Chereads / Zahra ganes saputra / Chapter 2 - bab 1

Chapter 2 - bab 1

Suara televisi memenuhi indra

pendengaran ku. Seperti biasa, aku adalah seorang yang suka menonton berita daripada gosip infotaiment. Menurutku menonton berita adalah sesuatu yang nyata, sesuatu yang benar-benar terjadi di luar sana.

Dan kita bisa mengambil hikmah nya dari kejadian buruk yang di alami seorang di luar sana, ku pandangi televisi yang sedang menyala di hadapan ku sambil memakan jagung rebus kesukaan ku,

"Pemirsa, seorang wanita remaja SMA telah di perkosa. Dan di tinggalkan di sebuah semak-semak di pedesaan. Awal nya gadis malang tersebut hanya mengenal seorang yang memperkosa nya dari sosial media. Dan sang pria mengajak bertemu gadis malang itu, dan gadis malang itu menerima ajakan pria tersebut tanpa merasa curiga sedikut. awal nya sang wanita hanya di ajak berkeliling saja. Hingga sang pria membawanya ke semak-semak kemudian di perdaya. setelah itu di tinggalkan. Pemirsa pelecehan sexsual pada wanita dan anak-anak makin hari makin meningkat. Bisa terjadi dimanapun dan kapanpaun. bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Berhati-hati lah terutama pada orang yang anda kenal maupun yang tidak anda kenal, jangan mudah percaya pada orang asing. Terutama yang anda kenal dari sosial media. Karna anda titak pernah tau kejahatan yang selalu mengintai anda dimanapun dan kapanpun. sekian dan terimakasih."

{pada dasar nya kejahatan sexsual bisa terjadi pada siapa saja, dan kapan saja. M

" Kau bisa kecilkan Volume nya Zahra?" Teriak ibu ku dari dapur. "Kau membuat ibu tidak bisa mendengar apapun,"

"Oky, oky. aku kecilkan." Jawab ku dari arah ruang tamu. Bukan ruang tamu yang mewah seperti yang kalian kira, melainkan ruang tamu yang sangat sederhana. Hanya ada sofa yang robek di sana sini. Di depan nya terdapat meja sederhana. Dan telefisi butut.

Tak lama kemudian adikku datang dan langsung merampas remot yang ada di tangan ku. Dan langsung mengganti nya dengan flm kesukaan nya. "Kau--" Ucapku sambil melotot ke arah nya.

"Apa." Jawab adik ku yang bernama radit dan langsung duduk di sampingku.

"Ibu!!!!!!! Radit mengambil remot ku," teriakku merengek ke arah ibuku.

"Sudah lah zahra, kau mengalah saja, bukankah sedaritadi kamu yang dari tadi menonton telefisi, Sekarang. biar adikmu yang menonton nya."

Jawab ibu ku dari arah dapur. Menengahi pertengkaran kami.

"Kau lihat kata ibu, kau harus mengalah padaku kak." Ucap adik ku sambil menjulurkan lidah ke arahku.

Maklum, kami hanya selisih 2 tahun lebih. dan kelakuan kami selalu seperti tikus dan kucing setiap hari nya.

"Dasar kau." Ucap ku sambil melempar bantal yang ku pegang ke arah nya. Dan berlari menjauh.

"KAKAK!!!" teriak adikku mengejarku.

"Ayo tanggap aku kalo bisa!." Ucap ku sambil berlari dan bersembunyi ke arah punggung ibuku. Adik ku yang sudah berada di hadapan ibu ku pun berusaha meraih ku.

"Hentikan kalian membuat kepala ibu pusing saja! Dan kau Zahra, Kau sudah besar. Tapi kau tidak mau mengalah. Dan kau Radit, Jangan suka mengganggu kakak mu." Ucap ibuku sambil melotot. aku dan radit hanya bisa saling pandang dan saling menyalahkan lewat pelolotan kami.

