Namaku Rangga Aditama, aku kelas 10 SMA;tepatnya 10 ipa 1. Sudah setengah semester aku di kelas ini, tak ayal aku sudah mengenal teman-teman dan guru.
15 desember 2026.
Aku pergi ke sekolah mengendarai sepeda motorku dengan tipe yang masih turbo200 ~ motor yang sudah ketinggalan jaman. Kunyalakan mesin motor seketika suara mesin motor yang halus terdengar. Perlahan melayang di udara kutarik gas motor; maju melintasi atap-atap rumah.
Sekolahku seluas 11 hektar, sangat luas sekali fasilitas di sana juga sudah termasuk yang paling lengkap; ruang olahraga, perpustakan, laboratorium, kolam renang, dan beberapa hal yang menunjang pekerjaan seperti ruang latihan menembak, ruang operasi dll. Seluruh lingkungan sekolah dilindungi oleh kubah yang dapat dibuka tutup memungkinkan jika ada acara-acara besar dan cuaca tidak mendukung kubah dapat digunakan tidak hanya itu kubah juga berfungsi untuk menanggulangi tindakan terorisme seperti pengeboman dll.
Aku memasuki kawasan sekolah dan langsung memarkirkan motorku di tempat parkir.
"Hey...Rangga!!!" Sahut seseorang yang tidak asing lagi bagiku.
"Oyy...apa ja?"
Dia Bahtera Puja mahesa, laki-laki sedikit gemuk, tapi jangan salah dia ahli beladiri silat.
"Tunggu gua dong..." kata Puja.
"Iya..gua tungguin, tumben kagak kesiangan, biasanya pas bel masuk bunyi lu baru datang" kataku enteng.
"Gini Ga. Gua mau nembak cewe harus siap-siap dulu dong..iyakan.."
"Iyain aja dah..."
Aku berjalan di lorong sekolah dengan cat berwarna hijau. Para robot membersihkan kaca, kelas dll. Jadi pada saat ini tidak ada yang namanya piket kelas, dan rasa memiliki lebih kurang terhadap kelas dan sering bersikap masa bodo.
Kelasku berada di ujung lorong, beberapa siswa terlihat sedang saling bertukar pesan dengan temannya dan berselfie ria.
"Pagi...!" Kataku dan Puja.
"Pagi... eh Ja sini gua mau cerita soal kemarin" kata Aisyah.
Siti Aisyah, perempuan ia aktif di paskibra. Walaupun banyak robot yang dapat digunalan tapi tetap pengibaran bendera tetap dilakukan oleh manusia agar negeri ini tetap ongat terhadap jasa para pahlawan.
Puja segera menghampiri Aisyah. Aku berjalan ke mejaku yang berada di banjar kedua barisan ketiga.
Aku duduk bersama Sopyan Saori dia selalu tidur di beberapa jam pelajaran seperti MTK wajib, MTK minat, Fisika.
Terlepas dari hal diatas ia sangat ahli dibidang agama.
"Ga..Rangga...!!" Sahut putra di sampingku. "Lu udah ngerjain tugas Pkn belum?"
"Udah..emang kenapa? lu belum ngerjain yak?"
Putra nyengir nampak bebas dari beban pikiran. "Gua liat yak...hehehe"
Aku merogoh tasku mengeluarkan buku coklat bertuliskan PKN di sudut kanan buku. Memberikannya kepada putra.
Putra Ardiansyah..dia otaku setengah wibu. Ia selalu datang pagi bukan untuk mempelajari materi pelajaran sebelum. Tapi malah menonton anime dan membaca manga doujin.
Tet...tet...
[Kepada para siswa-siswi diperkenankan memasuki kelasnya masing-masing karena pembelajaran jam pertama dan kedua akan segera berlangsung...]
Para siswa berbondong-bondong memasuki kelas. Kelas yang setengah kosong tadi, langsung terisi penuh.
"Angga...lihat berita kemarin gak?" Tanya Alvina.
"Emang ada apa?"
