Mendengar cerita dua tahun lalu.
Tepatnya Sebulan setelah game dimulai, sembilan ribu lebih orang telah meninggal.
Harapan untuk menunggu pertolongan dari luar telah hancur, tidak ada satupun kabar dari luar yang datang.
Aku tidak melihatnya sendiri, tapi katanya kepanikan dan kegilaan yang dialami oleh para Player ketika mereka menyadari kalau mereka tidak bisa kembali sangatlah besar. Ada orang yang menangis dan ada yang meraung-raung, beberapa bahkan mencoba menggali tanah di kota sambil mengatakan kalau mereka akan menghancurkan dunia ini. Tentu saja, semua bangunan merupakan Immortal Objeck
Katanya butuh beberapa hari bagi para Player untuk menerima situasi dan berpikir apa yang harus dilakukan setelahnya.
Para Player terbagi menjadi empat kelompok.
Yang pertama terdiri lebih dari setengah jumlah Player yang ada, mereka adalah orang-orang yang masih belum bisa menerima syarat yang diberikan oleh sistem Alizerta Online, dan masih menunggu pertolongan dari luar.
Aku mengerti bagaimana perasaan mereka. Tubuh mereka mungkin sedang terbaring di kasur atau duduk di bangku sambil tertidur. Itu adalah kenyataan dan situasi ini adalah palsu, jika saja ada petunjuk sekecil apapun kalau mereka bisa keluar. Tentu saja, tombol Log Out nya sudah menghilang tapi mungkin ada sesuatu yang terlewatkan oleh para pembuat game.
Dan di luar, perusahaan yang menjalankan game-nya, Saliksta, akan berusaha lebih keras dibanding siapapun untuk menyelamatkan para Player-jika mereka bisa bersabar mungkin mereka akan bisa membuka mata mereka lagi, bertemu dengan keluarga mereka dan kembali ke sekolah atau bekerja dan ini hanya akan menjadi bahan pembicaraan saja.
Tidak salah mereka berpikir seperti itu.
Rencana mereka adalah untuk menunggu. Mereka tidak selangkahpun menjejakkan kaki di luar kota dan menggunakan uang yang mereka dapat di awal game di dunia ini mata uangnya disebut
Untungnya
Tapi tidak ada pertolongan yang datang berapa lama pun mereka menunggu. Seringkali langit di luar tidak biru cerah tapi ditutupi oleh awan berwarna abu-abu. Uang mereka tidak akan bertahan selamanya dan mereka menyadari kalau mereka harus melakukan sesuatu.
Grup kedua terdiri dari tiga puluh persen, atau sekitar tiga ribu Player. Itu adalah grup yang semua Player-nya bekerja bersama-sama. Pemimpinnya adalah seorang admin dari sebuah situs info game online terbesar.
Para Player yang terkumpul dalam grup ini terbagi menjadi beberapa grup kecil dan membagi seluruh pendapatan mereka dan informasi yang mereka dapatkan di dalam game serta menjelajah ke Dungeon area dimana tangga langit untuk menembus dunia selanjutnya itu berada. Pemimpin-pemimpin grup ini membuat "Kastil Besi Hitam." menjadi markas mereka dan mengirimkan perintah ke berbagai grup yang ada.
Grup besar ini tidak mempunyai nama selama beberapa waktu, tapi setelah semua anggotanya menerima seragam, ada orang yang menyebut mereka dengan nama, yang agak seram, yaitu
Grup ketiga terdiri dari sekitar seribu Player. Grup itu terdiri dari orang-orang yang telah menghabiskan semua Gold mereka tapi tidak ingin mencari uang dengan mengalahkan monster.
Sebagai catatan sampingan, di Alizerta ada dua kebutuhan tubuh yang paling dasar yang perlu dipenuhi. Yang pertama adalah keletihan, dan yang satunya adalah rasa lapar.
Aku mengerti kenapa ada rasa lelah. Informasi Virtual dan informasi nyata tidak ada bedanya di dalam otak kami. Jika Player menjadi mengantuk, mereka bisa pergi ke sebuah penginapan dan menyewa kamar untuk tidur tergantung dengan jumlah uang yang mereka punya. Jika seseorang memiliki cukup banyak Gold, mereka bisa membeli sebuah rumah, tetapi jumlah uang yang dibutuhkan tidaklah kecil.
