Chereads / RE:VERSE / Chapter 42 - 9. Iblis Sejati

Chapter 42 - 9. Iblis Sejati

Pengaruh Demon God di dunia iblis sejak awal kemunculannya telah menyulut perang besar antara tujuh kerajaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kematian akibat perang itu tidak bisa dihitung dengan jari, jumlahnya bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.

Terlahir sebelum turunnya Demon God, Erebrus dibuang ke dalam hutan kematian sesaat setelah dirinya lahir. Dia harus menjalani kehidupan liar dimana moto memakan atau dimakan benar-benar berlaku.

Apa yang dilakukan oleh orangtua Erebrus merupakan hal yang lumrah. Mereka yang tidak sanggup bertahan hidup dan kembali ke wilayah pemukiman bahkan tidak pantas menyandang gelar iblis. Orang-orang seperti itu hanya akan dianggap sampah dan dibiarkan menjadi mangsa dari binatang buas atau bayi iblis lainnya.

Setelah berhasil bertahan dan keluar dari mimpi buruk itu, Erebrus bermukim di wilayah Lord Er Mo, demon lord yang menyembah Envy, salah satu dari tujuh raja iblis yang melambangkan dosa iri.

Kehidupan Erebrus terus membaik seiring dengan waktu yang dia lewatkan. Kemampuan dan loyalitasnya di negeri itu membuatnya naik jabatan menjadi Iblis Sejati, diberikan sebuah gelar kebangsawanan yang dikenal sebagai Archdemon dan dipercaya untuk memimpin dua legiun di bawah kepemimpinan Lord Er Mo.

Jika saja tidak ada kekacauan, mungkin dia akan sanggup menembus hingga gelar demon lord. Namun, pada saat di mana kehidupannya semakin membaik, tersebar kabar bahwa ada sosok makhluk yang memanggil dirinya sendiri sebagai Demon God dan menantang seluruh kerajaan iblis.

Hanya dengan menggunakan sebuah batu misterius yang dikenal sebagai philosoper stone, perang abadi dapat dia akhiri dan semua raja tunduk kepadanya hanya dalam jangka waktu seratus tahun. Pada saat itu banyak orang bersorak bahagia karena masa depan yang cerah tanpa adanya peperangan sudah menanti. Sayangnya, semua kedamaian itu hanyalah hal yang semu.

Penyatuan kerajaan iblis ini hanya berdampak baik pada bangsawan tingkat atas. Sementara itu, bangsawan tingkat bawah harus merasakan pahitnya tindakan semena-mena dari aturan yang baru dibuat. Mereka dipaksa untuk mengumpulkan lebih banyak sumber daya guna mempersiapkan perang besar yang sesungguhnya.

Ya, Demon God mendeklarasikan perang yang bahkan Tujuh Dosa Besar Mematikan tidak pernah berani untuk melakukannya. Beliau menantang kerajaan langit dan satu-satunya dewi terkuat yang hanya menyebutkan namanya saja sudah akan membuat para iblis jatuh ke dalam kengerian.

"Aku akan membunuh Hestia dan mengambil alih altar penciptaan. Aku akan tunjukan bahwa kita bukanlah sampah rendahan seperti yang mereka bilang. Untuk itu, aku membutuhkan kekuatan dari kalian semua wahai saudara-saudaraku!"

Semua orang tersulut api penyemangat yang dia kobarkan. Namun, Erebrus tidak berpikir bahwa ini akan menjadi baik. Dia tidak bisa memercayai makhluk yang pernah mengkhianati mereka dan menjatuhkan malapetaka atas nama Panglima Tuhan. Walau sampai kapan pun, Erebrus akan tetap mencurigai tuan barunya ini.

Rasa cemas dan khawatirnya selama ribuan tahun telah terjawab saat Demon God tiba-tiba menghilang entah ke mana. Sama seperti bagaimana dia datang, orang itu langsung pergi meninggalkan mereka tanpa mengucapkan apa pun.

