Keesokan harinya, masih pagi sekali, Mala telah bergegas menuju ke rumah Kama. Mau tidak mau, ia harus bisa menyelesaikan targetnya dalam waktu satu hari saja, sebab keesokan harinya ia harus bekerja. Bisa saja ia mencari info tersebut pada hari sabtu dan minggu berikutnya. Namun, rasa ingin tahunya telah membara. Ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi.
"Kama," ucap Mala sembari mengetuk pintu.
Tidak ada respon dari Kama. Ia pun terus mengetuk pintu dengan tergesa-gesa. Sesekali ia coba mengintip lewat jendela, memastikan Kama ada atau tidak di dalam rumah. Dengan susah payah ia mencoba mengintip, karena kebetulan ada tirai yang menghalangi. Namun, ia tidak melihat keberadaan Kama, karena rongga yang tidak tertutup oleh tirai juga sedikit. Tetapi ia tetap yakin, Kama pasti ada di dalam rumah. Mungkin saja ia baru tertidur, pikirnya. Ia pun coba mengeraskan suara dan ketukannya, berulang kali ia lakukan untuk membangunkan Kama. Sampai tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengejutkannya dari belakang.
"Ada apa Mala? Udah rindu saja," ucap Kama.
"Oalah, dari mana saja? Aku dari tadi ngetuk pintu, aku kira kau ada di dalam."
"Aku baru saja pulang."
"Dari mana? Bentar, nafasmu bau alkohol. Kau habis minum alkohol lagi ya?"
"Sudahlah Mala. Ayo masuk," ucap Kama sembari membukakan pintu.
Kama menarik tangan Mala untuk masuk ke dalam rumah. Mala cukup kesal sebenarnya, Kama belum menjawab pertanyaannya, ditambah lagi Kama yang dalam keadaan mabuk. Namun, ia tidak ingin mempermasalahkannya lagi, itu hanya akan memperkeruh keadaan. Seperti biasa, pasti ia baru menghabiskan waktu dengan teman-temannya semalaman suntuk di emperan kota, pikirnya.
"Ada apa Mala? Masih pagi buta begini sudah ke rumah saja."
"Aku mau cerita sesuatu kepadamu Kama, ini penting. Sebelumnya aku belum pernah cerita kepadamu. Ini tentang Ibuku."
"Memangnya ada apa dengan Ibumu?"
"Sebenarnya sedari kecil Ibu telah meninggalkanku dan Ayahku. Aku tidak pernah tahu alasan pastinya. Ayah juga tidak pernah mau cerita. Namun, kemarin ia buka suara. Ayahku pisah dengan Ibuku karena orang ke tiga dalam rumah tangga mereka. Jadi, aku datang ke sini untuk minta bantuanmu menolong aku mencari tahu tentang Ibuku. Ayah bilang aku dapat menemukan info tersebut dari Pamanku. Tetapi, aku tidak ingin hanya sekedar info, aku ingin bertemu dengannya hari ini juga. Aku ingin menanyakan semuanya. Mau kan?"
"Tentu saja aku mau. Ayo, langsung berangkat."
"Kau sudah tidur?"
"Belum sih. Tetapi aku akan melakukan segalanya untukmu," jawab Kama sembari tersenyum.
"Hmm mulai deh."
"Oh iya, kau sudah makan?"
"Sudah kok, kau?"
"Sudah juga, yaudah yok. Eh bentar, rumah Pamanmu di mana?"
"Tidak jauh kok, kira-kira setengah jam dari sini kalau ditempuh naik bus kota."