Rasa lapar adalah kebutuhan yang para Player pikir sedikit aneh. Meski mereka tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi dengan tubuh mereka yang ada di dunia nyata. Tapi, yang kuketahui di dunia nyata sana, tubuh mereka mendapat nutrisi dari infus yang sering kulihat selama dua tahun ini. Itu berarti rasa lapar yang kami rasakan tidak ada hubungannya dengan tubuh kami di dunia nyata.
Tapi jika kami membeli roti atau daging Virtual di dalam game dan memakannya, rasa laparnya menghilang dan akan terasa kenyang. Tidak ada yang tahu bagaimana mekanismenya bekerja, kecuali dengan bertanya ke seorang profesional di bidang Neurology.
Jadi sebaliknya juga benar, rasa laparnya tidak akan menghilang kecuali kami memakan sesuatu. Kemungkinan besar kami tidak akan mati jika kelaparan, tapi kenyataan kalau itu adalah kebutuhan yang sulit diabaikan tidak berubah. Jadi para Player mengunjungi restoran yang dibuka oleh NPC
Selain itu, di dalam game kita tidak perlu buang air. Entah bagaimana dengan tubuh di dunia nyata, Aku tidak ingin memikirkannya.
Yah kembali ke pokok permasalahan.
Para Player yang telah menghabiskan semua uang mereka di awal, tidak bisa tidur atau makan, biasanya bergabung dengan organisasi besar yang kubicarakan barusan,
Tapi selalu ada orang yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain betapa kerasnya mereka mencoba. Orang-orang yang tidak ingin bergabung, atau diusir karena membuat masalah di
Di dalam dunia pertama, atau yang sering disebut
Meski begitu, mereka tidak pernah membunuh seorangpun, setidaknya selama tahun pertama.
Grup ini perlahan-lahan menjadi besar hingga mencapai jumlah seribu orang.
Terakhir, grup keempat, atau bisa dibilang, yang tersisa.
Ada sekitar lima puluh organisasi yang dibuat oleh orang-orang yang ingin menyelesaikan game-nya tapi tidak ingin bergabung dengan organisasi besar. Jumlah mereka sekitar lima ratus orang. Kami menyebut grup-grup itu sebagai
Lalu ada beberapa yang memilih Merchant
Sisanya, sekitar seratus pemain disebut sebagai
Mereka adalah grup yang egois yang berpikir kalau bekerja sendiri lebih menguntungkan untuk memperkuat diri mereka dan bertahan hidup. Jika seseorang bisa menggunakan informasi yang mereka dapat dengan baik, mereka bisa dengan cepat menaikkan level mereka. Setelah mereka memiliki kekuatan untuk sendirian melawan monster dan bandit, sebenarnya tidak ada artinya bertarung dengan Player lainnya.
Sebagai tambahan, di dalam Alizerta tidak ada
Tentu saja ada resikonya. Contohnya jika seseorang terkena Paralyze
Tapi jika kau punya pengalaman dan pengetahuan untuk menang melalui semua keadaan berbahaya, keuntungannya bisa menjadi kompensasi untuk seluruh resiko tersebut, dan seorang Pro Gamer sepertiku memiliki kedua hal tersebut.
Dengan informasi berharga itu, Solo Player menaikkan level dengan kecepatan yang lebih tinggi dan dengan cepat terbentuk perbedaan level antara mereka dengan Player lainnya. Setelah game-nya menjadi sedikit tenang, hampir semua Solo Player keluar dari dunia pertama dan menggunakan kota di dunia yang lebih tinggi sebagai markas mereka.
Di dalam Black Iron Castle, dimana kamar orang yang bangkit berada atau tempat seorang Player akan bangkit kembali setelah Game Over, sekarang berdiri sebuah monumen besi besar yang tidak ada sebelumnya. Nama dari seluruh Lima belas ribu Player terukir di permukaannya. Selain itu, sebuah garis akan muncul di nama orang yang telah mati dan akan tertulis waktu dan alasan kematian di sampingnya.