"Contoh adik mu Fanya itu yang sedang belajar, tidak berantem seperti kalian." Ucap ibu ku. Sambil melirik adik ku yang sedang belajar di lantai bawah. Tidak terganggu oleh pertengkaran kami, aku dan radit hanya mengangguk patuh. Dan radit pun langsung kembali ke sofa menonton bola kesukaan nya,

"Zahra tolong kamu goreng telur ini. Ibu akan kekamar. Sepertinya ada orang yang menelpon." Ucap ibu ku dan melangkah pergi.

Ketika aku sedang menggoreng telur dadar. ibu ku memanggilku dari arah kamar. "Zahra, ibu nya Mikaila ingin bicara dengan mu" Ucap ibu dari kamar. Dan aku pun menghampirinya dan mengambil hape dari tangan nya.

"Hallo." Ucap ku pada seorang di sebrang sana.

"Hallo zahra, apa kamu tau sekarang mikaila ada dimana? Sedari tadi ibu cemas sekali. Soal nya mikaila belum pulang dari tadi sore dan tidak mengabari tante sama sekali." Dari suaranya aku mendengar kalo tante sri sangat hawatir.

"Aku tidak tau tante, tadi setelah pulang sekolah aku langsung pulang kerumah. Dan mikaila  bilang kalo dia mau pulang bersama Vika." Ucap ku panjang lebar. "Kalo tante tidak kebertan. biar Zahra saja yang menelepon Vika." ucap ku panjang lebar. Karna aku sendiri mulai sangat hawatir pada sahabat ku itu. Kulirik jam yang tergantung di dindinng. yang ternyata jarum pendek menunjuk ke angka delapan.

Tidak biasa nya dia tidak pulang sampai jam segini. Dan tidak mengabari.

"Baiklah kalo sudah selesai tolong hubungi tante."

"Baik tante." Ucap ku sambil mematikan sambungan telpon.

"Bagaima." Tanya ibu ku yang sedari tadi menguping pembicaraan kami di samping ku.

"Katanya mikaila belum pulang sampai jam segini. Biasa nya dia selalu pamit kalo mau kemana-kema." Ucap ku panjang lebar. "Dan aku akan menepon vika teman sekelas nya." Karna walau kami berada di sekolah yang sama. tapi kami beda kelas.

"Baiklah cepat kau telpon vika dan tanyakan dimana Mikaila ." Aku bisa melihat kehawatiran terlihat jelas di wajah ibu. Aku pun akan menekan sebuah nomer, tapi sebelum itu. Aku dan ibu saling pandang. Terdengar bau yang menyengat dari arah dapur, seperti bau gosong " Kau sudah mematikan kompor nya kan?" Tanya ibu ku curiga."

"Maaf. Aku lupa," Ucap ku sambil nyengir. Dan itu sukses membuat ibu melotot ke arah ku. Dan berlari ke arah dapur.

Aku pun ter kekeh geli melihat itu, ya tuhan zahra.. kau mengerjai ibu mu sendiri. Tapi kan aku tidak sengaja, balas ku dalam hati

Aku pun menekan sebuah nama. yang aku ketahui tertulis nama vika.

"Hallo." ucap seorang di sebrang sana.

"Vika, apa kau tau dimana Mikaila?. Daritadi dia belum pulang ke rumah nya. Dan tidak menelpon ke tante sri. Ibu nya barusan menelpon ku. Dan sangat hawatir."

Terdengar jeda cukup lama di sebrang sana. "Tiara tadi dia---.

"Dia apa? ngomong yang jelas dong."

"Dia tadi bersama kak Reyzaa." ucap nya takut takut.

"Reyza, Reyza yang mana?. Tanya ku penasaran.

"Kak reyza, Cowok populer itu lho za. Pacar nya Voni."

Ku putar berkali-kali nama reyza di otak ku. Aku berusaha mengingat seorang di kelas ku yang populer bernama Reyza, lama... aku berusaha mengingat nya. Dan ingatan ku jatuh pada seorang pria tampan berwajah setengah bule. Seorang playboy, dan selalu memperdaya wanita.

Deg

"Kau mebiarkan nya bersama Reyza!!!! Tanyaku berteriak ke arah nya.