Alvina membuka papan transparan dan mengetuk papan itu. Tiba-tiba hologram pembawa acara muncul dan membawakan berita "bahwa kebocoran gas di daerah bogor tak terlalu berdampak besar terhadap lingkungan."
"Aku baca artikel itu kemarin, tapi kurasa itu akan berdampak sedikit" mengisyarat dengan tanganku.
"Aku juga berpikir seperti itu.." Alvina kembali ke tempat duduk.
Alvina silviani termasuk tipikal murid cerdas, yah aku bisa melihat dari sikapnya itu.
Set...nnnggggg....
Lampu di kelas mati. Murid melihat ke arah lampu yang mati.
"Aneh banget sih...mati lampu gila..!!" Kesal Awal.
"Kenapa emng lu Wal?" Tanya Puja.
"Gua lagi rank-match, gobl*k!" Balas Awal.
"Kalem dong lu!!, g usah ngegas."
"Udahlah jangan berantem klian pada, bentar lagi juga nyala" kata Ijah.
Puja dan Awal mengerti akan kondisi.
Nnnggh.....crest....
"Tuh kan nyala..."
[ Halo..!!, murid-muridku tercinta hari ini kita tidak akan belajar, tapi akan bermain permainan yang menyenangkan untuk beberapa hari..??atau bulan..???]
"Maksudnya apa sih tuh guru...anjir..??" Kata Bagus.
[Keamanan kubah diaktifkan mohon kepada siswa-siswi berada di kelas masing-masing]
Ngapain diaktifin tuh kubah kan kagak ada acara apa-apa?, tanyaku
Seluruh area sekolah berguncang akibat kubah di aktifkan.
[Anak-anak, duduk di kursi kalian masing-masing dengarkan baik-baik permainan yang akan kita mainkan. Ada kurang lebih 5 permainan dengan waktu yang ditentukan oleh sang pemenang itu sendiri. Permainan pertama adalah teka-teki, kedua pertaruhan, ketiga mencari barang, keempat survivel, terakhir....akan ku beri spesial.]
"Bohong ini mah...." kata Idrus.
"Mending balik yuk kagak belajar ini..."Khalik berjalan ke arah pintu.
Khalik berusaha membuka pintu besi yang dibuka oleh id card murid.
"Gak bisa anjir..."tukas khalik.
Khalik menendang pintu itu tapi hasilnya nihil.
[Kurasa 10 ipa 1 sudah tak sabar untuk memulai permainan, kalo begitu mari mulai permainan pertama "putar Balikan waktu di mana segitiga berjaya, dan persegi panjang yang mengeluarkan cahaya yang berkilau dibaliknya manusia dihukum atas dosa-dosanya.]
"Akh.... ngapain gua ngikutin nih permainan..., kagak ada seru-serunya." Kata Awal memasang headphonenya.
[Pemain yang tak ikut berpartisipasi akan menerima konsekuensinya.]
"Game gobl*k!!" Awal mengacungkan jari tengahnya ke arah cctv.
Tiba-tiba tubuh Awal berguncang kuat. Teman-teman yang berada didekat Awal menjauh takut hal yang sama menimpa mereka. Awal meronta-ronta kesakitan, ia memegang kepalanya.....dan...bushhh!!! Kepala Awal pecah darah menciprat kemana-mana. Semua pandangan nampak kosong tak bisa berpikir apa yang baru saja terjadi, kemudian barulah teriakan mulai memenuhi ruangan.
"Game macam apa ini??" Tanyaku.
"Angga... ini bukan perbuatan guru" kata Puja menepuk pundakku.
[Kalian sudah lihat apa yang baru saja terjadi? Aku dapat mengatur gelombang elektromagnetik yang ada di ruang kelas kalian dan memfokuskannya terhadap sesuatu]
"Gi...gi...gimana ki...ta bisa lolos dari sini" kata Shella dengan terbata-bata.
[Selesaikan gamenya.]
"Teman-teman sepertinya kita harus mengikuti katanya. Selesaikan game ini..!!" Kataku dengan lantang.
###########
Well hello reader hope you enjoy this story.