"Pagi Bun"sapaku lalu ikut duduk di meja makan bersama Bunda.
"Eh pagi senja, tumben cepet bangun"jawab Bunda. Aku akan bangun pagi, karena hari ini hari pertamaku di sekolah baruku.
"Maaf ya Senja, tadi katanya Ayah gak bisa nganterin kamu karena ada urusan penting lagi"ucap Bunda sambil beres-beres didapur.
Aku menggeleng pelan, "Gapapa Ma, lagi pula aku udah SMA bukan anak SD lagi". Aku kemudian berangkat kesekolah sendiri dengan angkot. Aku tahu itu hanya bualan ayah saja, aku kasihan pada bunda. Bunda terlalu percaya pada ayah.
"Pagi anak-anak, kali ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Singapura" ucap seorang guru yang memperkenalkanku didepan kelas.
Ya aku baru saja pindah dari singapura karena Bunda sudah tidak tahan dengan perlakuan tetangga kami disana dan tujuan lain kami pindah kesini karena ingin kembali bertemu dengan keluarga kami juga dsisini.
"Perkenalkan namaku Senja Akyan, lebih akrab di panggil Senja. Aku pindah kesini karena Ayahku pindah tugas"aku mengarang cerita agar tak banyak yang bertanya tentang tetangga aneh itu.
"Senja silahkan duduk di kursi mana saja yang kosong"ucap guru itu. Aku memilih duduk dikursi ujung belakang dekat jendela agar lebih tenang.
Hari-hariku lancar seperti biasa dan sesekali ada siswa lain yang datang dan menyapa.
Bel istirahat berbunyi. Kelas kosong. Lengang menyisakan aku sendiri,
"Eh. Ada orang cupu baru nih, tapi bagus sih dari singapur, banyak duit nih kayaknya, bagi lah!!"seorang barbar datang dari luar diikuti beberapa orang yang mungkin bawahannya.
Seperti pada sekolah umum biasanya, ada saja orang yang berperilaku barbar seperti ini.
Aku tak ingin mencari masalah dan mencoba keluar kelas dengan tenang.
"Heey!! Kok lu ngacangin gua? Nantangin lu? Masih murid baru juga"ucap orang yang mungkin ketua geng itu.
"Udahlah Taf, jangan suka gangguin orang deh, lu ngerusak hari-hari pertamanya sekolah disini. Kenalin, gua Reynal panggil aja Rey"ucap seseorang datang dari luar sambil mengulurkan tangannya.
mengajak bersalaman "Senja" jawabku singkat sembari menjabat tangannya.
"Kantin kuy"ajak Rey, aku menggeleng "aku gk laper".
"Dari pada disini sendiri? Ikut aja. Gua kenalin temen-temen gua, sekaligus gua temenin keliling sekolah"ajaknya sekali lagi memaksa. Aku tidak bisa menolak lalu akhirnya mengangguk pelan.
"Woi!! kenalin nih Senja"ucap Rey memanggil teman-teman mereka, "Senja, kenalin ini Arga, Atta, Disal, dan Mob"ucapnya sambil menunjuk dan memperkenalkan teman-temannya satu persatu.
Dan akupun menjabat tangan mereka satu persatu "Senja"ucapku. Mereka bersahabat, dan ternyata mereka satu kelas denganku. Aku tidak terlalu memperhatikan siapa saja teman sekelasku, karena kupikir takkan ada yang berteman denganku.
Bel masuk berbunyi, kami segera menghabiskan makanan kami dan menghentikan cerita. Bergegas masuk ke dalam kelas. Pelajaran Sejarah, aku tidak terlalu suka dengan pelajaran ini. Tapi gurunya baik dan ramah, membuatku ikut memperhatikan pelajaran.
***
Dan sekarang sudah hampir genap 2 tahun sejak saat itu. Kini kami dekat dan sangat akrab, bahkan seperti saudara. Kami selalu bercanda tawa bersama, tanpa terasa hal yang paling menakutkan bagi pelajar kelas 12 seperti kami pun tidak lama lagi akan datang, UN. Dan kami merencanakan untuk belajar bersama untuk menghadapi ujian dibantu dengan adanya Disal dan Atta yang pintar, mereka berdua pernah mengikuti OSN hingga tingkat Nasional mewakili provinsi, jadi bisa membantu dalam kegiatan belajar bersama nanti.
Kami sudah berkumpul di perpustakaan dan akan memulai belajar bersama.
"Gua ikut dong"ucap seseorang yang suaranya sudah tidak asing ditelingaku ya Rintaf orang yang menggangguku ketika pertamakali masuk kesekolah ini, beneran? Dia ingin ikut belajar? Setahuku dia cuman tahu olahraga dan mengusik orang, tapi baguslah dia berniat belajar. Batinku.
"Lu gk usah sok belajar deh, paling juga nanti nyontek"ketus Mob
"Eh, kampr*t lu ada masalah sama gua? Klo ada bilang. Kita gelud. Bagus gua mau belajar any*ng"jawab Rintaf emosi. Ya kami semua tahu kalau Rintaf orangnya gampang emosi tapi entah apa yang dipikirkan Mob.
"Udahlah Mob, biarin Rintaf ikut, bagus dia udah ada niatan belajar"Rey menengahi.
"Coba aja cewek yang ikut, kan lebih seru"ucap Mob. Mob itu pria yang enerjik tetapi mesum.
"Arga?"panggil Mob,
"Hmm?"Arga menjawab sambil mengambil beberapa buku dari tasnya,
"Lu kan popurel, banyak adek kelas yang ngefans ama lu, lu ajak kek satuuu aja nemenin gitu biar gk hambar"ucap Mob memasang wajah mesumnya. Tak ada yang menghiraukan. Semua sudah mulai belajar, sesekali bertanya pada Disal dan Atta kalau ada sesuatu yang tidak dimengerti.
Sudah hampir 3 jam kami di sini, yang lain sudah terlihat bosan, terutama Rintaf. Dia sama sekali tidak tenang, ingin sekali bebas dari pelajaran yang begitu banyak dan menggunung. Hanya Atta dan Disal yang tetap fokus belajar, Aku juga sudah mulai bosan dan pergi mencari beberapa novel di rak buku perpustakaan sebagai penghibur.
Tapi ketika aku mencari novel yang bagus, aku melihat buku aneh yang sekilas bercahaya seperti menarikku untuk mengambil dan membacanya. Buku berdebu, berwarna gelap dan hanya ada tulisan MANUSIA di sampulnya