Aku pun kembali menusuknya di berbagai tempat.
Saat menerima semua tusukanku itu, dia mulai dapat merasakan rasa sakitnya.
" Aaaaaahhhh ... Sakit.... Agafia kena....pa... "
Dia terus saja meronta-ronta padaku.
Namun, aku tertawa semakin keras saat melihatnya sedang tersiksa seperti ini.
" kenapa...., bukankah ini merupakan keadilan, apa kau tidak ingin mendapatkan hal yang impas Ayah.... "
Senyum ku semakin bertambah lebar, aku jadi tidak sabar untuk terus melakukannya.
Saat dia mencoba menjauh padaku, aku pun berdiri dan berjalan untuk mengejarnya.
" menjauhlah dariku, dasar putri kurang ajar.., aku akan menghukummu setelah ini. "
Dia terus saja memaksa berjalan meski tubuhnya sudah penuh lubang.
" hei, kenapa kau kabur. Aku sengaja tidak menusukmu dibagian vital agar aku bisa menikmati sensasi ini... apa yang perlu ditakutkan... "
Semua orang yang melihatku mendadak sangat ketakutan.
" tidakkkk, pergilah.... kumohon ampunilah aku.... "