Orang pertama yang tercoret namanya mati tiga jam setelah game dimulai.
Alasan kematiannya bukanlah karena kalah dari monster. Itu adalah bunuh diri.
Dia mempercayai teori kalau "Menurut struktur dari Andreno Spark, jika seseorang terputus dari sistem maka secara otomatis mereka akan sadar." Dia memanjat pagar besi di bagian utara kota, atau ujung dari dunia Alizerta, dan melompat.
Dibawahnya tidak ada daratan yang dapat terlihat, seberapa keras pun kau melihat. yang ada hanyalah langit yang membentang tak terbatas ditambah dengan beberapa lapis awan putih. Sambil ditonton oleh banyak Player orang itu perlahan-lahan menjadi terlihat semakin kecil, meninggalkan sebuah teriakan panjang dan akhirnya menghilang dibalik awan.
Sebuah garis muncul di namanya dua menit kemudian. Alasan kematiannya adalah
Masih ada orang menyerah memikirkan hal itu. Kebanyakan orang, termasuk aku, masih ragu menyamakan kematian di Alizerta sebagai kenyataan.
Itu masih tidak berubah. Fenomena saat HP bar mencapai angka nol dan tubuh yang terbuat dari polygon ini hancur terlalu seperti "Game Over" yang sudah biasa kami rasakan. Mungkin cara satu-satunya untuk mengetahui arti sesungguhnya dari kematian di dalam Alizerta adalah dengan merasakannya sendiri. Kenyataan itu mungkin adalah alasan dari berkurangnya kecepatan pengurangan jumlah Player.
Di sisi lain, ada banyak Player yang merupakan bagian dari
Bertarung di Alizerta butuh sedikit membiasakan diri. Itu tidak seperti mencoba memaksakan dirimu untuk bergerak, tapi lebih seperti "mempercayakan" gerakanmu kepada sistem.
Contohnya, meski hanya sebuah Uppercut dengan One-Handed Sword, jika Player itu telah menguasai
Orang-orang yang tidak terbiasa akan hal ini hanya mengayunkan pedang mereka dan bahkan kalah kepada babi hutan dan serigala yang bisa mereka kalahkan jika mereka menggunakan Single Strike Skills yang mereka punya sebagai Skill awal. Meski begitu, jika mereka menyerah dan kabur setelah kehilangan sebagian dari HP mereka, mereka tidak akan mati. Tapi-
Tidak seperti serangan monster 2D yang kita lihat melalui layar monitor, pertarungan di Alizerta sangatlah nyata sehingga kau bisa merasa takut. Seperti jika monster sungguhan mengarahkan taringnya padamu dan mengejarmu dengan niat membunuh.
Bahkan selama BETA
Bunuh diri, kalah dari monster. Jumlah dari nama yang tercoret berlipat ganda dengan kecepatan yang mengerikan.
Ketika angkanya mencapai lima ribu, satu bulan setelah game dimulai, awan keputusasaan menyelimuti para Player yang masih selamat. Jika jumlah kematian terus meningkat dengan kecepatan seperti ini, lima belas ribu orang akan mati dalam waktu kurang dari setengah tahun. Menyelesaikan lantai keseratus hanya terlihat seperti mimpi.
Tapi, manusia beradaptasi.
Setelah satu bulan kemudian, kudengar Dungeon pertama diselesaikan dan jumlah kematian mulai berkurang dengan cepat. Orang-orang mulai membagi informasi untuk bertahan hidup dan kebanyakan orang merasakan kalau monster tidak begitu menakutkan jika kau mempunyai XP yang cukup dan menaikan level dengan benar.
Menyelesaikan game-nya dan kembali ke dunia nyata menjadi mungkin. Jumlah Player yang mulai berpikir seperti itu bertambah dengan perlahan tapi pasti.
Dunia teratas masih sangat jauh, tapi para Player mulai bergerak dengan harapan kecil ini, dan dunia mulai berputar lagi.
Sekarang, dua tahun kemudian dan dengan 25 dunia tersisa, jumlah orang yang bertahan hidup sekitar 6 ribu lebih orang.
Ini adalah situasi dari Alizerta Word yang sekarang.
To Be Continue...