"Aku-- aku-- tadi aku sudah melarang nya, Tapi dia bersikeras ikut." ucap nya terbata.

"Kau sudah tau! dia cowok seperti apa! dan kau hanya diam melihat teman mu masuk kekandang singa!!!"

"Maaf, aku.. aku."

" Sekarang kau tau. Dimana reyza membawa Mikaila? Tanyaku mendesak nya.

"Dia membawa nya ke hotel."

ucapnya seketika itu membuat ku menahan nafas. Aku tau Mikaila sangat mencintai seorang. Tapi aku baru tau kalau orang itu adalah reyza, Dan yang paling aku tidak sangka! Dia berbuat senekat itu hanya demi Cinta. Aku tau Mikaila adalah gadis baik-baik. Bukan tipe wanita yang selalu melakukan Sex bebas.

Tangan ku pun gemetaran ketika memegang hape yang berada di telingaku.

"hallo zahra, kau masih bisa mendengar ku?" Ucap nya yang nenyadarkanku dari lamunan ku

"Aku--" aku berusaha mengeluarkan suaraku. yang entah kenapa terasa tercekat di tenggorokan ku.

"aku akan memberikan alamat nya, Kau bisa menghentikan nya sebelum hal yang buruk terjadi pada nya. Anggap saja ini sebagai penebusanku karna tidak bisa menghentikan nya."

Dan sambungan telpon pun terputus.

Aku punmencengkram hape nokia butut ku dengan kencang.

Tidak, aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Aku tidak akan membiarka kehidupan seorang hancur lagi di depan mata ku!

Kulihat pesan masuk dari hape ku dan membaca nya.Setelah itu, aku langsung keluar dari kamar tersebut.

" Radit tolong antarkan kakak." ucap ku sambil mengambil dua helem.

"Mau kemana sih kak. Malam-malam begini, Radit malas." ucap nya malas malasan, tanpa banyak bicara. aku langsung menyeret nya."Ini penting!"

Jawab ku. Dan dia hanya diam saja ketika aku menyeret nya keluar.

"Mau kemana?" Tanya ibuku dari dalam.

"Mau menjemput Mikaia!." jawab ku dari luar. Radit pun mengeluarkan motor bebek nya. Dan menjalankan motor nya. Dengan aku yang di boncong di belakang nya.

"Mau kemana sih kak? Kok muka kakak ampek panik gitu?"

"Sudah jangan banyak omong, kamu tinggal jalan saja. Biar kakak yang nunjukin alamat nya." ucap ku sambil mencengkram kaos belakang nya dengan kencang. Gelisah, itulah yang kurasakan.

Tidak sampai satu jam. Kami sudah sampai di depan hotel. Dan radit pun menjalankan motor nya ke parkiran. Karna memang tidak boleh parkir sembarangan.

"Kakak serius mau kesini?." Tanya nya.

Aku pun turun dari motor. Dan menyodorkarkan helem ke arah nya.

"Kakak akan menjemput Mikaia."

Aku melihat wajah radit yang hawatir. "Aku iku ya? gak baik kakak masuk sendiri kesana, entar kalo ada apa-apa gimana?." Tanya nya cewas.

Aku pun tersenyum ke arah nya.

"Adik kakak mulai dewasa sekarang ya?. Entah kenapa aku senang melihat Radit menghawatirkan ku. Dan dia ingin ikut masuk bersama ku. Itu arti nya, dia mempunyai rasa ingin melindungi dan bertanggung jawab. "Kamu tunggu disini saja, biar kakak yang masuk. Kalau ada apa-apa nanti kakak telpon Radit." Jawab ku sambil tersenyum.

Aku melihat dia ingin protes tapi dia hanya mengangguk saja,

Aku melihat hotel di depan ku, yang bertulis HOTEL KUSUMA.

tanpa ragu, aku pun melangkahkan kaki ku ke tempat itu. Makin lama langkah ku makin cepat.

Dan setengah berlari. seiring jantung ku yang berdetak cepat.