Takhta kekaisaran yang kosong kembali membangkitkan kerakusan setiap iblis. Walaupun mereka tahu bahwa kekacauan akan menimpa dunia ini sekali lagi, takhta yang kosong terlihat begitu menggiurkan. Akibatnya, Tujuh Dosa Besar Mematikan mendeklarasikan perang habis-habisan untuk memperebutkan gelar sebagai demon god. Perang yang bahkan jauh lebih mengerikan dibanding perang abadi di masa lalu.

"Sialan! Orang itu pasti sengaja melakukannya! Sejak awal dia memang merencanakan ini semua!"

Erebrus memaki dengan kesal saat dua legiun yang dipimpin olehnya musnah oleh pasukan dari Kerajaan Wrath. Dia tahu bahwa perang ini pastilah rencana Demon God sejak awal. Namun, dia tidak punya otoritas untuk melarang bentrokan antara tujuh kerajaan iblis. Erebrus yang hanya seorang archdemon benar-benar tidak berdaya di hadapan kekacauan yang menimpa dunia iblis. Apa yang menantinya hanyalah kematian dan kehancuran dunia.

Beruntung, saat dirinya hampir terbunuh oleh ratusan prajurit dari Kerajaan Wrath, lingkaran pemanggilan membawanya ke dunia fana dan secara tidak langsung telah menyelamatkannya dari kematian.

---------

Memikirkan kembali masa lalunya di dunia iblis selalu membuat dia kesal. Erebrus tidak mau kehidupannya dipermainkan oleh tangan-tangan para penguasa. Oleh karena itu, saat dirinya menyadari bahwa dunia fana hanya memiliki Lord Kimaris, Erebrus memutuskan untuk menyusun pasukannya sendiri dan mulai membentuk kekuatan.

Sebagai archdemon yang dianugerahi kecerdasan, dia memutuskan untuk menggunakan orc dan werewolf sebagai bagian dari rencananya dan mulai memproduksi brook untuk dijadikan pasukan di bawah kepemimpinannya. Menurutnya, potensi perang dari seekor brook sudah cukup untuk menyebarkan teror di dunia dan membangun kerajaannya sendiri.

Selain pembentukan pasukan monster, Erebrus juga mengumpulkan informasi tentang dunia. Dia bukanlah makhluk yang bodoh sampai-sampai mengabaikan potensi musuh yang berbahaya. Oleh karenanya, Erebrus sering berkeliaran ke pemukiman sekitar untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang. Dengan jaringan informasinya, dia bisa bertahan sampai sekarang tanpa menarik perhatian pihak ordo. Erebrus yakin bahwa pasukannya akan meraih pencapaian luar biasa di masa depan. Namun, sebelum sempat untuk memetik buah manis dari hasil jerih payahnya, seorang manusia tidak dikenal tiba-tiba datang dan menghancurkan rencana yang sudah susah payah dia bangun.

Erebrus menjadi kesal. Apalagi saat menyadari bahwa orang yang sama telah berhasil mendaratkan luka pada lengan kirinya.

Dia menatap pada sosok manusia bertopeng yang terkapar di antara tumpukan kayu dengan luka yang begitu banyak. Aura kemarahan dan nafsu membunuhnya semakin mendidih saat dia memperhatikan sosok yang sudah menghancurkan rencanannya itu.

"Aku tak akan membiarkanmu mati dengan mudah." Dia bergumam seraya berjalan ke arah makhluk itu dengan penuh amarah.

Beberapa waktu lalu Erebrus telah mengaktifkan mantra ilusi tingkat lima. Berdasarkan jumlah mana yang dia gunakan, seharusnya mantra itu dapat menjebak pikiran seseorang selama empat sampai lima tahun. Siapa pun yang terjebak di dalamnya akan jatuh ke dalam mimpi buruk yang panjang tanpa membiarkan jiwa mereka untuk beristirahat.

Mantra itu sendiri adalah gambaran dari neraka yang sesungguhnya.

