" Apa aku akan tunangan ?? " Aisyah terkejut dengan ucapan kedua orang tuanya.
" Iya Aisyah, dia pemuda yang baik dan berpendidikan, sekarang dia mengajar di sebuah unversitas dan juga ia lelaki dewasa dan sangat tampan " kata ayah aisyah meyakinkin putrinya.
Aisya menoleh ke arah mamanya dan wanita separuh baya itu hanya tersenyum dan mengelus tangan aisyah.
" mama apa ayah bersungguh sungguh dengan ucapannya ?" dengan sedikit terkejut aisyah bertanya kepada mamanya
" iya Aisyah, dia masih kerabat dekat ayah mu nak dan mereka dari keluarga yang baik baik" kata mama aisyah lembut
" Ayah kenapa secara mendadak gini, aku kan baru kelas satu SMA yah " kata aisyah shok
" Tidak apa-apa aisyah, ayah sama mamamu dulu juga menikah mudah tunangan waktu kami masih kecil dan menikah setelah lulus SMP "
"itu kan dulu sangat beda ayah, dulu sama sekarang, lagian aku sekarang masih Kelas satu SMA " kata aiysah tak mau kalah
" Aisyah ini hanya pertunangan bukan menikah, kamu masih akan melanjutkan sekolah mu"
" tapi yah.... "
" Baiklah terserah dirimu, iya atau tidak ayah tak memaksa tapi ayah dan mama mu berharap kamu akan menerimanya, karena kami ingin yang terbaik untuk mu " kata ayah aisyah dengan mimik kecewa
hati aisyah luluh melihat wajah sedih kedua orang tuanya, dia sangat menyayangi kedua orang tuanya , ia tak ingin mengecewakan mereka meski hatinya sudah memilih orang lain dalam hidupnya, tapi ia yakin pilihan kedua orang tuanya pasti yang terbaik untuknya.
" Ayah mama jangan sedih, baiklah Aisyah akan terima apapun keputusan kalian selama itu baik untuk ku, dan aku percaya kalian " ucapnya lirih.
kedua orang tua aisyah tersenyum bahagia dengan jawaban putrinya, mereka tahu aisyah tak kan pernah mengecewakan mereka. Aisyah anak pertama mereka,aisyah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan lemah lembut,tak pernah sekalipun membantah kedua orang tuanya, Aisyah tinggal di asrama semenjak lulus dari sekolah dasar, tinggal di asrama adalah keinginannya sendiri, ia memeliki satu orang adik laki laki bernama Vendi dan satu adik perempuan bernama Elif.
setelah kedua orang tua Aisyah pulang dari asrama Aisyah, jantung aisyah berdebar dan tangannya gemetar, ia langsung ke tempat telpon umum di asramanya, ia menekan tombol no handphone yang sudah sangat di hapalnya dan tersambung.
" Hallo "
" Kak ...." kata aisyah lirih
" Adik kenapa ? " kata pria di sebrang telpon dengan perasaan cemas
" Tidak apa-apa hanya ingin menghubungi mu saja "
" waawwww kangen ya "
" Mmmmmm ... ya "
" kakak juga merindukan mu dik, bagaimana kabar mu?"
" Baik kak "
" baguslah dik, tak sabar kakak ingin melihat mu di peraimpangan jalan menuju sekolah mu"
aisyah tersenyum mendengarnya, tempat mereka bertemu hanya di persimpangan jalan menuju sekolah aisyah,mereka hanya menyapa dengan senyuman dan anggukan kepala,karena peraturan asrama tidak memperbolehkan anak putra dan putri untuk bertemu, romi tinggal di asrama putra,asiyah mengenal romi sewaktu acara ulang tahun sekolah mereka di SMP satu tahun yang lalu.
" kak aku rindu " lirih aisyah
" Sabar lah dik setelah Lebaran ini kakak akan ke rumah mu bersama orang tua kakak dan sekalian pergi ke orang tua mu " kata pria itu semangat, Aisyah sakit mendengarnya " akankah itu terjadi " Batin aisyah sambil meneteskan air matanya.
" Baiklah kak aku akan tutup telponnya ya " kata aisyah sedih.
Aisyah pergi ke kamarnya ia melangkah dengan berat, ia bingung dan sedih ia tak tahu harus apa, apakah keputusannya sudah benar untuk menuruti ke inginan orang tuanya, atau akan memilih Romi kekasihnya dan memperjuangkan cinta mereka, kepalanya pusing dan sakit entahlah ia bungung apa yang akan ia kerjakan setelah ini.
dua minggu lagi ia dan seluruh teman teman asramanya akan pulang ke kampung halamannya masing masing, setiap liburan asrama aisyah akan semangat untuk pulang, entah mulai beberapa jam yang lalu ia merasa ingin lebih lama lagi tinggal di asrama.