Di tengah udara pagi yang terasa menusuk kulit, tubuh Gabe masih tetap tidak dapat digerakan. Aliran napasnya semakin cepat di saat dia merasa seolah sesuatu mengganggu pernapasannya sehingga membuat Gabe merasakan sesak. Darah segar masih tetap mengalir dari luka terbuka di dadanya, membasahi pakaiannya yang robek dan tidak layak pakai lagi. Lelaki itu sudah hampir mencapai batasnya.
Walaupun tubuhnya mulai menggigil sementara sensasi panas terasa semakin membakar dadanya, Gabe masih memegang semangat untuk hidup. Hal ini dikarenakan rekan yang baru saja dikenalnya tetap mengacungkan senjata ke arah monster mengerikan yang mengancam nyawa mereka berdua tanpa menunjukan rasa takut.
"Apa kau adalah Alpha?" Seorang lelaki dengan luka terbuka di bahu kirinya mencoba berbicara pada monster berwujud serigala di hadapannya.
Monster itu tiba-tiba mengubah raut wajahnya. Dia yang awalnya memandang remeh tampaknya sedikit menaruh ketertarikan pada mereka berdua.
Jujur saja, Gabe tidak tahu apakah ini sesuatu yang bagus atau malah semakin memperburuk keadaan. Lagipula apa yang El maksud dengan Alpha? Apakah itu adalah nama monster di hadapan mereka atau hanya nama dari salah satu klan di antara para werewolf?
"Tampaknya kau memiliki sedikit pengetahuan tentang kami. Jarang sekali manusia sepertimu menaruh perhatian pada werewolf. Aku sebagai Alpha memberikan hormatku padamu." Monster itu anehnya berbicara dengan nada yang berbeda dari sebelumnya.
Mendengar kata-katanya, Gabe sadar bahwa Alpha adalah nama dari monster tersebut.
"Apakah aku harus berterima kasih atas kesalah pahamanmu? Asal kau tahu, aku memandangmu tak lebih dari sekadar hewan liar yang dengan tidak tahu dirinya mengklaim daerah ini sebagai wilayahmu." Lelaki itu membalas dengan suara yang terkesan arogan seraya mengeluarkan senyuman merendahkan.
Secara geografi, tempat ini memang masih berada di dalam wilayah Kerajaan Cygnus dan menjadi pembatas langsung dengan wilayah yang dikuasai oleh Kerajaan Ignis. Jadi, perkataan El sebenarnya adalah sebuah kebenaran. Namun, Gabe mengetahui bahwa kata-kata semacam itu pastinya akan menyinggung mereka semua.
Tentu saja Alpha menggeram marah dengan kalimat yang diucapkan olehnya. Tidak hanya dia seorang, auman kemarahan datang dari berbagai arah. Mereka semua memandang El dengan tatapan tajam seakan siap untuk menghancurkan tubuhnya kapan saja.
Gabriel tahu bahwa ucapan lelaki itu pasti akan mendapatkan respon yang berbahaya. Siapa pun akan menilainya seperti itu. Adalah hal yang wajar apabila lawan bicaramu menjadi marah saat kau merendahkannya, bukan? Namun, El tampaknya memiliki maksud lain di balik kata-katanya yang telah memprovokasi setiap werewolf di tempat itu.
Gabe melihat sedikit senyuman di balik wajah El yang serius sebelum kembali mengeluarkan kata-kata.
"Kau bahkan memanggil anak buahmu hanya untuk melawan dua orang manusia lemah. Betapa rendahnya harga dirimu sebagai seorang pemimpin klan." El mengacungkan pedangnya dengan hanya satu tangan seakan menantang.
Semua makhluk yang berada di sana tentu tahu bahwa Alpha pasti semakin tenggelam dalam amarahnya sendiri.
"Jangan ada yang mengganggu, dia hanya milikku seorang!" Kalimat perintah yang diucapkan olehnya menggema di tengah hutan, membuat werewolf lain jatuh dalam ketakutan sehingga tidak berani untuk menyerang.
Gabe melihat senyuman El semakin melebar.
Lelaki itu tahu bahwa tindakan El tentunya kian memperburuk suasana. Dia sangat yakin bahwa keadaan yang tidak menguntungkan ini semakin berbahaya disebabkan oleh ucapan El yang sengaja memprovokasi mereka. Namun, lelaki itu masih tidak paham kenapa El dengan cerobohnya melakukan semua ini.
