Chereads / my marriage / Chapter 2 - Hari ulang tahun hito

Chapter 2 - Hari ulang tahun hito

Hari ini aku Dan tenohito berangkat terpisah, dia meninggalkan rumah lebih dulu. Aku tidak tahu dia berangkat sekolah sangat pagi, akupun segera bergegas Karena aku tidak ingin ada yang tahu hubungan ku dengan tenohito. Saat tiba disekolah aku tidak melihat tenohito. "Hito kemana ya, padahal tadi udah berangkat" pikirku

"Ehh miku udah berangkat" ucap Salah satu temanku arin

"Ehh iiya nihh" jawabku

"Gimana semalam belajar fisika enggak hari ini ulangan lohh" tanya arin

" Iya tadi malam aku belajar kok rin" jawabku

"Ting tong ting tong" suara bel pun berbunyi, tapi tenohito masih belum terlihat. Aku merasa gusar apakah ada suatu hal yang buruk menimpa dia? Oh kuharap dia baik-baik saja.

"Ok anak-anak silahkan keluarkan kertas satu lembar dan buku fisika nya taruh diatas meja" kata Pak guru

"Iyaa Pak" jawab semua murid

"Apakah ada yang tidak hadir hari ini?" Tanya pak guru

"Tenohito Pak" jawab ketua kelas

"Cih anak nakal itu lagi-lagi tidak masuk, apa keterangan nya?" Kata Pak guru

"Alfa Pak" ucap ketua kelas

"Auhgh anak nakal itu" gerutu Pak guru

Ternyata tenohito tidak masuk hari ini.

"Dia pergi kemana ya, padahal tadi dia berangkat kok" pikirku

Beberapa menit kemudian

"Ok anak-anak waktunya tinggal 5 menit lagi, kalau sudah selesai silahkan kumpulkan didepan" kata Pak guru

"Ting tong ting tong"

"Jam pelajaran sudah selesai silahkan kumpulkan, emh miku bantu bapak bawakan kertas ulangan ini ke Kantor ya"

"Iya Pak"

Entah kenapa pikiran ku dipenuhi oleh tenohito, selama ulangan tadi juga aku tidak fokus. Aku takut hal yang buruk menimpanya.

"Silahkan simpan disini saja miku, terimakasih yaa" ucap Pak guru

"Iya Pak Sama-sama"

Saat aku hendak kembali ke kelas aku melihat sesuatu dimeja wali kelasku yang kebetulan dekat dengan meja bapak fisika.

"Inikan biodata tenohito"pikirku

Selembar kertas itu kemudian aku pandangi lekat-lekat.

"Ohh jadi ulang tahun hito tanggal 13 April, ehh tunggu tunggu hari ini kan tanggal 13 April, jadi hari ini hito ulang tahun?" Pikirku

Akupun bergegas kembali ke kelas.

Aku sama sekali tidak tahu tentang hito, yang aku tahu dia hanyalah pembuat onar disekolah. Aku bahkan tidak tahu hari ini adalah hari ulang tahun nya.

"Apa mungkin dia merayakannya dengan keluarga nya,apa Karena itu dia tidak masuk sekolah ya" pikirku

"Ehh mikuu" ucap arin

"Ehh iyaaa?" Ucapku

"Pulang sekolah nanti Kita nongkrong yuk Di cafe depan gapura" ajak arin

"Emm kayaknya aku gak bisa deh, hari ini aku ada sedikit urusan" tolakku

" Yahh padahal Kita udah lama gak nongkrong loh miku" ucap arin

"Maaf ya mungkin lain kali deh" ucapku

"Yaudah dehh gapapa" kata arin

Karena ini hari ulang tahun nya aku akan memberikan kue untuknya. Meskipun kami baru saling kenal tapi bagaimanapun dia adalah suamiku.

Diperjalanan pulang sekolah aku mampir ke toko kue Malika.

"Ehm hito suka kue apa ya" ucapku

Setelah melihat-lihat sekelilingku aku menemukan kue yang mungkin cocok hito, kue itu terlihat sederhana dengan balutan krim coklat dengan toping kepingan coklat.

"Ok aku akan beli yang itu" ucapku

Dijalan pulang aku melihat sekelompok orang berkelahi, lokasinya tidak jauh dari toko kue tadi. Dan mereka mengenakan celana sma. Entah apa penyebab mereka berkelahi tapi perkelahian itu tampak serius. Sampai ada yang berdarah.

" Astaga kasihan sekali anak itu, lihat hidung nya berdarah" ucap seorang warga

Semua orang yang melihat kejadian buru-buru menjauhi tempat itu, karena mereka takut terkena amukan mereka. Anak yang tadi hidungnya mimisan semakin terpojokan kondisinya pun semakin lemah. Aku tidak bisa melihat anak itu dengan jelas karena ia menutupi dirinya dengan hoodie berwarna merah dan topi hitam. Perkelahian itu berlangsung satu lawan empat, jelas sekali anak yang memakai hoodie merah akan kalah, bahkan sekarang kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk melawan lagi. Kemudian Salah satu orang mendorong-dorong anak itu hingga terjatuh lalu Salah satu orang lagi meninju wajahnya hingga anak itupun terkapar. Melihat kejadian itu warga pun berdatangan menolong anak dengan hoodie merah itu, Dan empat orang yang menghajar anak itu melarikan diri. Karena rasa penasaran akupun berlari kelokasi anak ber hoodie merah itu. Saat itu seorang warga mencoba membantu dengan pertolongan pertama. Saat hoodie dan topinya dilepas oleh warga itu, kaki ku langsung lemas.

