" tentu saja, kau pasti akan berpikir seseorang seperti mustahil untuk didekati ataupun diajak bekerja sama, tapi semua itu hanya sekat pemisah sementara, nyatanya Ibumu bisa bersamaku dan lahirlah kamu. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bukan Raven... "
Kali ini Oyaji mengeluarkan kalimat bijaknya.
" ya, aku tahu. Tapi, jika seperti itu. Bukankah bisa dikatakan hidup Okaa sama selalu tidak tenang, selalu diandalkan orang lain serta dijadikan objek fantasi kesempurnaan orang-orang ini, aku hanya merasa lelah jika hanya mendengarnya, apalagi Okaa sama yang menjadi pelakunya. "
Oyaji kembali menyentuh pundakku.
" kau ini memang seperti diriku..., meski begitu kau melihatnya sendiri bukan, segalanya butuh waktu, sekarang kau bisa melihatnya sendiri seperti apa perasaan ibumu sekarang bukan... "
Aku pun segera menoleh ke arah Okaa sama, tampaknya dia telah menemukan jawabannya.