Semoga aku belu terlambat. Aku mohon. Aku mohon. Semoga aku belum terlambat

Sambil berlari kecil aku pu memasuki lobi hotel, Semua orang menatap ku dengan tatapan aneh.seperti menilai,. Berbeda dengan mereka yang berpakaian super mewah. Aku hanya memakai kaos dan celana panjang saja.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis di depan ku.

"Sa.. saya mencari teman saya." Jawab ku tergesa gesa.

"Siapa nama teman anda? Apa anda sudah membuat janji dengan teman anda sebelum nya?"

"Iya." Bohong ku. Nama nya mikai defika."

"Tunggu sebentar, biar saya akan carikan kamar nya." Jawab resepsionis itu.

Aku pun menunggu deman gugup. Jantung ku berdetak dengan cepat. Tak akan ku biarkan sesuatu yang

buruk menimpanya! teriak ku dalam hati.

"Teman anda berada di no 191 berada di lantai 4."

Tanba berpamitan, aku pun pergi dari sana dengan tergesa. Dan memasuki sebuah lift Menekan angka 4. Tak lama kemudian pintu lift terbuka. dan aku pun keluar dari sana dengan berlari. Tak ku hiraukan tatapan mata yang melihat ku dengan aneh. Aku pun mencari pintu yang bertulis angka 191 diantara deretan pintu yang lain. Aku Mencari nya dengan berlari dengan jantung yang berdetak dengan cepat, dan tatapan ku pun terhenti di sebuah pintu yang bertulis nomer 191.

Aku pun lang sung mengedor nya dengan keras. Tak ku pedulikan tangan ku yang sakit karna mengedor pintu terlaru keras. Atau hawatir mengganggu ketenangan orang lain, yang aku tau adalah, pintu nya harus terbuka!.

Tak lama kemudian. pintu terbuka, seorang pria setengah bule berdiri disana. Hanya bertertelanjang dada. Dan memakai celana pendek. Dan ada sebuah tato bertuliskan sesuatu di dada nya." Siapa?" tanya nya

Tak ku hiraukan dia yang berdiri di tengah pintu, Aku pun langsung menerobos masuk. Dan menabrak pundak nya. Tatapan ku berhenti pada seorang wanita Yang masih memakai seragama sekolah. Sedikit berantakan, Kancing depan nya terbuka. Sedang duduk di tepi ranjang. dan menatapku dengan tatapan terkejut!

Tanba nyak bicara aku pun berjalan ke arah nya dan menarik tangan nya.

"Ayo kita pulang Mikaila!" Perintah ku langsung padanya.

Tanpa ku sangka dia menepis tangan ku dengan kasar."Tidak!."

Aku syok dan tidak menyangka! Dari rumah aku berlari kesini seperti orang gila. dan apa yang kudapat, sebuah penolakan yang keluar dari mulut nya. Aku pun tidak menyerah. Dan langsung menarik tangan nya dengan kasar. "Ayo kita pulang! Kau tidak pantas berada di sini!"

"SUDAH KU BILANG TIDAK, YA TIDAK!." Teriak nya ke arah ku.

Aku pun menoleh pada pria yang sedang sedang berdiri di samping ranjang. Sambil menonton pertengkaran kami. Dan tersenyum mengejek ke arah ku.

Sial! Pikir ku. dia mengejek ku.

aku pun mengalihkan pandanganku ke arah Mikaila. Dan berjongkok di hadapan nya. "Jangan seperti ini. Jangan merusak dirimu sendiri hanya karna sebuah nafsu sesaat." ucap ku sendu.

"Ini bukan nafsu!." Teriak nya ke arah ku. "INI CINTA!" sambil melotot ke pada ku.

Aku hanya tersenyum mengejek ke arah nya " Oh ya?." sambil menaikkan sebelah alis ku. Aku pun melanjutkan ucapan ku. "Jadi kau mencintai nya? Dan kau ingin tidur dengan nya begitu?! Kau ingin menyerahkan keperawanan mu pada nya!." tunjuk ku ke arah nya. "Kau ingin menyerahkan harta paling berharga mu pada orang brengsek sepeti dia!

lalu setelah itu apa?! Dia akan menikahi begitu! Atau kau hanya jadi pacar sementara nya saja! ATAU KAU HANYA DI CAMPAKKAN SAJA! SETELAH DIA MENDAPAT KEUNTUNGAN DARI MU!!? teriakku di depan muka nya.

