Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ma Femme

Adinda_Liem
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.7k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Maaf! aku tidak bisa

Di kota yang terkenal dengan keromantisannya dan menara Eiffel yang selalu menjadi daya tarik para turis berdatangan. Kota Paris dengan segala ceritanya menarik untuk di ulik sampai ke pusat intinya tak kalah dari keindahan kotanya kisah cinta para masyarakatnya pun layak untuk di ikuti.

Di ujung kota Paris ada seorang gadis cantik bernama Mia Alenso dia menjalani hari harinya sebagai pekerja di toko pizza. Dia selalu semangat dalam bekerja toko pizza majikannya selalu ramai pelanggan karena toko pizza tempat dia bekerja sudah melegenda dan terkenal dengan kelezatannya. Mia adalah anak tunggal dari pasangan Burren Alenso dan Rica Alcoz kini usianya berusia dua puluh tiga tahun dia di besarkan dalam keluarga yang sederhana sehingga membuatnya sudah terbiasa mandiri. Mia memiliki seorang kekasih bernama Noah Rezald hubungan mereka sangat romantis mampu membuat semua orang yang melihatnya selalu sukses di buat iri. Dan Mia memiliki seorang sahabat yang dia sebut peri penyelamat dalam hidupnya karena tujuh tahun yang lalu di saat Mia dan keluarganya berada dalam kesulitan finansial sampai tidak memiliki tempat tinggal Sahabatnya ini mengulurkan tangannya untuk membantu Mia dan memberinya tempat tinggal yang sampai saat ini menjadi tempat istirahat dia dan keluarganya bahkan bukan hanya memberikan tempat tinggal gratis keluarga sahabatnya memberikan ayah Mia pekerjaan yaitu bertani dan mengurus perkebunan milik keluarga Tonner sabahatnya itu bernama Serlin Tonner. Karena kebaikan Serlin membuat Mia berjanji dalam hatinya bahwa dia akan melakukan apa saja untuk membalas kebaikan Serlin.

πŸ§’|My Childish ❀️

Sayang aku merindukanmu 😘

πŸ‘©|Aku juga 😘

πŸ§’|Aku akan menjemputmu

πŸ‘©|πŸ˜‰

Selesai membalas pesan dari sang kekasih Mia melanjutkan pekerjaannya.

"Pesanan meja nomber tujuh siap di antar." Teriak pekerja di bagian dapur .

"Pizza siap di antarkan." Jawab Mia lalu membawa pizza yang sudah matang itu ke meja nomber tujuh.

Karena hari ini Mia tidak mendapat shift malam dia bisa pulang cepat. Saat keluar dari toko pizza tempatnya bekerja Noah sudah menunggunya sambil menyender pada badan mobil miliknya gadis itu pun tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah sang kekasih.

"Maaf menunggu lama." Ucap Mia merasa tak enak.

Noah mengecup mesra bibir Mia lalu memeluknya erat..

"Energiku telah terisi penuh." Bisiknya.

"Apakah hari ini sangat melelahkan?" Tanya Mia sambil mengusap wajah Noah yang bersiap untuk menyalakan mobilnya karena mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Ada beberapa masalah di kantor tapi semua sudah beres." Jawab Noah lalu mencium punggung tangan Mia.

Sepanjang perjalanan Noah sama sekali tidak melepaskan genggamannya dari tangan kekasihnya itu.

"Mau kemana kita?" Tanya Mia penasaran.

"Apartemenku saja aku sangat lelah dan ingin berduaan saja denganmu my Mia." Jawab Noah tersenyum.

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di gedung apartemen Noah.

"Tuan Noah rangkulanmu sangat menyulitkan." Omel Mia karena Noah merangkulnya dengan sangat posesif.

"Agar semua orang tahu gadis cantik ini milikku." Jawab Noah menyentuh dagu lancip milik Mia.

Mia hanya bisa memutar bola matanya dengan malas karena percuma baginya untuk berdebat dengan anak kecil bertubuh bongsor ini.

"Astaga pemandangan apa ini?" Jerit Mia saat melihat sekeliling apartemen kekasihnya.

Seperti biasa setiap Mia datang ke apartemen Noah gadis itu selalu di suguhkan oleh pemandangan yang kacau pakaian bekas berserakan plastik bekas cemilan dan kekacauan lainnya.

"Aku sibuk sayang jadi belum sempat merapikan semuanya." Jawab Noah cengengesan.

"Kau ini." Ucap Mia sambil memungut satu persatu sampah di hadapannya.

"Aku butuh seorang istri." Ucap Noah serius membuat langkah Mia terhenti.

"Kalau begitu menikahlah." Jawab Mia cuek.

Mendengar jawaban gadisnya yang terkesan cuek dan tidak serius membuat Noah berjalan cepat ke arah Mia dan langsung memeluk gadis itu dari belakang.

"Kalau begitu terima lamaranku." Pinta Noah sambil mengecup lembut pundak sang kekasih.

"Aku belum siap untuk menikah Noah aku harus membahagiakan ayah dan ibu dulu." Jawab Mia dengan mata tertutup seperti ada hal yang begitu berat Mia rasakan.

"Kamu tetap bisa membahagiakan kedua orang tuamu setelah kita menikah itu bukan alasan yang bisa ku terima." Ucap Noah serius memutar tubuh gadis itu agar menghadap ke arahnya.

"Itu jelas akan berbeda Noah terlebih lagi ibumu tidak menyukaiku aku tidak ingin menikah tanpa restu orang tua." Ucap Mia memberi penjelasan.

"Soal mami itu biar menjadi urusanku." Ucap Noah penuh rasa kecewa atas penolakan dari Mia.

"Aku mohon mengertilah namun jika kamu tidak bisa menungguku carilah wanita yang jauh lebih baik dariku dan siap untuk kamu nikahi." Pinta Mia tulus sambil mengusap lembut wajah Noah.

"Apa kamu tidak akan menyesal apabila itu semua terjadi?" Tanya Noah ragu.

"Aku hanya bisa menerima takdirku Noah." Jawab Mia lalu pergi meninggalkan Noah yang penuh kekecewaan.

Menikah tentu saja itu menjadi impian semua orang termasuk seorang Mia dan ini bukan pertama kalinya dia di lamar oleh Noah. Mia merasa dia tidak pantas menjadi seorang istri dari Noah Rezald anak pengacara ternama dan pembisnis sukses karena dia hanyalah seorang anak petani yang hidup dari belas kasihan orang lain.