Cahaya mentari hampir sampai tepat di atas kepala, menembus dedaunan lebat di tengah hutan. Daun-daun kering yang berjatuhan menyatu dengan hijaunya rumput liar yang tumbuh cukup tinggi. Memberikan kesan khas yang hanya dapat kau lihat ketika berada di antara banyaknya pepohonan.
Pandangan tajam dari kedua bola mata cokelat Alma beralih dengan cepat, menatap setiap pepohonan sementara kedua kaki kurusnya melangkah menembus rumput-rumput yang tumbuh hingga betis. Dia memakai rok hitam hingga lutut sementara tubuh kurusnya hanya ditutupi oleh sebuah singlet tipis berwarna merah muda. Pakaian yang benar-benar tidak cocok untuk digunakan ketika berjalan di tengah hutan seperti ini. Namun, dia kelihatannya tidak peduli.
Beberapa langkah di belakangnya, seekor serigala yang tampak sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan serigala normal pada umumnya melangkah seakan siap untuk menerkam kapan saja. Alma tentu sadar bahwa dia sedang diikuti, tetapi tak menunjukan respon apa pun pada monster di belakangnya.
"Kita baru saja melewati batas wilayah mereka. Berhati-hatilah terhadap para penyergap." Serigala di belakangnya memperingatkan tapi Alma tampak tidak begitu peduli.
Sebagai respon dari peringatan yang dikeluarkan oleh makhluk buas yang berjalan mengikutinya, dia mencabut salah satu belati hitam miliknya tanpa mengurangi kecepatannya dalam melangkah. Lalu, dengan ayunan yang ringan, gadis itu melemparkan belati miliknya tepat ke arah pohon yang tumbuh tak jauh darinya.
"Apa yang kau lakukan?" Merasa tidak yakin, Sang Serigala bertanya.
"Kudengar Delta seharusnya adalah ahli sarategi yang mampu membaca pergerakan lawan. Namun, kau tampaknya tak begitu baik." Bukannya menjawab, dia malah membalas pertanyaan serigala itu dengan kalimat mencemooh seraya menunjuk ke arah dimana dirinya melemparkan belati.
Aliran darah memancar keluar, membasahi rerumputan tepat dari arah belati itu menancap. Lalu, tidak lama setelahnya, seekor makhluk dengan telinga dan hidung yang besar mulai tampak di tempat tersebut, tertusuk oleh sebilah belati tepat di dadanya.
"Ap-bagaimana bisa?! Padahal aku yakin di sana tak ada orc satu pun beberapa waktu lalu." Delta terlihat cukup keheranan.
"Dia menyamarkan keberadaannya." Gadis kurus berambut hitam di hadapannya mulai berjalan mendekati makhluk yang sudah menjadi mayat seraya mencabut kembali belati miliknya.
Sebagai iblis tingkat atas, Fiora telah hidup begitu lama di dunia para iblis sehingga memiliki cukup pengetahuan mengenai berbagai macam sihir kegelapan. Mantra tingkat empat --umbra-- bukanlah mantra yang spesial. Hampir semua iblis tingkat menengah ke atas sanggup menggunakan mantra yang sudah umum ini. Namun, itu sama sekali bukan penjelasan yang mendasari kenapa orc dapat menggunakannya.
Alma merasa bahwa kenyataan di hadapannya adalah hal yang mencurigakan.
Setidaknya harus ada makhluk penguasa mantra kegelapan atau iblis itu sendiri yang menggunakan mantra ini pada orc di hadapannya. Kedua kesimpulan yang diperoleh Alma sama-sama dapat menjelaskan kenapa orc sanggup menang atas werewolf. Jadi, dia tidak yakin untuk memilih salah satu alasan yang paling tepat.
Tapi, jika memang begitu, apa tujuan dari makhluk ini? Apakah untuk menguasai hutan? Alma memikirkannya dalam-dalam.
"Manusia, bagaimana kau bisa menemukannya? Seharusnya penciuman, pendengaran, dan penglihatanku jauh lebih unggul darimu."
Pengaruh dari mantra tingkat dasar ini sangat terbatas hanya pada makhluk-makhluk rendahan saja. Bagi iblis tingkat atas seperti Fiora, sosok babi di hadapannya hanya berdiri di sana seraya mengamati. Sangat mencolok dan dapat dia lihat dengan tanpa masalah.
"Lebih baik kau meningkatkan kewaspadaanmu. Musuh yang kita lawan bukanlah orc yang biasa kau temui." Alma memicingkan mata saat mencium adanya bahaya yang mendekat.
Benar saja, tidak butuh waktu yang lama, sekawanan orc bersenjatakan palu gada mulai bermunculan entah dari mana. Bulu-bulu lebat yang menutupi tubuh mereka membuat Alma sulit untuk mengetahui raut wajah macam apa yang tersembunyi di balik bulu hitam itu. Namun, tatapan permusuhan dari mata mereka jelas-jelas ditunjukan pada Alma dan Delta.
"Bunuh para penyusup!" Dengan teriakan penyemangat dari salah satu orc, mereka semua mulai merangsek masuk ke dalam jangkauan ma'ai Alma tanpa ragu.
Serangan yang bodoh. Alma bergumam sedikit malas.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya," Alma melirik ke arah Delta, "aku tak akan melindungimu. Jadi, jaga dirimu sendiri."
Bersamaan dengan kalimatnya, sosok kurus Alma seakan hilang dari tempatnya berdiri. Dia melesat sangat cepat, mengayunkan belati hitamnya untuk merobek dan mencincang mereka. Semuanya dibantai habis tanpa ada masalah yang berarti.
Saat serangan dari gelombang pertama dapat dia tangani dengan lancar, Alma tak membuang waktunya dan memilih untuk membantai semua orc yang dia temui tanpa pandang bulu sebelum mereka sempat untuk melancarkan gelombang kedua. Dia bahkan tak memedulikan segala macam pertanyaan dan tatapan heran yang diperlihatkan oleh Delta.
Walaupun para orc yang dia hadapi sangat lemah, ada beberapa kejanggalan yang membuat Alma sedikit curiga. Hampir semua orc yang dibantai olehnya memiliki bekas luka di mana-mana. Selain itu, meski wajah mereka dipenuhi dengan bulu, dia dapat merasakan bau dari ketakutan bahkan sebelum mereka melihat kemampuan Alma yang mengerikan.
Sudah jelas bahwa ada sesuatu yang mengendalikan mereka melalui rasa takut. Apa pun makhluk di balik ketakutan orc, dia setidaknya harus lebih kuat daripada Alpha dan memiliki keahlian di bidang mantra kegelapan. Memikirkan semua ini membuat insting iblis tingkat atas milik Fiora semakin terpicu. Dia merasakan adanya bahaya yang menunggu jauh di depan sana.
Setelah membantai para orc, jalanan mereka terbuka lebar karena hampir semua orc berhasil disingkirkan. Bau dari ketakutan yang sangat kental dari setiap orc yang dia bunuh membuat Alma tertarik untuk segera menuju desa orc. Oleh karena itu, dia mempercepat langkahnya hanya dalam waktu singkat. Untungnya, kemampuan berlari Delta dapat mengimbanginya.
----------
Selasa, 29 Januari 2019
Pukul 07:06 PM
Riwayat penyuntingan
- 04 Februari 2019
- 06 Februari 2019
- 08 Februari 2019
Catatan :
Sudah tiga minggu saya gak apdet bab baru karna sakit + sibuk juga heu. Masih sangat mentah dan akan direvisi terus-menerus.