"Hi-hi hitoo" jeritku

Aku langsung mengguncang-guncang tubuhnya berharap dia akan bangun.

"Siapapun telpon ambulan" ucap warga yang mencoba memberikan pertolongan pertama pada hito.

Tidak lama kemudian ambulan pun datang.

"Apakah kamu temannya?" Ucap seorang warga

"Iiyaa" ucapku

"Ayo masuk kedalam Mobil"

Diperjalanan menuju rumah sakit aku tidak berhenti menggenggam tangan hito. Hito masih juga belum sadarkan diri, kepalanya berdarah, pipinya biru.

"Hito bangun hito bangun" kataku

"Sepertinya dia terluka didalam" ucap seorang petugas

"Pak apakah dia akan baik-baik saja?" Tanyaku

"Jika luka dalamnya tidak parah dia baik-baik saja" jawannya

Saat tiba di rumah sakit hito pun langsung dibawa ke ruangan ugd.

"Maaf anda tidak diperbolehkan masuk" ucap seorang suster

Pikiranku sangat kalut saat itu, aku tidak terpikir untuk menelpon siapapun yang aku pikirkan hanyalah hito. Apakah dia baik-baik saja atau apakah dia harus dioprasi, Karena petugas didalam mobil bilang hito terluka didalam. Aku sangat gelisah tidak bisa diam, aku mondar-mandir di lorong yang berbau alkohol itu. Tak lama kemudian dokterpun keluar.

"Apakah anda keluarga nya?" Tanya dokter

"Ahh iya sayaa kakaknya" jawabku

"Dia baik-baik saja, untungnya luka dalamnya tidak terlalu parah" jelas dokter

"Syukurlah terimakasih dokter terimakasih" ucapku

"Silahkan selesaikan dulu pembayaran dibagian administrasi" ucap seorang suster

"Ahh iyaa" jawabku

"Untung saja orang tua hito memberiku kartu kreditnya, jadi aku tidak perlu menelpon siapapun" pikirku

Setelah menyelesaikan administrasi akupun langsung menemui hito. Dia terbaring dengan infus ditangannya dan luka memar diwajahnya. Entah kenapa melihat hito seperti itu membuatku menangis rasanya hatiku sangat sakit. Akupun menangis sambil memegang tangannya. Dan tanpa sadar akupun ketiduran. Saat aku terbangun hito pun sudah sadar.

"Hi-hito, kau sudah sadar" tanyaku

"Emm sampai kapan kau akan memegang tanganku?" Tanya hito

"Ahhh maaf maaf aku gak bermaksud" ucapku

"Bagaimana kamu bisa berakhir disini denganku?" Tanya hito

"Ceritanya panjang nanti akan aku jelaskan dirumah, untuk saat ini kamu gak boleh banyak ngomong" jawabku

"Emm apa ibu tahu aku ada dirumah sakit?" Kata hito

"Tidak ada yang tahu selain aku, saking paniknya aku tidak terpikir untuk menelpon siapapun" ucapku

"Ahh syukurlah" gerutu hito

"Karena kamu sudah sadar aku akan membeli makanan" ucapku

Karena terlalu khawatir tentang hito aku jadi lupa aku belum makan dari sore tadi.

"Pantas saja perutku keroncongan ternyata dari tadi aku belum makan" kataku . Akupun pergi kesupermarket membeli makanan. Aku membeli roti, minuman, dan makanan ringan lainnya.

Diperjelas pulang menuju rumah sakit, aku baru ingat ini adalah hari ulang tahun nya. "Untung saja tadi kue nya aku simpan diluar ruangan hito" pikirku

Saat sudah sampai aku memasangkan lilin-lilin diatas kue itu dan aku menyalakannya. Aku buka pintu dengan sangat sangat pelan Dan,

"Happy birthday hito happy birthday hito happy birthday happy birthday, happy birthday hito" ucapku

"Kamu ngapain?" Tanya hito

"Aku sedang nerayakan ulang tahun kamu" jawabku canggung

"Kamu gak suka yaa?" Tanyaku

"Engga bukan gitu, cuman aneh aja seorang cewe ngasih kue kayak gini ke aku" ucap hito

"Emm kalo gitu make a wish dulu terus tiup lilinnya ya" kataku

"Ahh ok ok, huhhhhhh" ucap hito

"Yeeeeeeay, happy birthday hito" kataku

"Eh tapi kok kamu bisa tahu ulang tahun aku sih?" Tanya hito

"Kamu banyak nanya yaa" jawabku

"Yeee Kan Aku penasaran" kata hito

"Makan aja nih kue daripada banyak nanya" kataku

"Apaan sih kamu hahaha" ucap hito

Untuk pertama kalinya aku melihat hito tersenyum, jujur saja saat itu aku melihat hito yang lembut, bukan hito yang selalu cemberut. Dan kami pun jadi selangkah lebih dekat satu Sama lain Karena kejadian itu. Kami pun berbincang hangat sampai malam, tidak sampai kami tertidur. Begitulah hari ini berlalu, hari pertamaku hidup dengan tenohito. Rasanya? Seperti menaiki roller coaster.