Aku melihat wajah keras nya melunak. Aku pun membelai pipi nya sambil menatap nya sendu. " Dengar Mikaila, Kau tidak salah untuk mencintai seorang. Tapi kau juga harus tau batasan mu. Cinta dan nafsu itu berbeda, jika dia memang mencintai mu, dia tidak akan merusak mu. Jangan menyerahkan mahkotamu hanya atas dasar cinta atau sekedar nafsu belaka. Kecuali dengan suami mu kelak. Karna kau munkin akan menyesal nantinya. Walau kau tidak menyesal nantinya. Setidak nya. hargailah dirimu sendiri. pikirkan lah akan dosa, masa depan mu. Dan yang terpenting orang tua mu. Dia akan sedih. melihat mu seperti ini. Aku tau kau gadis baik-baik. Jangan rusak dirimu hanya karna cinta yang semu atau nafsu belaka."

ucap ku yang membuat dia menangis terisak "ak... aku.. salah, aku khilaf,

bagaimana bisa aku berfikir untuk merusak diriku sendiri, hanya karena aku mencintai nya!" Jawab nya terisak sambil menutupi wajah nya. Dengan kedua tangan nya.

Tangan ku pun terulur untuk menghapus air mata nya. membantu nya berdiri, dan merapikan pakaian nya. Ku lirik pria yang berdiri disana, melipat tangan di dedapan dada. Dan menatap ke arah kami dengan bosan. Dengan berani, aku pun melangkah ke arah nya. Dan menghadiai sebuah tamparan di pipi nya. " ini! karna kau telah berani ingin merusak temanku!"

"Dan ini-- " Aku menendang keras selengkangan nya. dengan lutut ku. "Untuk! orang yang telah kau renggut ke perawanan nya!!!

aku melihat wajah nya syok dan terkejut! tidak menyangka aku akan berani menampar nya. Dan menahan sakit di arah sensitif nya.

Tanpa menoleh ke arah nya, aku pun menuntun Mikaila keluar dari kamar terkutuk itu.

Aku terus menggenggam tangan nya keluar dari Hotel. Tangan nya dingin dan gemetaran. Seperti nya dia ketakutan, aku pun menggenggam tangan nya dengan erat dan menoleh ke arah nya. "Tak apa, jangan takut."

ucap ku menenangkan. Aku melihat nya tidak menjawab dan hanya menunduk.

Sesampai nya di parkiran.

Aku pun menghentikan langkah ku.

membuat Tiara menoleh ke arah ku.

"Katakan! Apa yang pria itu lakukan?" Tanya ku menuntut jawaban. Dan dia hanya menunduk saja.

"Katakan Mikaila!!!"

ucap ku sambil mengguncang bahu nya. Tapi dia langsung menepis nya.

"Jangan sentuh aku! Kau lihat! aku sudah kotor! Sudah kotor." teriak nya histeris sambil berjongkok di depan ku. Aku pun ikut berjongkok di hadapan nya. "Jangan seperti ini. katakan, Apa yang pria itu perbuat pada mu, apa dia sudah meniduri mu? Tanya ku

"Di.. Dia.. " ucap nya terbata.

"Dia apa Mikaila?." ucap ku berusaha sabar.

"Dia belum meniduri ku---. ucap nya yang membuat ku bernafas lega. Tidak sia-sia aku kesini seperti orang gila. Syukurlah pria itu belum merusak nya. Apa yang harus aku katakan pada tante Sri. jika Pria itu sudah meniduri Mikaia. Tapi syukurlah itu tidak terjadi.

"Tapi-- Dia- Dia. Su.. sudah menyentuh ku dimana-mana." ucap nya sambil terisak dan menututup wajah nya.

"Semua yang kau lakukan salah. dan tidak benar. Tapi Syukurlah pria itu belum merusak mu." ucap ku yang membuat nya mendongkak ke arah ku.

