Frans bukanlah putra kandung Austin Pratama, jadi Frans memang tidak seharusnya mewarisi seluruh PM Group atas namanya.
"Belum waktunya bagi Frans untuk maju membantu kita." Austin segera memberikan Vina sederet alasan.
Pertama mereka perlu menghitung berapa nilai saham yang akan di berikan kepada Frans lalu meminta persetujuan para dewan direksi juga pemegang saham. Setelahnya mereka masih perlu memperhitungkan berapa yang harus mereka keluarkan untuk pengalihan saham kali ini.
Rasanya begitu rumit dan melelahkan saat Austin menjelaskan. Vina mengerti semua hal yang dikatakan suaminya. Yang terutama dalam hal ini adalah persetujuan dari pria itu. Apakah dia bersedia memberikan sahamnya kepada Frans atau tidak?
Dalam hatinya, Austin sebenarnya masih berharap putra kandungnya untuk kembali dan meneruskan PM Group. Namun tahun-tahun telah berlalu, dia bahkan tidak berhasil mendapatkan jejak keberadaan putranya.
