Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

witch school

Wada_Amani_zaman
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.7k
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - perjalanan

suara mobil menderu. angin menyentuh lembut pipi ku dan aku terbangun di dalam mobil, dikelilingi hadiah kemudian aku mendengar suara ibuku "natasya kau sudah bangun?" tanya ibu. dengan setengah sadar aku balik bertanya "ini hadiah dari siapa?" sambil melihat bunga yang ku pegang selama tertidur. "itu dari saudara mu". di atas bunga tersebut terdapat tulisan yang bertuliskan 'hakuna matata natasya' aku hanya menatap bunga merah muda yang indah dan harum itu.

ayah ku sedang menyetir dan membawa ku menuju hadiah terbesar, ibu tidak memberitahu ku sedikit pun tentang hadiah nya, saat itu aku berumur 12 tahun dan mereka benar benar ingin memberi ku kejutan. "ayah, apakah masih lama?" tanyaku tidak sabar. "sebentar lagi". itu adalah QandA ke 6 yang sama antara aku dan ayah. ayah slalu mengatakan sebentar namun apa bukti, yang kulihat hanyalah pepohonan dan tidak ada rumah sama sekali, hanya ada beberapa patung terlintas.

beberapa saat kemudian, mobil tak lagi melaju. "ada apa? kenapa berhenti?" tanyaku, kemudian aku melihat ke depan dan ternyata terdapat patung yang lumayan memyeramkan di tengah jalan yang menyebabkan kami tak bisa melewati nya. "apakah kita kesasar?" tanya ibu. "kurasa tidak" jawab ayah. "aku pikir sebaiknya kita kembali" ucapku sedikit takut. jam tangan ku menunjukkan pukul 4, kami di kelilingi oleh pohon dan jalan di halangi oleh patung seram yang menyeringai. "ayolah, kenapa takut begitu? kita lanjut jalan kaki saja, sebentar lagi juga sampai" kata ayah. "ayah mu benar sayang, mari sini" sahut ibu mendukung ayah sembari menarik tanganku.

aku hanya mengikuti mereka dan melihat sekeliling. "lihat! apa itu? mengapa ada rumah di sini dan kenapa banyak sapu?" kata kata ibu membuat ku penasaran dan segera memalingkan wajah ku ke rumah tersebut dan benar apa kata ibu, ada banyak sapu menggantung rapih seperti sapu terbang milik penyihir di film film. "ayah, ibu ayolah kita pulang saja" ajak ku sambil menarik tangan mereka. "mungkin saja itu rumah penyihir dan sapu itu adalah sapu terbang milik mereka" lanjut ku, namun mereka hanya tertawa, menurut mereka kata kata ku hanya bualan. "penyihir itu tidak ada sayang" kata kata ibu tidak membuat ku berhenti memaksa untuk pulang. "meski begitu ayo kita pulang saja" paksaku.

kulihat ayah mulai memasuki area rumah tua menyeramkan itu. "hei lihat lah apa yang ku temukan!" kami mendekati ayah dan melihat ada tulisan aneh di pintu rumah tsb. pikiran ku terus menuju film penyihir "mungkin saja itu mantra" ucapku dan lagi lagi mereka menganggap itu bualan. TOK TOK TOK "halo" ucap ayah ku sambil mengetuk pintu rumah, entah apa yang ada di pikiran ayah, namun ibu tidak menghentikan ayah dan aku pun juga. aku takut namun penasaran sekaligus ingin membuktikan bahwa penyihir itu ada. tidak ada jawaban kemudian ayah mengintip melalui jendela, aku mengikuti nya, yang kulihat di dalamnya terdapat single sofa, meja dan terdapat buku di atasnya, serta karpet. semuanya terlihat tua dan berdebu.