas kan berkali-kali. Aku rasa, kau perlu menenangkan diri dulu. lain kali kita bicarakan ini lagi." sambil berlalu, wanita itu pergi meninggalkan derish tanpa ragu. Ia tak menoleh lagi setelah berjalan meninggalkan pria yg masih diam termangu di bangku taman tempat mereka bicara sedari tadi.

Derish merenung. Dia mengusap wajahnya frustasi. Harga dirinya jatuh ke dasar bumi dan itu berdebum langsung ke gendang telinganya.

"Kenapa dia belum bisa kudapatkan hatinya walaupun sudah kudekati bertahun-tahun?" derish merutuki diri sendiri.

"Proses metamorfosanya sebentar lg. Aku tidak boleh kehilangan dia sebelum itu semua terjadi." ucapnya mantap pada diri sendiri.