Chereads / barbarian boys / Chapter 18 - awal mula konflik

Chapter 18 - awal mula konflik

Hari mulai petang dan angin berhembus kencang ada tiga pihak yang saling berhadapan yaitu abhay, Bayu,dan bawahan Ilham

" Apa apaan ni ?..... !" Teriak Bayu dengan wajah yang begitu kesal

Abhay hanya diam dan bersiap dengan kemungkinan terburuk

" Ga ada urusannya sama lu "

" Ehh... Bangsat ini wilayah gw dan yang lu kejar ini temen gw " kata Bayu dengan nada tinggi

" terus kenapa kalo dia temen lu....."

Eh.. bangsat... Cari ribut lu " Bayu yang kesal langsung menghampirinya dan ingin menghajarnya tapi abhay menghentikan langkahnya dan berkata

" masalah ini lebih gede dari yang lu tau "

" Bodo amat ..... Dia usik temen gw .... Gw hantem palanya " saut Bayu dengan kesal

" Ga usah sok jagoan dah ..... lu itu cuma sekumpulan pereman kampung "

" Terus elu apa ?.... Pereman komplek? " Saut Bayu

" Jaga omongan lu "

" Ngapa ga suka dibilang preman " saut Bayu

" Yang pereman itu elu bukan gw "

" Ahh bacot lu bangsat " Bayu langsung menyerangnya dan yang lain mengikutinya ,dua kubu itu pun saling serang dengan tangan dan kaki mereka dan menyebabkan kericuhan ,

Abhay sebenarnya tidak ingin berkelahi tapi dia tidak tahan ingin membantu dan akhirnya abhay pun ikut berkelahi walaupun dia tidak tau mana teman dan mana lawan nya di hanya menyerang orang yang menyerangnya secara asal ,

Hingga pada akhirnya bawahan Ilham berhasil di pukul mundur dan pergi meninggalkan abhay bersama Bayu dan gerombolannya

" Mereka siapa si..... " Tanya Bayu dengan terengah-engah

" Gw kira lu tau ... Kan lu bilang lu tau kalo gw punya masalah " saut abhay

" Iya tau gw..... Tapi gw ga tau mereka siapa " balas Bayu

" Hhmmm... Mereka bawahannya Ilham , abangnya cewe gw " jawab abhay

" Lah..... Lu punya cewe ....." Kata abhay dengan sedikit terkejut

" Maksud lu apa...." Kata abhay dengan nada datar

" Dia pasti hebat bisa bikin lu suka Ama dia ...." Kata Bayu dengan sedikit tersenyum

" Yaa... Makasih udah bantu gw " kata abhay sambil berjalan pergi

" Bukan makasih yang gw Mao dari lu ....." Kata Bayu dengan memasang wajah serius

Abhay menghentikan langkahnya dan melihat ke arahnya

" Gabung sama gw " kata Bayu

" Gw ga Mao jadi bawahan lu ,.. lagian juga gw ada Ankal " saut abhay dengan santainya dan mulai berjalan pergi

" Gw bakal buat Ankal lu itu jadi bagian dari kami !!" Tariak Bayu

Abhay yang belum terlalu jauh hanya tersenyum mendengarnya.

* * * * * *

Ke esokan harinya Abhay pergi ke sekolahdan bertemu Tarisa dan yang lainnya mereka berniat untuk menonton lomba dan menyemangati Alan yang berniat ikut lomba sepak bola

" Eh.... Abhay Dateng juga " kata Tarisa sambil tersenyum

" Lagi elu Mao nonton nanti " saut abhay dengan nada malas

" Emang kenapa kalo gw nonton? .. " Tanya Tarisa

" Ya.. ya gw harus ikut lah " jawab abhay dengan santainya

" Kenapa gitu?.. " tanya Tarisa sambil tersenyum

" Hemmm..... Kenapa ya ....." Abhay bertanya pada dirinya sendiri

Tarisa meliriknya sambil tersenyum

" Karena gw ga Mao jauh jauh dari lu ..." Lanjut abhay sambil tersenyum

" Kumat ni ..." Kata Tarisa

" Apanya?.... Emang penyakit " saut abhay

" Iya penyakit, tiba-tiba jadi manis " jawab Tarisa sambil berjalan pergi

" Gw masih kalah manis kok Ama lu ...." Kata abhay sambil mengikuti Tarisa

" Oh ... Jelas " saut Tarisa

Lalu mereka berjalan ke kantin sambil menunggu tranportasi untuk lomba, dan di sana dia bertemu dengan bancar dan Nisa yang sedang duduk berdua , abhay menghampirinya dan duduk di sebelahnya lalu meminum es miliknya