"Apa kau yakin dengan pilihanmu? Aku secara pribadi tidak keberatan jika kau melolong untuk meminta bantuan pada para anak buahmu karena aku yakin bahwa kalian hanyalah sekumpulan hewan yang cuma besar mulut."
Kata-kata El membuat monster serigala itu kehilangan kesabarannya. Dia meraung dengan suara yang cukup mengerikan sebelum merangsek masuk ke dalam jangkauan pedang Yehezkiel. Makhluk itu menyerang dengan seluruh tenaga yang dia miliki. Beruntung terkamannya yang luar biasa kuat berhasil dihindari oleh El dengan susah payah.
Kali ini, senyuman El benar-benar menghilang dari wajahnya, digantikan oleh raut wajah penuh kekhawatiran saat dia berusaha untuk menghindari setiap serangan dari cakar-cakar tajam makhluk itu. Tenaga luar biasa yang dihasilkan oleh tubuh besar monster tersebut bahkan sanggup menghancurkan sebuah batang pohon hingga roboh. Jika El terkena serangannya sekali saja, Gabe yakin bahwa lelaki itu pasti akan langsung menemui ajal.
Semakin lama Gabriel memperhatikan, dia semakin yakin akan perbedaan kekuatan di antara mereka berdua. Walaupun monster besar yang menjadi musuh mereka menyerang dengan banyak celah dan terkesan ceroboh, kekuatan dan stamina yang dimilikinya benar-benar berbeda jauh dengan manusia sehingga tidak ada kesempatan bagi El untuk berbalik menyerangnya. Gabe hanya bisa berharap agar rekannya dapat menghindari segala macam serangan mematikan yang ditujukam padanya.
Mengamati pertarungan berat sebelah di hadapannya membuat Gabriel meyakini sesuatu. Apa pun yang ada dalam pikiran El, dia tidak mungkin menang terhadap monster kuat tersebut. Perbedaan kekuatannya terlalu mencolok hingga membuatnya yakin bahwa riwayat mereka berdua hanyalah tinggal menunggu waktu saja.
Serangan kuat yang mematikan berhasil El hindari walau dengan susah payah. Beberapa kali dia mengalami masalah dan hampir mati oleh gigi maupun cakar yang siap mengoyak tubuhnya sampai hancur tak berbentuk. Namun, reflek Yehezkiel tampaknya berhasil membuatnya dapat selamat hingga sekarang.
Di tengah rasa khawatir yang kian menenggelamkannya, Gabe kembali melihat garis senyuman di wajah El. Awalnya dia tidak memercayai penglihatan dari kedua bola matanya yang mulai terasa gelap akibat luka fatal yang dia derita. Namun, senyuman yang terus tergambar di wajah itu membuat Gabriel yakin dengan penglihatannya sendiri hingga akhirnya dia memahami apa maksud sebenarnya di balik raut wajah Yehezkiel.
Setelah memperhatikan bagaimana alur dari pertarungan ini, Gabriel menyadari akan suatu hal yang sebelumnya sama sekali tidak dia pikirkan. Walaupun perbedaan kekuatan antara manusia dengan monster itu sama sekali tidak sebanding, emosinya yang tidak stabil karena tersulut oleh api kemarahan dan bagaimana dia membuang tenaganya untuk serangan yang sia-sia membuat staminanya terkuras dengan cepat. Hal ini membuat gerakan Alpha semakin melambat seiring semakin seringnya dia menyerang. Tentu saja, El yang sejak awal hanya menghindar dari serangan-serangan makhluk itu masih menyimpan stamina yang cukup untuk menyerang balik. Jadi, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membalikan keadaan, peluang menang dalam pertarungan ini mulai sedikit terbuka.
Perkataan El sebelum mereka memulai duel tentulah sangat menentukan ke mana arah pertarungan ini akan berakhir. Bagaimana cara dia memancing kemarahan lawan yang lebih kuat dengan tujuan untuk menghancurkan konsentrasi tampaknya membuahkan hasil yang sangat baik. Bukan hanya itu, dia bahkan berhasil mencegah serangan dari serigala lainnya hanya dengan kata-kata. Kemampuannya dalam memengaruhi lawan tampaknya berhasil membuat kesempatan untuk mereka selamat menjadi mungkin.
