Hari begitu cerah ,wajah wajah senang bertebaran akan tetapi terselip wajah murung di antara cerianya hari , abhay berjalan lemas menuju ke belakang kantin lalu dia bertemu bancar dan Alan di kantin
" Wey.....bhay " sapa Alan dengan melambaikan tangannya
Abhay hanya menoleh sambil terus berjalan
Lalu Alan bertanya kepada bancar
" Abhay ngapa car ?..." Tanya Alan
" Nggapapa dia cuma lagi selek sama Tarisa " jawab bancar sambil meminum es nya
" Loh... Perasaan kemaren Bae aja " kata Alan
" Iya kemaren Bae sekarang kaga " saut bancar
" Iya tau gw " kata Alan dengan malas lalu berjalan menyusul abhay
Mereka hanya duduk bersama dan membicarakan hal tak penting
* * * * * *
Classmeeting Masih berlangsung, tapi hanya di dalam sekolah karena kejadian kemarin di lapangan di adakan pertandingan sepakbola lalu Alan dan Bancar mengajak abhay untuk menonton pertandingannya mereka berdiri di dekat lorong menuju kantin untuk menonton pertandingan , abhay memang di sana untuk menonton pertandingan akan tetapi abhay sama sekali tidak memperhatikan pertandingan melainkan mencari-cari keberadaan Tarisa walau hanya untuk sekedar melihat wajahnya tapi abhay tidak menemukan nya , dia berjalan sedikit sambil melihat ke sekeliling lalu dia melihat Arumi yang hampir terkena bola karena Abhay berada dekat dengannya abhay Langsung berdiri di depannya dan menggantikannya terkena bola ,lalu Abhay mengambil bola tersebut dan melemparkannya ke arah orang yang menendang bola itu dan mengenai wajahnya , orang itu merasa kesal tapi dia hanya bisa menyimpan dendam karena tidak berani untuk membalas abhay ,lalu Abhay langsung berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun
" Bhay.... Lu nggapapa " tanya Arumi
Abhay bahkan tidak menoleh dan hanya melambaikan tangannya sambil terus berjalan
" Pliiss deh.... Li pikir siapa yang lu tanya " kata bancar
" Lahh.. lu nyambung aja lu " Saut Arumi
Abhay tidak sadar bahwa tarisa sedang memperhatikannya dari kejauhan,
Bel sekolah berbunyi tanda waktu untuk pulang sekolah lalu Abhay dengan cepat menuju ke depan gerbang dan berdiri mematung menunggu Tarisa dan beberapa saat kemudian Tarisa lewat untuk pulang tapi saat melihat abhay berdiri langkahnya pun terhenti dia berdiri tepat di depan abhay berdiri , abhay melihatnya dan begitupun Tarisa , abhay tiba-tiba terdiam seolah tak bisa berbicara ,semua kata yang telah di persiapkan abhay seketika lenyap dari kepalanya , lalu Tarisa melanjutkan berjalan dan melewatinya tapi tangannya abhay bergerak dengan sendirinya dan memegang tangannya dan membuat langkahnya terhenti lalu menoleh tapi tidak dengan abhay ,dia hanya menundukkan kepalanya lalu dia mendengar suara seseorang memanggil Tarisa , lalu Tarisa berusaha melepaskan tangannya dan abhay melepaskannya begitu saja dan Tarisa pun pergi meninggalkannya dan abhay Hanya bisa memperhatikannya dari kejauhan menghampiri seorang lelaki yang menaiki motor lalu Tarisa pulang dengannya , abhay berdiri mematung dengan rasa kesal yang membara lalu dari belakang ada yang menepuk pundaknya dan ternyata itu adalah bancar dan Alan
" Sabar dah bhay ambil hikmahnya aja bhay..." Kata Alan sok bijak
" Eh bhay... Mending kita maen skuy .... Ngilangin bete." Kata bancar
Lalu abhay mengiyakan ajakannya untuk pergi , mereka pergi ke warnet untuk menghilangkan rasa kesal ,lalu saat mereka pulang saat itu sudah matahari sudah terbenam hari sudah gelap , mereka berjalan di sebuah jalan yang hanya di terangi lampu jalan lalu mereka sampai di sebuah pertigaan tapi langkah mereka terhenti saat abhay melihat ada kumpulan orang yang berjalan mendekatinya lalu Abhay menoleh ke jalan lainnya dan di sana pun abhay melihat ada orang mengarahkan sebuah tongkat kayu ke arahnya
" Bhay kita di kepung bhay.... Di belakang ada juga tuh .." kata Alan
Abhay Hanya berdiri menunggu mereka mendekat ,dan saat mereka mendekat bancar bertanya
" Maksudnya apa ni..."