"Anggap saja ini menjadi pelajaran mu yang paling berharga. Kau melakukan ini hanya kau mencintai nya kan?" tanya ku. Dan ku lihat dia hanya mengangguk.

"Tidak salah untuk mencintai seorang, tapi, kau harus tau batasan batasan yang tidak boleh kau langgar. Seperti ber Zina. Jangan hanya karna cinta atau nafsu yang membuat mu merusak diri mu sendiri. Walau kau seandainya tidak takut akan dosa. Setidak nya. kau bisa menjaga Dan menghargai di rimu sendiri,bagaima orang bisa menghargai mu? atau menghormati dirimu. Jika kau tidak menghargai dirimu sendiri. Dan menjaga. apa yang paling berharga bagi seorang wanita." ucapku panjang lebar.

" Aku tau, aku salah."ucap nya.

"Aku akan menjadikan ini sebagai pelajaran dalam hidup ku. Dan aku akan berusa tidak akan melakukan hal ini lagi, Selain dengan suami ku kelak. Aku akan berusa menjaga batasan ku mulai sekarang. dan tidak dikalahkan oleh nafsu. Atau pria yang merayu ku .

aku pun tersenyum mendengar jawaban nya. Aku pun berdiri dan membantunya berdiri juga.

Dan berjalan beriringan dengan Mikaila. ke arah adik ku Yang sedang menungguku,

"terimakasih." ucap Mikaila tulus.

"Untuk?"

"Menyelamat kanku." jawab nya sambil tetap berjalan di sampingku.

aku pun tertawa mendengar jawaban nya. "Kau tau, kata-kata mu itu sangat lucu. Menyelamtkan? Seperti di flm saja."

" Ih aku serius ini lho Zahra.. kau malah bercanda.! ucap nya cemberut.

Aku pun menghentikan tawaku.

tanpa menghentikan langkah ku tentunya "Kau adalah teman ku, dan kau sudah ku anggap seperti adik ku sendiri." ucap ku tanpa menoleh ke arah nya.

"Aku sudah melihat Orang yang paling berharga bagiku Hidup nya hancur di depan ku!, Dulu aku masih anak-anak dan tidak berdaya. Tapi sekarang, aku tidak akan biarkan kehidupan orang terdekat ku hancur lagi seperti nya!

Jawab ku sambil mengepalkan tangan ku dengan keras. Dan aku rasakan tangan seseorang menggem tangan ku dengan erat. Yang ku ketahui adalah mikaila

Hanya karna cinta dan nafsu sesaat.

Aku melihat kehidupanya hncur di depan mata ku! Dan mulai saat itu, aku telah bersumpa! takkan kubiarkan kehidupan orang terdekat ku hancur sepertinya! Cukup hanya dia saja...

TBC

Kenapa kau harus menyerahkan sesuatu yang paling berharga untu mu. hanya sebagai pembuktian cinta. Atau hanya sebatas nafsu belaka,

Tidakkah itu terlalu murah?

Jika dia mencintai mu , dia tidak akan merusak mu.

Tapi bagaima seorang bisa menghargai mu. jik kau saja tidak menghargai diri mu sendiri....

Semuanya tergantung dirimu.

Kau memilih melanggar nya.

Atau tetap pada batasan tersebut.

Catatan: saya membuat cerita ini bukan hanya cerita biasa. Tapi saya membuat cerita ini agar bermanfaat bagi kita. Apa lagi foto di bawah tersebut. Sangat penting. Jadi jangan di lewatkan membaca tulisa-tulisan yang berada di foto tersebut.

Supaya anda dan saya jadi lebih pintar. Dan terlebih lagi yang sudah. mempunyai anak. Bisalebih menjaga anak anda agar tidak sampai terjerumus.

S

aya menulis cerita ini. Supaya anda dan saya menjadi lebih pintar 😊

Judul awal Batasan. Aku tembak ulang Dan ganti judul

Jangan lupa vote komen nya ya

Jgn lupa Baca ceritaq yg lain

Tbc by ismia wardani

3041 kata