Di tengah rasa sakit dan kematian yang semakin mendekatinya, Gabe menaruh rasa hormat pada lelaki yang menjadi rekannya. Dia yakin bahwa pengalaman bertarung lelaki itu pastilah jauh melebihi dirinya. Yehezkiel mungkin telah melewati berbagai macam pertempuran yang hampir merenggut nyawanya sehingga membuat kemampuannya terasah dengan baik. Walau bagaimana pun, dia tetaplah kakak kandung Putri Iblis. Jadi, Gabe tidak terlalu terkejut dengan keterampilan yang dimiliki oleh lelaki itu.
Pada saat pernapasan Alpha membuat ayunan tangannya mengalami perlambatan dan menyisakan banyak celah, pertahanan El yang tidak tergoyahkan mulai berubah menjadi pola serangan. Setelah berhasil memghindari cakar tajam Alpha yang kini tengah membungkuk akibat efek dari serangannya, El mengayunkan pedangnya dengan segenap kekuatan hingga menusuk monster berbulu itu tepat di bahunya yang terluka.
Alpha meraung kesakitan saat sebuah pedang logam menusuknya cukup dalam. Dia menggeram marah seraya mengayunkan tangan kirinya, menghantam tubuh El yang tidak terlindungi hingga terpental dan menabrak salah satu pohon dengan kuat. Lelaki itu jatuh tersungkur, langsung terbatuk dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.
Seluruh werewolf mengeluarkan auman kemarahan atas luka yang diderita oleh pemimpin mereka. Masing-masing menatap El dengan pandangan penuh kebencian. Jika tidak ada perintah langsung dari Sang Pemimpin, tubuh lelaki itu mungkin sudah hancur sekarang.
"Beraninya kau!" Alpha berjalan ke arah El dengan penuh kemurkaan. Pedang yang masih menancap di bahunya sama sekali tidak dia hiraukan. Makhluk itu mungkin sudah ditelan oleh amarahnya sehingga tidak peduli bahkan pada tubuhnya sendiri.
"El, cepat bangun!" Gabriel yang tahu bahwa sesuatu yang buruk pasti akan menghampiri rekannya jika Alpha berhasil menghampirinya membuat dia mengerahkan sisa-sisa kekuatannya untuk memperingati Yehezkiel. Namun, lelaki itu tampaknya sudah tidak memiliki tenaga untuk berdiri.
"Aku akan mengiris tubuhmu, mengulitinya, dan membuatmu mati perlahan! Jangan harap aku akan membiarkanmu mati dengan cepat!" Alpha meraung dengan suara yang mengerikan, memperlihatkan kemurkaannya pada semua orang.
Di tengah luka yang dideritanya, masih terbatuk karena darah yang mengalir dari organ dalamnya yang hancur hingga membuat El kesulitan untuk bernapas, lelaki itu mengeluarkan kata-kata.
"Benar-benar tidak beruntung."
Sejak awal memang keberuntungan tidak memihak pada mereka. Gabriel tahu akan hal ini dengan baik. Walaupun dia ingin menolong El yang terluka sangat parah, lelaki itu juga tidak memiliki tenaga untuk melakukannya. Tubuhnya yang terluka benar-benar tidak dapat dia gerakan. Pada akhirnya, dia tahu bahwa ajal mereka berdua akan berakhir di sini. Namun, Yehezkiel kemudian mengucapkan kalimat yang membuat Gabriel sedikit kebingungan.
"Kalian benar-benar tidak beruntung." Walaupun darah masih memenuhi mulutnya, wajah El kembali memperlihatkan senyuman.
Sesaat setelah perkataan El selesai diucapkan, sekelebat bayangan putih melesat lurus dengan kecepatan yang luar biasa. Objek misterius itu tidak menurunkan kecepatannya sedikit pun saat menghantam wajah Alpha dengan begitu kuat. Akibatnya, pemimpin dari seluruh werewolf tersebut jatuh tersungkur tidak jauh dari posisi El yang kini tersenyum semakin lebar.
--------
Senin, 03 Desember 2018
Pukul 09:33 PM
Catatan :
Reverse sedang dilakukan revisi dan backup ke web kepenulisan lokal NRM karena kurasa melanggar aturan wattpad dan ku takut dihapus (lagi) sehingga kemungkinan minggu depan tidak akan ada bab baru.