" Masih inget sekolah yang lu bikin rusuh ..... Kita bakal bikin perhitungan ..... pertama elu nanti temen lu trus sekolah lu mungkin ntar cewe yang kemaren sama lu "
"Jangan coba-coba lu sentuh dia " saut abhay
" Coba larang gw kalo bisa "
Abhay langsung melancarkan pukulannya dan mengenai wajahnya dan membuat keadaan menjadi kacau ,semua menyerang mereka , mereka terus melawan walau tau akan kalah beberapa orang telah terjatuh dan tidak kuat lagi untuk bangkit lalu tak lama Alan terjatuh dan Bancar membantunya untuk pergi
bancar membawa Alan menjauh sedangkan abhay sedang melampiaskan kekesalannya tanpa peduli sekitar , beberapa bangian tubuhnya sudah berdarah tapi abhay terus menyerang sampai ada yang mengimbangi nya karena Abhay mulai kelelahan , abhay yang sudah melemah berusaha keras untuk tetap berdiri lalu dari depannya ada yang menghantamkan sebuah balok kayu dan membuat abhay terkapar lalu bancar berlari dan menolong abhay dia berkelahi dengan menggunakan silat yang sudah dia pelajari , abhay bangkit tapi itu tidak ada artinya karena mereka di keroyok banyak orang , bancar terkena pukulan balok yang cukup kuat di bagian belakang leher lalu ia terjatuh berlutut sambil memegang bagian belakang lehernya lalu terjatuh dan pingsan , abhay hampir terkena hantaman balok tapi dia menghantamkan balok tersebut dengan tangannya dan membuat balok itu terpental tapi abhay terkena pukulan dari belakang abhay terjatuh dan terkena hantaman balok sekali lagi dan membuat lemas tak berdaya lalu perlahan menutup matanya .
* * * * * * *
Abhay terbangun dan menyadari bahwa dirinya sudah ada di sebuah kamar di rumah sakit , abhay berusaha bangkit lalu seorang perawat menghentikannya
" Jangan bangun dulu ... Badan kamu memar semua "
" Tapi ... Mba tau temen saya ga ?..." Tanya abhay
"Ohh.... Mereka ada udah bangun"
Abhay menghela nafas lega dan tidak lama
sementara itu Alan dan Bancar sedang asik bersantai di kantin lalu Arumi mendatangi mereka
" misi kak ...kamarnya abhay di mana ?..." tanya Arumi
" lohh.. kok lu di sini ?" tanya bancar dengan sedikit terkejut
"Emang kenapa ?.... gw yang ngabarin dia " saut Alan dengan santainya
"emm kak.... kamarnya abhay di mana ya ...." tanya Arumi lagi
" kan ada resepsionis .... tanya aja sana gw ga tau soalnya" jawab Alan
lalu Arumi pun pergi untuk bertanya pada resepsionis.
" aduhh lan ... kenapa lu kasih tau si " kata bancar
" emang kenapa ?... bukannya dia Deket Ama abhay " saut Alan
" tapi kan gw udah ngabarin Tarisa ...." kata bancar
" yaudah si belom tentu Dateng kan ...." saut Alan .
kemudian Arumi berhasil menemukan kamar tempat abhay di rawat
" Eh bhay.... Lu kenapa sihh?..." Tanya Arumi
" Gw denger lu abis di keroyok ya ?..." Lanjut Arumi
" Eeee ... Gitu deh..." Saut Abhay
Di sisi lain Tarisa yang sudah mendapatkan kabar tentang Abhay dari bancar merasa kawatir dan ingin menjenguk nya tetapi kakaknya melarang nya keluar rumah kecuali bersama salah satu bawahannya
" Masa Mao jenguk abhay bawa dia sihhh... Ntar ketauan dong .... " Gumam Tarisa dalam hatinya