" Yeh.... Ni orang " gumam bancar dengan malas

" Eh... Nisa apa kabar ?..." Tanya Tarisa dengan tersenyum manis

Abhay yang sedang minum tiba-tiba batuk karena melihatnya

" Eh... Kenapa bhay?...." Tanya Tarisa dengan kaget

" Keselek gw .. gara gara ngeliat lu " kata abhay sambil mengusap air di bibirnya

" Lu yang keselek gw yang di salain " saut Tarisa

" Makanya .... Lu keselek gara gara asal minum es gw ga bilang dulu lagi...." Kata bancar

Tarisa dan Nisa pun tertawa

" Yaelah lu car ..." Kata abhay sambil menepuk pundaknya

" Eh... Kalian Mao ikut nonton lomba ya ?." Tanya nisa

" Iya ni.... Lu ikut juga kan " saut Tarisa

" Iya ni nemenin Bancar .." kata nisa sambil tersenyum

" Alan mana ?.. " tanya abhay

" Dia kan lomba , pasti dia lagi siap siap " saut bancar dengan nada malas

Abhay hanya berkata "oh.." sambil meminum es milik bancar

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya tranportasi untuk lomba yang ternyata adalah sebuah metromini datang juga ,mereka Segera naik dan bersiap untuk berangkat , sesampainya di sana mereka sudah di sambut dengan tatapan yang tidak mengenakan tapi abhay tetap berjalan santai tanpa memperdulikan mereka dan terus menggandeng Tarisa lalu duduk di bangku pinggir lapangan yang sudah di sediakan untuk menonton pertandingan

Dari sana dia menunggu pertandingan sekolahnya sambil menonton pertandingan sekolah lain , abhay memperhatikan beberapa pemain bermain dengan kasar

" Wah... Gila maennya kasar " kata bancar

" Bahaya kalo dia lolos ke final " kata abhay

" Tapi bukannya tetep bakal Tanding sama sekolah kita ya ... Biarpun dia ga lolos , kan dia tuan rumah

" Lah... Iya ya " kata bancar

" Semoga aja Alan nggapapa dah .." kata Tarisa

Dan akhirnya pertandingan yang di tunggu-tunggu pun tiba dan Alan duduk di bangku cadangan , abhay merasa sedikit lega akan tetapi itu tidak bertahan lama , salah satu pemain dari sekolahnya mengalami cidera dan Alan di suruh untuk menggantikannya ,Alan pun ikut bermain di lapangan ,dia bermain cukup handal dan mencetak gol, hal itu membuat Alan menjadi incaran oleh pemain lawan tapi Alan sanggup menghindarinya , abhay yang melihatnya dari tempat duduknya merasa kesal dan ingin turun ke lapangan

" Bhay santai aja bhay ....." Kata Tarisa sambil memegang bahunya

" Sial ... Lama lama Alan kena kalo kaya gini terus " kata abhay dengan kesal

" Yaudah tunggu aja Alan kena biar lu bisa ngamuk di sana .." saut bancar

Abhay hanya tersenyum

Dan benar perkiraan abhay , beberapa lama kemudian kaki Alan tertendang sehingga membuat Alan terpental karena sedang berlari dan mengalami cidera di kaki kirinya abhay langsung bergerak tapi bancar menghalangi nya

" Biar gw aja bhay ..." Kata bancar dan mulai menuju lapangan

Alan merasa tidak terima dan menghampirinya

" Maksud lu apa maen kaya gitu?... Lu ga bisa maen bola ya ?..." Kata Alan berteriak

" Eh elu nya aja yang lembek ... Orang ga di apa apain juga "

" Eh lu kok konyol si..... Bukannya minta maaf lu.." kata Alan

" Kalo gw ga Mao ngapa ... Ga sen-..."

Kata katanya terhenti karena mendapat tendangan keras dari bancar sambil melompat sesaat setelah dia terjatuh temannya langsung menyerang bancar tapi bancar sudah belajar ilmu beladiri silat cukup lama sehingga dia bisa menangkis semua Serangan , walaupun begitu tetap saja bancar kewalahan karena banyak yang menyerangnya dan berusaha melerainya , abhay pun turun Tarisa tidak sadar karena terlalu sibuk memperhatikan ke ricuhan , abhay menuju ke lapangan tapi dia tidak membantu bancar dan Alan melainkan langsung menuju ke arah wasit yang telah curang tanpa sepatah katapun abhay melancarkan serangannya dan membuat wasit yang masih murid sekolah itu pun tersungkur lemas lalu Abhay menarik kerah bajunya dan berkata " kenapa lu diem aja dia maen kasar ?... bisa jadi wasit ga lu ?..... ga becus lu.." .

para guru berusaha menenangkan keadaan yang menjadi begitu ricuh .