Ketika mendengar empat sampai lima tahun, semua orang pasti akan setuju bahwa itu adalah mantra yang cukup merepotkan. Namun, presepsi waktu tersebut hanyalah berdasarkan sudut pandang orang yang terjebak di dalamnya. Sementara itu, bagi orang-orang yang berada di luar jangkauan efek, mantra ini menjebak seseorang hanya sekitar dua jam saja.

Erebrus meraih kepala manusia di hadapannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Dia bermaksud untuk membatalkan sihir ilusi miliknya dan akan memulai sesi penyiksaan yang sesungguhnya hingga dirinya puas. Tentu saja makhluk-makhluk lain di ruangan tersebut akan tetap dia biarkan terjebak dalam sihir ilusi untuk beberapa waktu ke depan sampai dia menyelesaikan urusannya dengan orang ini.

Ketika Erebrus akan memulai ritual pembatalan mantra ilusi, mengesampingkan bahwa dia tidak memperhatikan manusia di genggamannya, tangan kanan kecil milik anak manusia itu tiba-tiba meraih salah satu tanduk Erebrus. Iblis itu tersentak akibat kejadian tersebut dan tidak dapat menghindari hantaman yang kemudian mendarat tepat di dagunya.

Benturan dari lutut kanan kecilnya membuat Erebrus kehilangan keseimbangan sehingga secara tidak sengaja melepaskan cengkraman pada kepala manusia itu. Dia mundur beberapa langkah untuk mencegahnya terjatuh ke belakang. Rasa sakit yang menjalar akibat serangan telak yang mengenai dagu dombanya membuat Erebrus sedikit merasakan pusing.

"Apa kau kira bisa membunuhku hanya dengan menjebakku di dalam mantra lemah seperti itu?" Gadis tersebut berbicara padanya dengan nada yang dingin.

Sebagai archdemon, Erebrus sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin dia bisa terluka hanya dengan pukulan tangan kosong dari seorang anak manusia? Dia benar-benar merasa keheranan. Terlebih lagi, seluruh aura intimidasi yang dimiliki olehnya tampak tak berefek pada sosok misterius di hadapannya.

Manusia bertopeng itu berjalan santai menjauhinya seakan Erebrus bukanlah ancaman. Dia mendekati tangan kirinya yang tergeletak begitu saja di atas tanah kemudian mengambilnya. Menempatkan posisi tangan itu tepat pada bahu kiri, dia mulai mengucapkan sebuah mantra.

"Kutukan dari sabit penyucian dosa membawa Sang Pendosa kembali ke dalam jurang penyiksaan. Penyiksaan abadi membakar dosa-dosa dalam panasnya api neraka. Niveli Tretë Magic : Regenerate."

Pandangan mata Erebrus melebar seakan tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.

"Mantra iblis?! Ba-bagaimana bisa?!"

Bukan hanya dia sanggup menggunakan mantra para iblis, anak manusia itu menggunakan mantra yang bahkan tidak dapat digunakan oleh iblis sejati seperti dirinya. Setidaknya dia harus berada pada tingkat demon lord untuk sanggup menggunakan mantra sekuat itu.

Seakan puas dengan raut wajah yang ditunjukan oleh Erebrus, anak manusia di hadapannya tertawa sesaat sebelum membuka mulutnya.

"Biar aku perkenalkan diriku sebagai tanda penghormatanku padamu. Aku adalah Fiora, seorang acient demon. Orang-orang mungkin lebih mengenalku sebagai Gatekeeper Fiora."

Setelah mendengar kata-kata dingin yang diucapkan oleh anak manusia di hadapannya, Erebrus kehilangan kata-katanya. Napasnya bahkan sempat terhenti untuk beberapa saat ketika menyadari satu-satunya makhluk yang mendapat gelar sebagai penjaga gerbang sedang berdiri tepat di hadapannya.

--------

Sabtu, 06 April 2019

Pukul 08:00 PM

Note : -

Riwayat Penyuntingan :

• Kamis, 18 April 2019